Iklan

Iklan

,

Iklan

Buah Maja dan Labu Botol Oleh Sebagian Orang Dianggap Tidak Berguna, Tapi Ditangan Kakung Disulap Jadi Barang Antik

Redaksi
Rabu, 03 Maret 2021, 21:30 WIB Last Updated 2021-03-03T14:30:32Z


Laporan: Wahono | Kontributor Temanggung

Editor: Bang Nur


TEMANGGUNG,harian7.com - Buah maja dan labu botol oleh sebagian masyarakat dianggap tidak berguna, lantaran beracun. Namun anggapan tersebut tidak berlaku bagi Supriyadi (56) warga Kranggan,Kecamatan Kranggan,Kabupaten Temanggung.


Supri atau yang akrab disapa  Kakung saat ditemui harian7.com belum lama ini disela kesibukanya membuat kerajinan dengan dibantu anaknya menuturkan, meski banyak sebagian masyarakat buah maja dan labu botol tak berguna, maka kami mencoba mengubah buah tersebut menjadi barang antik. Adapun buah tersebut kami jadikan  tempat tembakau atau lintingan,asbak,lampion,botol air minum,bahkan tempat menabung (celengan-jawa).


" Saya memanfaatkan buah yang orang lain menilai tidak berguna menjadi barang antik.Masa pandemi ini harus pintar-pintar mencari peluang untuk menopang ekonomi,"ungkapnya.


Sejak masa pandemi, pekerjaan sehari - hari  sebagai tukang parkir tidak mumpuni. Maka dari itu, langsung berpikir untuk menciptakan lapangan  pekerjaan sendiri.


"Setiap harinya, saya hanya dibantu anak saya, saat membuat kerajinan ini,itupun dengan menggunakan alat seadanya,"ucap Kakong.


Ketika ditanya dimana mendapatkan bahan bakunya, Kakong mengungkapkan jika untuk bahan bakunya ia mencari sendiri. Ia mengaku dalam sehari hanya bisa membuat dua macam kerajinan, sebab semuanya dikerjakan secara manual.


"Saat ini saya masih banyak membutuhkan modal juga bantuan pemasarannya .Selama ini baru saya pasarkan pada teman- teman yang menyukai barang antik.Ini termasuk barang antik karena masih langka.Kerajinan ini saya jual dari mulai harga 15 ribu rupiah sampai ratusan ribu tergantung tingkat kerumitannya saat proses pembuatan dan hasilnya yang bagus."


"Harapan saya ada pelaku usaha yang mau merangkul saya sehingga kerajinan ini bisa dikenal kalangan luas dan bisa berkembang,Apalagi jika pemerintah berkenan untuk memperhatikan perajin kecil seperti saya yang semua serba apa adanya karena keterbatasan modal dengan kata lain kerajinan ini kami kerjakan sebatas kemampuan kami karena kurangnya modal,"jelasnya.


Senada disampaikan Aditya (26) anak kakung mengungkapkan, selama masa pandemi ini sulit mendapatkan pekerjaan. Namun saat memulai dengan membuat kerajinan ini dan ternyata banyak diminati.


"Makanya saya kembangkan. Awalnya  hanya dibuat tempat tembakau, namun sekarang bisa jadi aneka bentuk,sesuai keinginan pemesan,sekalipun butuh ketelatenan dan kreatifitas,"ungkapnya.


Aditya berharap, kerajinan tersebut kedepan semakin diminati banyak khalayak sehingga bisa menciptakan lapangan pekerjaan bagi teman - teman yang masih menganggur.(*)

Iklan