Iklan

Iklan

,

Iklan

Ruwahan Kearifan Lokal Yang Masih Dilestarikan di Kota Semarang

Redaksi
Selasa, 06 April 2021, 12:27 WIB Last Updated 2021-04-06T05:27:41Z
Istimewa.


Laporan: Arie Budi


SEMARANG,harian7.com - Ruwah merupakan Bulan terakhir penanggalan Hijriyah menjelang Bulan Ramadhan, kegiatan ziarah kubur, mendoakan arwah keluarga yang meninggal merupakan agenda rutin tiap tahun.


Tapi untuk 2 tahun ini sangat berbeda, yang biasanya diikuti oleh banyak warga saat ini karena pandemi Covid-19 kegiatan tersebut tidak bisa melibatkan orang banyak.


Kegiatan Nyadran atau do'a bersama, selain terbatas juga harus menggunakan protokol kesehatan yang ketat, selain bermasker dan menggunakan handzanitazer juga warga dibatasi tidak boleh lebih dari 30 orang, namun tidak mengurangi hikmad dalam berdo'a.


Seperti dilakukan Kegiatan di masjid An-Nur yang beralamat Jalan Sampangan II RT.2 RW.1 Kelurahan Sampangan Kecamatan Gajahmungkur Kota Semarang, di pimpin Ketua Ta'mir masjid, Ustadz M. Arifin S.Ag. Senin(5/4/2021).


Ketua Ta'mir Masjid, Ustadz M. Arifin S.Ag. saat ditemui awak media mengatakan, " Masyarakat biasanya membawa makanan aneka ragam dari rumah masing-masing dan kemudian berdo'a bersama dan makan bersama." Kata Ustadz M. Arifin S.Ag.


" Sehubungan adanya  pandemi covid-19 saat kita ini, setelah berdoa bersama hanya bertukar makanan dan pulang, " jelasnya.


" Semoga pandemi ini cepat berakhir sehingga tradisi ini dapat berjalan kembali bersama-sama sehingga jama'ah dapat berkumpul melaksanakan trasdisi dengan khidmat dan tidak ada rasa kawatir lagi,"pungkasnya.

Iklan