Iklan

Iklan

,

Iklan

 


Sebagai Penyadap Nira, Suyanto Bertahan Demi Menopang Kebutuhan Hidup Keluarga

Admin : Ady Prasetyo
Selasa, 13 April 2021, 14:01 WIB Last Updated 2021-04-13T07:01:07Z

 Penulis : Ratmaningsih | Kontributor Temanggung

Suyanto ketika melakukan aktivitas menyadap nira.


TEMANGGUNG, harian7.com - Suyanto (54) warga dusun Kalipucung, Desa Kramat, Kecamatan Kranggan, Kabupaten Temanggung salah dari sekian warga yang menekuni pekerjaan sebagai penyadap aren dalam bahasa jawa disebut "Deres".


Sejak tahun 2005 hingga sekarang dirinya menekuni pekerjaannya. Diawali pagi hari ia menyadap aren dengan cara memangkas sedikit pelepah buah aren supaya bisa diambil sari niranya. Setetes demi setetes nira ditampung dalam jerigen yang dipasang di pelepah kemudian sore hari baru diambil dan diolah menjadi gula aren.


" Sehari saya bisa mengumpulkan nira rata-rata lima liter, kemudian dimasak dirumah. dari nira yang encer di masak sampai menjadi lembek baru dicetak menjadi gula aren kurang lebih sebanyak dua kilo," Terangnya.


Baginya, menjadi penyadap aren yang ditekuninya untuk menopang hidup keluarga, apalagi dimasa pandemi seperti sekarang ini semua harga mahal, tapi saya tetap bertahan sebagai penyadap nira aren, paparnya ketika ditemui media di tengah kegiatannya mengambil nira, Senin (13/4/21).


Disisi lain Kepala dusun setempat, Istanto (38) menjelaskan bahwa sebagian masyarakatnya menekuni pekerjaan sebagai penyadap nira,


" Disini banyak didapati pohon aren, selain menjadi petani, warga memanfaatkan untuk diambil niranya dan diolah menjadi gula, Selain sebagai mata pencaharian dalam kondisi Covid-19 ini bisa menjadi penopang hidup warga kami walaupun penghasilannya tidak seberapa tapi bagi warga pekerjaan itu sedikit banyak membantu memenuhi kebutuhan hidup, " Bebernya,


Kami juga berupaya untuk membantu warga memasarkan hasil produknya keluar daerah, selain hasil pertanian memang gula jawa menjadi pilihan warga untuk menekuni produksinya, pungkas Istanto. (*)



Iklan