Iklan

Iklan

,

Iklan

Pihak Tanah Pengembang Cibolok Semarang Diduga Bersengketa

Redaksi
Minggu, 03 Januari 2021, 07:23 WIB Last Updated 2021-01-03T00:24:03Z
Kuasa hukum Warga Cibolok Semarang Giyono SH.MH saat menunjukkan bangunan rumah yang dibongkar


SEMARANG, Harian7.com - Terkait penggusuran lahan kios dan rumah warga Cibolok 5, Kelurahan Sambirejo, Kecamatan Gayamsari Semarang  yang diduga dilakukan oleh pengembang kini semakin memanas.


Dari pantauan dilapangan ratusan warga sejumlah 224 KK tidak terima serta mereka siap rela mati dengan penggusuran yang dilakukan oleh pengembang tanpa menunjukkan surat hak milik (HM) resmi.


Sugiyono SH.MH selaku kuasa hukum warga Cebolok mengatakan sebelumnya sudah ada kesepatan pihak polsek mengatakan kalau tidak ada penggusuran dan semestinya tidak terjadi tapi fakta dilapangan tidak seperti itu, bahkan ada sekitar 25 lebih bangunan berupa kios dan rumah  yang digusur ada juga yang dilakukan oleh warga sendiri.


"Meskipun sebelumnya Senin (28/12) pihak pengembang melakukan mediasi yang bertempat dikelurahan Sambirejo Semarang, namun tidak dihadiri saya sendiri selaku kuasa hukum warga maupun perwakilan warga, itu yang dijadikan alasan  untuk pembongkaran maupun penggusuran yang menggunakan alat berat bego,"ujarnya, Sabtu (2/1).


Menurutnya, yang dilakukan pihak pengembang dengan permasalahan sengketa tanah tersebut tidak bisa menunjukkan keberadaannya secara fakta kepada Warga.


"Sebelumnya saya sempat berhubungan via telpon dengan lurah sambirejo, bahwa saya hari itu senin (28/12) tidak bisa hadir karena bukannya membatalkan tapi karena waktunya mepet dan saya ada agenda lain, lalu di batalkan oleh pak lurah,"tuturnya.


Dia menambahkan, terkait keabsahan dan keaslian lahan diarea Cibolok dengan luas sekitar 16 Hektar, pemilik sampai detik ini belum bisa menunjukkan serta resmi apakah sertifikat tananhnya asli dan jangan - jangan surat tersebut asli tapi palsu (aspal).


 "Saya sudah mengecek ke BPN bahkan punya poto copy datanya dan intinya sudah punya gambarannya cuma kami tidak berani berstatmen ini benar atau tidak benar,"pungkasnya.

Iklan