Iklan

Iklan

,

Iklan

Anggaran Penanganan Covid 19 di Tegal Hanya Terealisasikan 26 Persen, Biaya Pasien Meninggal Karena Terpapar Realisasinya Rp.0, Piye Jal!

Redaksi
Rabu, 23 Juni 2021, 15:09 WIB Last Updated 2021-06-23T08:10:50Z
ilustrasi.


Laporan: Sujoni/MJ | Kontributor Tegal

Editor: Susilo Kabiro Pekalongan


TEGAL,harian7.com - Melonjaknya kasus terkonfirmasi Covid-19, di Kota Tegal, kini menjadi perhatian kusus dan dana terus dikucurkan pemerintah untuk menanganinya.  Namun sangat mencengangkan, lantaran pemanfaatan dana yang telah dianggarkan untuk tahun anggaran 2021 sebesar Rp 57 miliar, pada paruh tahun anggaran, baru terealisasikan 26%.


Hal ini terungkap dalam agenda Evaluasi Penanganan Covid-19 di Kota Tegal dalam Rapat Kerja Banggar DPRD Kota Tegal bersama Tim Satgas Penanganan Covid-19 Kota Tegal di Ruang Paripurna, DPRD Kota Tegal, (Selasa, 22/6/2021) siang.


Ketidak hadiran Ketua Satgas Covid-19 yang juga Walikota Tegal, H Dedy Yon Supriyono, SE, MM dalam acara tersebut menuai kekecewaan beberapa anggota DPRD seperti diantaranya H Sisdiono Ahmad, SPd.


"Saya berharap ini pak Sekda. Walikota lebih suka di Taspen sana (Walikota Tegal tidak datang karena lebih memilih menghadiri acara Taspen). Mestinya lebih penting ini karena menangani pandemi yang sudah terasa betul mencekam. Saben dina kayong krungu innalillahi... innalillahi...,"seru H Sisdiono Ahmad, SPd.



Sebagaimana data yang terpantau dari laman resmi dinas kesehatan Kota Tegal hingga per hari Selasa, 22 Juni 2021, terlihat bahwa Covid-19 telah menewaskan 164 orang, 239 orang sedang menjalani Isolasi Mandiri dan yang sedang dalam penanganan perawatan 48 orang itu data sementara yang kami peroleh dari sumber resmi.


"Namun hal ini cukup ironis, meski sudah terjadi banyak orang meninggal dunia selama satu semester kurun periode 2021, ternyata pos anggaran untuk pemakaman korban Covid-19 sebesar Rp 262.600.000, - (dua ratus enam puluh dua juta enam ratus ribu rupiah) realisasinya Rp 0, - (Nol Rupiah),"jelas Sisdiono.



Artinya, lanjut Sisdiono, belum pernah ada selama 6 bulan terakhir tahun 2021 korban meninggal dunia karena Covid-19 dimakamkan atas biaya anggaran pemerintah kota Tegal atau Satgas Covid-19 Kota Tegal.


Selain itu, Sisdiono yang akrab dipanggil Romo setelah mendengarkan pandangan yang disampaikan Dandim 0712/Tegal Letkol Inf Sutan Pandapotan Siregar, SIP dan Kapolres Tegal Kota, AKBP Rita Wulandari Wibowo, SIK, MH, menyampaikan bahwa mereka para anggota DPRD telah menyusun APBD dan merencanakan anggaran untuk penanganan Covid-19.


"Tapi saya merasakan penjelasan dari beliau (Dandim dan Kapolres) ini bahwa anggaran itu tidak ada yang mengucur ke bagian-bagian dalam hal ini instansi yang menangani (TNI/Polri)."


"Ini menurut saya patut disayangkan terutama dari Ketua Satgas Covid-19 (Dedy Yon Supriyono). Pada saat pembahasan anggaran itu, saya mengusulkan agar anggaran Covid masuk dalam anggaran Belanaja BTD, " Ujarnya dalam kesempatannya menyampaikan pendapat,"pungkasnya.


Sementara Ketua DPRD Kota Tegal Kusnendro, ST dalam salah satu kesimpulannya menyoroti soal belum terbelinya alat PCR dan rencana pelaksanaan lab PCR.


"Terkait pemaparan apa yang telah disampaikan oleh Kepala Bakeuda, ini ternyata secara kesimpulan secara keseluruhan sampai dengan hari ini yang sudah mendekati akhir semester pertama, sampai akhir Juni ini penyerapan anggaran Covid-19 ini ternyata baru pada angka 26 persen, ini masih ada 74 persen, " Kata Kusnendro.


"Yang paling kurang menggembirakan adalah bu Prima sudah menyiapkan ruang untuk lab PCR di dinas kesehatan. Tetapi disampaikan oleh kepala Bakeuda bahwa lab PCR ini akan dilaksanakan di rumah sakit Kardinah. Ini yang bener yang mana. Karena sampai dengan hari ini alat PCRnya belum dibeli padahal uangnya sudah ada," Tanya Kusnendro.


Untuk pembelian PCR, pada bulan Januari 2021 badan anggaran DPRD Kota Telah merekomendasikan untuk pembelian alat PCR dengan harga sekira Rp 5 miliaran, namun menurut Sisdiono Ahmad yang pada saat itu mengusulkan pembeliannya hingga saat ini belum terbelikan. Padahal anggaran sudah tersedia.


"Saya masih ingat di Badan Anggaran bahwa Badan Anggaran merekomendasikan agar alat PCR itu dibeli pada bulan Januari. Saya menyampaikan di badan anggaran ketika itu agar bisa dibeli bulan januari. Padahal kita sudah siapkan anggaran, sudah ada rekomendasi badan anggaran. Bayangkan!!, Yang merekomendasikan badan anggaran agar alat PCR itu dibeli pada bulan Januari. Sekarang sudah bulan Juni. Ini apa sebabnya, " Kata Sisdiono Ahmad.


Sementara Sekda Kota Tegal, DR. Drs. Johardi, MM saat ditemui usai rapat menyebutkan bahwa pembelian alat PCR mencari harga yang sesuai dengan standar kwalitas.


"Harga 5, 8 M itu harga maksimal. Harapannya kan dibawah itu tetapi mutunya harus mutu internasional. Dan Insya Allah dalam waktu tidak lama kita akan mendapatkan mungkin dalam 2 bulan kedepan sudah dapat."


"Angaran sudah siap tapi masih saja harus nunggu satu sampe dua bulan baru terealisasi itu pun rencana,"pungkasnya.

Iklan