Oleh : Ady Prasetyo *
 |
| Penulis merupakan Kepala Biro / Wartawan portal berita online harian7.com Wilayah Exs. Karesidenan Kedu. |
OPINI, harian7.com - Dimasa pandemi Covid-19 seperti saat ini, masyarakat dihadapkan dengan berbagai aktivitas baru yang sangat membutuhkan jaringan internet. Kegiatan sehari-hari dari bekerja, belajar, bahkan berbelanja dilakukan dengan memanfaatkan teknologi digital.
Jaman dulu, internet hanya dipergunakan oleh perkantoran, namun kini telah banyak digunakan oleh sebagian besar warga masyarakat umum di seantero jagad, sehingga peningkatan penggunaan jaringan internet meningkat sangat signifikan.
Adanya jejaring internet dan ruang digital seperti sosial media kini mampu merubah perkembangan jaman dalam beberapa bidang bahkan bisa menciptakan kehidupan dan kematian.
Salah satu contoh, para pengguna bisa berpetualang melihat kabar tentang dunia seisinya, memanjakan diri dengan menikmati Aplikasi Video yang berbasis konten seperti Youtube, TikTok, Netflix, Game, TV kabel, hingga melakukan transaksi jual beli maupun lainya.
Namun perlu diketahui, adanya Aplikasi tersebut membutuhkan byte data yang lebih besar dibanding aplikasi berbasis teks biasa. Maka sangat perlu masyarakat diberikan pemahaman agar menggunakan internet seperlunya dan untuk hal-hal yang produktif serta mendidik.
Penggunaan medsos juga harus dibatasi untuk hal-hal yang positif serta menghindari berita hoaks, tidak asal mem-forward (informasi tanpa memverifikasi kebenarannya terlebih dahulu) agar bisa menggunakan internet dengan aman dan nyaman.
Dikutip dari berbagai sumber, pada pertengahan tahun 2021 ini pengguna internet di indonesia mencapai 202,6 juta jiwa. Jumlah ini meningkat sebesar 15,5 % atau 27 juta jiwa jika dibandingkan pada awal tahun 2020 lalu. sementara Total jumlah penduduk Indonesia sendiri saat ini adalah 274,9 juta jiwa. Artinya, penetrasi internet di Indonesia pada tahun 2021 mencapai 73,7 %.
Dari data tersebut juga diketahui alasan masyarakat dalam menggunakan internet yang pertama untuk berkomunikasi sebesar 26,9 %. Kemudian disusul bermedia sosial 24,7 %, mengakses hiburan 9,7 %, mengakses layanan publik 7,6 %, dan 4,8 % berbelanja online. (*)
