Iklan

Iklan

,

Iklan

Diduga Ada Kecurangan Dalam Seleksi Perades, Puluhan Peserta Yang Gagal Mengadu ke DPRD ll Kendal

Admin: Shodiq
Selasa, 02 Maret 2021, 15:09 WIB Last Updated 2021-03-02T08:13:45Z
Peserta seleksi Parades yang gagal saat mengadu ke DPRD ll Kab Kendal, Selasa (2/3/2021).


Laporan : A Khozin | Kontributor Kendal


KENDAL harian7.com - Puluhan peserta gagal seleksi perangkat desa di Kecamatan Ngampel hari ini, Selasa, 02/03/21, mengadakan audienci dengan DPRD II Kendal, dalam rangka mengadukan dugaan  kecurangan yang terjadi saat pelaksanaan seleksi penerimaan test perangkat desa lewat CAT tahun 2020.


Hadir dalam pertemuan itu, peserta gagal dari 3 desa, yaitu desa Winong, desa Dampal rejo, dan desa Kebonagung, dari ketiga desa itu pelaksanaan seleksinya dipercayakan kepada STIE.


Selain dari mereka, hadir pula, perwakilan Kapolres, perwakilan dari STIE, Paguyuban Kades Kendal, Camat Ngampel, Dispermades, Kades, Inspektorat, LSM dan Ormas serta unsur masyarakat lainya.

Istimewa


Salah satu perwakilan peserta gagal dari desa Winong, Fatkhur menyampaikan adanya dugaan kecurangan dalam pelaksanaan seleksi tersebut, diantaranya adalah berubahnya Pasword H-1.


Fatkhur juga meminta agar desa Winong bisa menjadi bersih Kembali, caranya adalah dengan menyelesaikan persoalan ini secara tuntas, sebab akibat adanya peristiwa itu, nama desa winong menjadi tercemar.


"Kasihan pak Kepala desa, namanya bisa terukir dalam sejarah keburukan," pinta Fatkhur.


Ketegangan terjadi tatkala perwakilan dari pelaksana test CAT, Jefri dari STIE berpidato dengan nada tinggi dan terkesan menantang. 

Hal itu memicu reaksi dari salah satu pimpinan dewan Aunurrokhim yang memimpin pertemuan tersebut .


"Tolong intonasi saudara diturunkan, dan jangan menantang, bila menantang, tantangan saudara akan saya layanin, demi rakyat saya, warga kendal," tegur Aunurrokhim,


Setelah mendapat teguran dari salah satu pimpinan dewan, selanjutnya Jefry menurunkan intonasinya dan melanjutkan pemaparannya, 


Dirinya merasa lega, dengan adanya pertemuan ini semua jadi terbuka. Karena selama ini, informasi yang diterima masyarakat sepotong-sepotong.


"Saya lega, karena masalah ini sekarang semua sudah terang-benderang, jadi tidak ada saling menuduh lagi dan menyalahkan itu saja," ungkap Jefri.


Bahkan setelah muncul isu, pihaknya sudah diminta oleh Ketua Dewan agar menyerahkan dirinya sudah menyerahkan server, sebagai pengamanan jejak digital.


"Kami open, kalau memang ada apa-apa berarti kami bermasalah dan bisa saja kami tidak menyerahkan server, karena itu rahasia. Tapi karena atas dasar keterbukaan dan agar semuanya jelas, maka kami serahkan agar semua bisa cepat selesai," tukasnya(*)

Iklan