Iklan

Iklan

,

Iklan

 


PERAN GURU BIMBINGAN KONSELING PADA MASA PANDEMI UNTUK ANAK USIA DINI

Admin : Ady Prasetyo
Jumat, 25 Juni 2021, 17:33 WIB Last Updated 2021-06-25T11:03:16Z

 Oleh : Darmiatun*



Penulis : Mahasiswa INISNU Temanggung jurusan PIAUD

OPINI, harian7.com - Pendidikan Anak Usia Dini merupakan hal yang sangat penting sebagai dasar pembentukan karakter, akhlak dan kreatifitas. Sehingga anak- anak berhak mendapatkan pendidikan yang layak sesuai dengan perkembangannya.


Anak usia dini sendiri adalah anak yang baru lahir sampai usia 6 tahun dimana usia ini merupakan usia masa emas anak (golden age) yang sangat menentukan dalam pembentukan karakter dan kepribadian anak. Program pendidikan ditujukan untuk mengoptimalkan seluruh potensi pada 6 aspek pengembangan anak usia dini yang meliputi : Aspek sosial emosional, aspek agama dan moral, aspek kognitif, aspek bahasa, aspek fisik motorik baik kasar dan halus, dan aspek seni.


Di masa pandemi sekarang ini pemerintah mengeluarkan kebijakan yang mengharuskan manusia untuk menjaga kontak langsung dengan orang lain, didunia pendidikan agar kegiatan belajar mengajar terus berjalan solusi utama adalah dengan pembelajaran online dalam jaringan (daring) yang bisa dilakukan dirumah tanpa bertemu langsung antara guru dan peserta didik, dengan menggunakan peran tehnologi informasi yang ada sehingga diharapkan bisa menekan penyebaran virus Covid-19 ini. 


Dilihat dari Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 27 tahun 2008 tentang standar kualifikasi akademik dan kompetensi konselor (kemendikbud.go.id. diakses 1 November 2020), maka dimasa pandemi ini peran bimbingan konseling memiliki posisi yang sangat dibutuhkan oleh siswa dan orang tua, karena guru pembimbing atau konselor bertanggung jawab kepada peserta didik agar pembelajaran tetap berjalan dengan baik dan efektif meskipun melalui daring.


Didaerah pedesaan peran guru dalam pendidikan anak usia dini selain sebagai tenaga pendidik juga merangkap sebagai konselor atau guru bimbingan konseling untuk anak. Pada masa pandemi Covid-19 ini ada perubahan secara total dalam sistem pembelajarannya. Anak- anak tidak belajar secara tatap muka lagi dengan guru dan teman- temannya, melainkan diharuskan belajar dari rumah melalui online dalam jaringan (daring) atau disebut juga PJJ (pembelajaran jarak jauh) yang memberikan potensi terjadinya masalah- masalah baru yang akan dihadapi oleh guru, peserta didik dan orang tua  terutama untuk didaerah menengah kebawah. 


Maka peran bimbingan konseling sangat dibutuhkan  untuk menentukan solusi dari masalah yang muncul semasa pandemi ini. PJJ yang diterapkan pada masa pandemi Covid-19 ini cenderung berpotensi memberikan masalah yang lebih dari sebelumnya terutama bagi beberapa daerah pedesaan yang belum mengenal IT (Information Technologi), dalam hal ini dibutuhkan inovasi dari guru bimbingan konseling untuk membantu menemukan solusi dari masalah yang muncul dan tidak membuat masalah lebih jauh lagi.


Persoalan lain muncul adalah penurunan nilai karakter tiap siswa. Hal ini jelas terlihat dari cara komunikasi ke gurunya dan kesediaan siswa menaati perintah saat diberikan materi, tugas dan laporan orang tua tentang sikap anak selama dirumah. Pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini menunjukkan semakin pentingnya keluarga dalam mengasuh, merawat dan mendidik anak. Di dalam keluarga penanaman nilai dan karakter dapat dilakukan lebih efektif ketimbang dilakukan di instansi lainnya.


Seperti yang diungkapkan oleh Zahrok dan Suarmini (2018) bahwa keluarga berperan penting dalam menanamkan kebiasaan dan pola tingkah laku, serta menanamkan nilai agama, moral sesuai dengan usianya. 


Peran Guru Bimbingan Konseling memberikan motivasi dan penguatan kepada siswa supaya tidak putus asa, takut dan cemas dalam menjalani PJJ selama pandemi ini yang dilakukan secara online atau jika tidak memungkinkan bisa berkunjung ke rumah siswa dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan. Selain itu guru BK juga bisa memberikan pengarahan kepada orang tua dalam memberikan pengawasan dan pendampingan serta pembiasaan sikap yang baik kepada anaknya selama mengerjakan tugas melalui daring ini sekaligus pengertian kepada anak - anaknya agar mereka lebih tertarik terhadap pembelajaran dibandingkan game. Sebagai guru juga harus pintar - pintar dalam mengemas pembelajaran materi atau kegiatan melalui  daring ini agar lebih menarik untuk siswanya dan tidak membosankan sehingga anak akan merasa senang sehingga bisa menimbulkan semangat belajar anak dan pembentukan karakter anak bisa tercapai. (*)

Iklan