Komnas PA saat mendampingi dua korban kejahatan seksual menemui Menteri PPPA. |
Laporan: Bang Nur
JAKARTA,harian7.com - Komnas Perlindungan Anak mendampingi dua dari 14 orang korban kejahatan seksual (Serangan persetubuhan berulang) bertemu dengan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) di kantor Kemen PPPA Senin, (21/06/21).
Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), Arist Merdeka Sirait, melalui pesan whatshApp, Selasa (22/6/2021) kepada harian7.com mengatakan, dugaan kasus kekerasan di SMA SPI Kota Batu diketahui beberapa pengelola sekolah tersebut. Adapun diduga pelakunya pemilik SPI Kota Batu Malang berinisi JE (49).
"Pertemuan korban dengan Menteri PPPA dengan didampingi Deputy Perlindungan Anak Kemen PPPA dimaksudkan untuk menyampaikan gambaran dan kedudukan hukum masalah kejahatan seksual, eksplotasi ekonomi dan kekerasan fisik yang menimpa puluhan anak yang besekolah di SMA SPI,"jelas Arist.
Diungkapkan Arist, dalam pertemuan itu juga dimaksudkan untuk meminta dukungan dan kehadiran pemerintah untuk melihat perkara yang sesungguhnya yang terjadi di SMA Selamat pagi Indonesia.
Disamping itu, pertemuan dengan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan anak itu juga untuk memberikan update terhadap perkembangan posisi hukum atas laporan korban terhadap proses penyelidikan yang tengah dilakukan Polda Jawa Timur.
"Dalam pertemuan tersebut, kedua korban kekerasan seksual yakni Putri dan Bunga (bukan nama sebenarnya-red) menceritakan "testimoni" peristiwa yang menimpanya kepada Menteri PPPA. Keduanya menjelaskan kronologi dan tayangan data-data dalam bentuk dokumen Video,"terang Arist.
"Setelah mendengar dan menyaksikan tayangan testimoninya,Menteri meresponnya dengan terdiam dan sesekali menyeka air matanya dengan tisu yang tersedia,"beber Arist.
Lebih jauh korban menjelaskan duduk perkara sesungguhnya dan pengalaman pahit atas perlakuan terduga pelaku JE yang dilakukan sejak korban duduk kelas 1, 2 dan 3 SMA SPI.
Sementara itu, dua korban kekerasan seksual menyampaikan, dengan terjadinya peristiwa menyakitkan tersebut menjadi kesempatan untuk memperbaiki SPI ke depan sesuai dengan cita-cita , visi dan missi SPI lebih baik lagi.
"Kejadian yang menimpa kami semoga tidak terulang lagi terhadap adik kelas yang masih sekolah dan tinggal di SPI,"demikian disampaikan dua korban kepada Menteri PPPA.