 |
| Nur (63), seorang pemilik indekos di Gunungpati. |
Laporan: Andi Saputra
SEMARANG | HARIAN7.COM – Nur (63), seorang pemilik indekos di Gunungpati, Kota Semarang, Jawa Tengah, kini terjerat kasus hukum setelah terbukti mengonsumsi daging kucing. Polisi menetapkannya sebagai tersangka dengan tuduhan penyimpangan hukum dan kekejaman terhadap hewan.
Pada jumpa pers di Polrestabes Semarang, Kamis (8/8/2024), Nur yang hadir mengenakan baju batik lengan panjang dan celana kain, mengungkapkan alasan di balik tindakannya yang kontroversial.
"Idenya dari saya sendiri, saya diabetes udah lama. Kucing itu kan daging kalori rendah jadi saya makan. Mau beli daging sapi atau ayam, enggak punya uang," ujarnya dengan nada tenang.
Menurut Nur, ia sudah melakukan kebiasaan ini selama sekitar 10 tahun. "Rasanya ya rasa daging, enak. Kucing di rumah kebanyakan, datang sendiri. Saya godok pakai magicom, biasanya 3 hari habisnya 1 kucing," tambahnya.
Nur mengaku hidup terpisah dari anak dan telah bercerai dari istrinya. Dengan usaha kos-kosan yang ia jalankan, Nur mengklaim tidak memiliki cukup uang untuk membeli daging sapi atau ayam.
"Pokoknya daging, enggak harus kucing, tapi kan daging sapi mahal," jelas Nur.
Kanit Tindak Pidana Tertentu Satreskrim Polrestabes Semarang, AKP Johan Widodo, menjelaskan modus operandi Nur, kucing yang dikonsumsi sebelumnya dibunuh dengan cara dipukul menggunakan senjata tajam di kepala, lalu dibakar untuk menghilangkan bulu sebelum dipotong dan dimasak.
"Modusnya adalah ketika bapak ini melihat kucing tidur disamperin, dipukul dengan senjata tajam punggung celurit ke kepalanya sehingga mati. Lalu dibakar untuk menghilangkan bulu, dipotong, dimasak, dan dikonsumsi," ungkap Johan.
Dalam kasus ini, polisi telah mengamankan barang bukti berupa senjata tajam, pisau, korek api, alat makan, dan sisa tulang kucing. "Ada kecap mungkin bumbu penyedap dan sisa tulang kucing yang kita temukan di sekitar TKP. Ini dibuang sama beliau di seputaran rumahnya dan kita jadikan barang bukti," tambah Johan.
.jpg)
