Iklan

Iklan

,

Iklan

 


Tidak Bisa Ambil Deposito, Nasabah BMT Taruna Sejahtera Mengeluh, LBH ICI: 'Alternatif Terakhir Kami Tempuh Jalur Hukum, Karena Diduga Ada Unsur Penipuanya'

Redaksi
Rabu, 13 Januari 2021, 10:44 WIB Last Updated 2021-01-13T03:50:16Z
Salah satu karyawati saat ditemui harian7.com.


Laporan: Bang Nur


UNGARAN,harian7.com -  Iming-iming bunga tinggi yang ditawarkan oleh PTR sebagai karyawan di salah satu Baitul Mal Wa Tamwil (BMT) di Ungaran, Kabupaten Semarang, berhasil menarik perhatian masyarakat untuk berinvestasi dengan mendepositokan uang miliknya. Namun bukannya untung yang didapat, tapi malah buntung yang didapat karena ternyata saat ingin mengambil uang sendiri justru dipersulit.


Salah satu yang mengalami hal tersebut yakni Sri Wahyuni (56) warga Desa Delik Tuntang Kabupaten Semarang. Disampaikan Direktur LBH ICI Jateng Dr. Krishna Djaya Darumurti, S.H., M.H., melalui Anggota  Advokasi Bidang Permasalahan Publik ICI Jateng, Shodiq, jika klienya dipersulit saat ingin mengambil uang miliknya dan hanya diberikan janji belaka.


"Terakhir klien kami dijanjikan oleh pihak BMT  Taruna Sejahtera, jika uang simpananya akan diberikan pada akhir Desember 2020. Pihak BMT beralasan karena adanya dampak Covid 19,"kata Shodiq saat ditemui harian7.com, Selasa (12/1/2021).


"Saudara Sri Wahyuni ini salah satu nasabah korban PHP oleh BMT Taruna Sejahtera. Sudah banyak masyarakat mengalami hal serupa yang mengadu ke LBH ICI,"jelasnya.


Shodiq menjelaskan, hal ini bermula pada tanggal 19 Oktober 2019 saudari Putri atas nama BMT Taruna Sejahtera mendatangi rumah Sri Wahyuni. Saat itu Putri menawarkan kepada Sri Wahyuni untuk mendepositokan uang ke BMT Taruna Sejahtera.


"Saat itu saudari Putri ini dengan bujuk rayu dan memberikan iming - iming bunga yang sangat tinggi. Tergiur dengan rayuan Putri, akhirnya klien kami  pada siang hari mengambil tabunganya di BRI Tuntang sebesar Rp 20 Juta. Keeseokan harinya yakni 10 Oktober 2019  uang tersebut disetorkan ke BMT Taruna Sejahtera melalui Putri dengan cara mengambil ke rumah Sri Wahyuni,"terang Shodiq.


Selanjutnya, lanjut Shodiq, pada bulan April 2021, Sri Wahyuni bermaksud hendak mengambil uang deposito miliknya melalui Putri. Namun oleh Putri dijawab tidak bisa diambil karena BMT Taruna Sejahtera sedang belum ada uang.


"Kesal dengan jawaban Putri, klien kami pada tanggal 1 Oktober 2020 mendatangi kantor pusat BMT Taruna Sejahtera dengan maksud untuk mengambil deposito dan tabunganya. Namun oleh pihak BMT Taruna Sejahtera justru hanya diberi selembar surat yang poinnya pernyataan akan membayarkan uang deposito simpanan pada akhir Desember 2020. Saat memasuki awal bulan, klien kami menghubungi Putri untuk menayakan. Namun oleh Putri dijawab jika klien kami disuruh sabar menunggu aset BMT Taruna Sejahtera terjual,"ungkap Shodiq dengan gamblang.


Ditambahkan Shodiq,"Kamipun mencoba ingin menemui pihak pimpinan, namun belum bisa dan terkesan dipersulit. Saya curiga ini akal akalan hanya ingin meraup untung saja. Pasalnya sudah banyak yang model begitu. Atas kejadian ini klien kami dirugikan sekitar Rp 25 juta rupiah,"tambahnya.


"Jika pihak BMT Taruna Sejahtera berkelit maka terpaksa kami akan menempuh jalur hukum. Dugaan kami ini perbuatan penggelapan ataupun penipuan. Karena pihak BMT susah diajak komunikasi dan hanya memberikan janji janji saja,"tandas Shodiq.


Lebih lanjut Shodiq mengajak bagi para nasabah yang mengalami nasib serupa, mari kita bersatu dan secara bersama sama memperjuangkan hak kita.


"Ayo kita bersatu, untuk meminta hak kita. LBH ICI Jateng akan siap mendampingi,"pungkasnya.


Terpisah, Pimpinan BMT Taruna Sejahtera saat hendak dikonfirmasi harian7.com dikantornya Ungaran enggan menemui dan hanya ditemui oleh salah satu pegawai. Ketika dikonfirmasi perihal tersebut, karyawan mengungkapkan, jika menunggu sampai Maret karena menunggu aset terjual.


"Ini nanti menunggu sampai Maret,"kata karyawati yang tidak menyebutkan namanya.


Ketika ditanya apa alasanya nasabah tidak bisa mengambil uangnya, karyawati tersebut menjawab,"Ini saya tanyakan pimpinanya ya, soal pimpinan lagi makan, silahkan tunggu dulu,"jawabnya dengan santun.


Setelah ditunggu sekira 20 menit, keluar seorang karyawati lainnya. Dengan nada ketus karyawati paruh baya tersebut mengatakan,"Kalau mau ketemu pimpinan dijadwalkan terlebih dahulu. Jika hari ini tidak bisa. Dan yang bisa menemui hanya LBHnya saja, untuk wartawan atau media tidak bisa,"jawabnya dengan nada sinis.(*)

Iklan