Iklan

Iklan

,

Iklan

Bak Air dan Minyak, Bisnis Masker Di Kota Salatiga Dulu Melejit Sekarang Sepi, Bayu: "Harus segera mencari strategi penjualan baru"

Redaksi
Rabu, 18 Mei 2022, 19:45 WIB Last Updated 2022-05-18T12:45:03Z
Penjual masker saat ditemui wartawan.


Laporan: Bang Nur


SALATIGA,harian7.com - Pandemi COVID-19 di tahun ke 3 ini mulai melandai di Indonesia. Banyak pelonggaran ditetapkan pemerintah Indonesia, termasuk pelonggaran kebijakan penggunaan masker.


Namun pasca diumumkannya terkait pelonggaran masker oleh Presiden RI Ir H Joko Widodo yang diberlakukan mulai hari ini 18 Mei 2022, masyarakat merasa lega dan menjadi kabar gembira karena itu tandanya pandemi ini mulai beranjak landai.


Namun kabar gembira itu juga langsung berdampak khususnya bagi pedagang masker. Salah satunya di Salatiga, para penjual masker mengaku omzet langsung merosot drastis pasca sehari setelah diumumkan.


"Sebelum ada aturan pelonggaran penggunaan masker, dalam sehari saya bisa menjual hingga lima lusin. Biasanya ramai pembeli itu saat jualan malam hari, tapi kemarin dan hari ini hanya laku satu lusin,"kata Agus Bayu alias Uuk "Miracle"  warga Tingkir, salah seorang penjual masker di Salatiga, saat ditemui wartawan, Rabu (18/5/2022) siang.


Bayu  mengungkapkan dengan adanya ketentuan tersebut, ia mengaku harus segera mencari strategi penjualan baru."Kemarin per hari bisa laku kotor kisaran Rp 3 jutaan, sekarang sangat jauh. Dulu bisa kulakan dua sampai empat kali per hari, sekarang belum sama sekali,"ungkapnya.


Menurut Bayu, Ia mulai 'membanting' harga agar masker yang dijualnya laku. Dalam kondisi normal, masker isi 50 dijual Rp 20.000, saat ini hanya Rp 15.000, masker Rp 15.000 dijual Rp 12.000, dan masker anak yang biasa Rp 15.000, dijual Rp 10.000.


 "Memang harga sengaja dimurahkan agar segera laku, terpenting menghabiskan stok dulu karena aturan tersebut tentu berdampak pada penjual masker,"jelasnya. 


Ditambahkan Bayu, masa pandemi ini sangat berat bagi dirinya, terutama soal perekonomian. Awalnya dia berjualan nasi goreng, Namun saat itu minyak goreng langka dan susah didapat, waktunya habis buat antre, dirinya jual nasgor  versi murah, satu porsi Rp 10.000. Apalagi juga ada aturan dilarang berkerumun dan pembelian dibawa pulang, akhirnya dia  beralih usaha jualan masker. 


"Saya berjualan masker baru sekitar lima bulan, setelah usaha kulinernya tutup.Kalau dibilang balik modal, ya sudah balik modal. Tapi harus berpikir kelangsungan usaha, agar anak istri tetap bisa makan,"tambah Bayu.


Menurut Bayu , dengan diterapkannya aturan pelonggaran penggunaan masker di tempat terbuka ini, membuat pendapatannya turun drastis. 


"Sekarang saya sedang  mencari ide untuk usaha lain,  Tapi saya tetap mendukung pemerintah dengan aturan-aturannya, yang penting usaha dan perekonomian segera bangkit,"terangnya.


Terpisah Sekretaris Daerah Kota Salatiga Wuri Pudjiastuti mengatakan, aturan pelonggaran penggunaan masker karena kasus Covid-19 kian terkendali. 


"Boleh lepas masker di ruangan terbuka, untuk dalam ruangan dan angkutan umum tetap menggunakan masker," tegasnya. 


Meski begitu, Wuri menyarankan masyarakat tetap memakai masker dalam aktivitas sehari-hari. "Apalagi kalau kondisi tubuh kurang sehat, lebih baik tetap memakai masker," paparnya.

Iklan