Iklan

Iklan

,

Iklan

 


Optimisme Melewati Masa Pandemi dan Berbagi Kisah Saat Menjalani Isolasi Mandiri, Salimah Salatiga Selenggarakan Webinar

Redaksi
Minggu, 10 Januari 2021, 04:50 WIB Last Updated 2021-01-09T21:50:22Z
Foto Ustadz Agus Setiawan, Penyintas Covid-19.


Laporan: Bang Nur


SALATIGA,harian7.com - Berbagi pengalaman tentang kenyataan dan optimisme para penyintas Covid-19, dalam melewati masa isolasi mandiri, dan persiapan vaksinasi. Pimpinan Daerah (PD) Persaudaraan Muslimah (Salimah) Kota Salatiga mengadakan webinar dengan tema Optimisme Melewati Masa Pandemi, Sabtu (9/1/2021).


Hadir sebagai narasumber dalam webinar tersebut yakni Ustadz Agus Setiawan, penyintas Covid-19 yang memberikan testimoninya  agar bisa sembuh dan melewati masa isolasi mandiri dengan tetap bahagia dan produktif. Sedangkan narasumber kedua, dr. Tasfiyah Sri Prihati membahas Covid-19 dari tinjauan medis dan kebijakan Pemerintah.


Ketua PD Salimah Salatiga Pudjaningrum dalam sambutannya menyampaikan bahwa sejak diumumkannya kasus positif Covid-19 pertama di Indonesia pada tanggal 2 Maret 2020 dan warga Salatiga pertama terkonfirmasi positif pada tanggal 31 Maret 2020, berbagai langkah antisipasi dan kebijakan pemerintah untuk meminimalisir penyebarannya belum menunjukkan tanda–tanda penurunan. 


"Salimah itu merupakan ormas perempuan dan mempunyai visi sebagai pelopor dalam meningkatkan kualitas hidup perempuan, anak, dan keluarga Indonesia merasa terpanggil untuk turut berkontribusi dalam memberikan informasi yang benar, jelas dan pada akhirnya bersama-sama dengan Pemerintah dan masyarakat melakukan upaya pencegahan terhadap penularan Covid-19,"ungkap Pudjaningrum.


Disampaikan salah satu narasumber Ustadz Agus atau sapaan pria yang juga ketua RT mengungkapkan awalnya merasa kurang enak badan, meriang, batuk. Dan gejala itu terasa setelah melakukan perjalanan dari Semarang dan Solo untuk dalam rangka kepentingan pekerjaannya sebagai kepala LAZIS (Lembaga Amil Zakat, Infak, dan Sedekah) cabang area Soloraya.


"Adanya gela yang dirasakan itu, setelah dilakukan pemeriksaan dan SWAB, Covid-19,  menular kepada istri dan anak pertama saya. Sedangkan anak kedua hasilnya negatif. Setelah itu kami menjalani isolasi mandiri,"tuturnya.


Selama isolasi mandiri, lanjut Ustadz Agus, aktivitas yang dilakukan adalah berolah raga, istirahat yang cukup, menjaga pola makan dengan makanan yang bergizi. 


"Kenyataan sebagai positif covid dan harus isolasi mandiri dapat dilewati dengan baik berkat support dari tetangga, keluarga, dan teman yang peduli dan memberikan bantuannya,"terangnya.


Hal yang sama dirasakan dr. Fia, seorang dokter yang bertugas sebagai Kasi surveilans, karantina kesehatan, dan imunisasi pada Dinas Kesehatan Kota Salatiga, yang juga penyintas Covid-19. Ia mengungkapkan jika awalnya juga merasakan gejala demam, meriang pada saat mengikuti kegiatan bimtek di Solo. 


"Saya melakukan isolasi mandiri di rumah. Sebagai tenaga medis maka saya sangat paham apa yang terjadi dengan gejala yang di alami dan tindakan medis yang harus dilakukan. Protokol kesehatan yang ketat selama mengalami gejala menyebabkan orang yang berkontak erat baik keluarga maupun rekan kantornya tidak terinfeksi Covid-19,"jelasnya.


 

Covid-19, penyebab, gejala dan proses penyebarannya


Berdasarkan penjelasan dr. Fia disebutkan bahwa Sars Cov-2 merupakan jenis virus baru di mana kasus pertama ditemukan pada penderita pneumonia di Wuhan, Tiongkok pada Desember 2019. Virus ini kemungkinan berasal dari hewan yang kemudian menyebar di antara manusia. Covid-19 ini adalah penyakit dengan seribu gejala, tergantung pada kondisi dan imunitas tiap orang antara lain sakit kepala, hilang pembau (anosmia), hilang perasa (augeusia), mual/ muntah, myalgia, kelelahan/ fatique, diare, demam, pilek, nyeri tenggorokan, batuk, dan sesak.


Penyakit dengan masa inkubasi rata-rata 5-6 dengan range 1-14 hari ini bisa berakibat ringan, sedang dan berat. Kasus berat dan kematian meningkat pada orang dengan penyakit penyerta atau komorbid. Persebaran yang begitu massif sampai pada hari ini karena penularannya yang sangat mudah berasal dari orang yang bergejala, droplet saluran nafas (batuk, bersin, bicara), dan kontak dengan benda/ permukaan yang terkontaminasi lalu menyentuh mulut, hidung, dan mata. Orang yang terinfeksi berpotensi menularkan pada 2 hari sebelum sakit hingga selama sakit.


Kebijakan Pemerintah


Pemerintah Indonesia dalam menangani wabah pandemi Covid-19 ini di antaranya memberikan himbauan kepada masyarakat untuk melakukan 3M (mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak), pemberlakuan Work Form Home (WFH – bekerja dari rumah), penutupan atau pengurangan kepadatan pekerja pada sektor industri, pusat perbelanjaan dan tempat wisata, bahkan beberapa daerah memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Tindakan terhadap pasien Covid-19 melakukan  3T (testing, tracing, dan treatment) dan melakukan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) dan yang tidak kalah penting, Pemerintah pada tahun 2020 melakukan refocusing anggaran untuk penanganan Covid-19.


Vaksinasi Covid-19


Pemerintah berencana akan memberikan vaksin Covid-19 secara gratis kepada masyarakat. Meskipun MUI menyatakan bahwa vaksin Covid-19 produksi Sinovac, China yang dibeli Pemerintah Indonesia halal dan suci namun pelaksanaan vaksinasi akan dilakukan setelah mendapat izin dari Badan POM. Tujuan vaksinasi adalah menurunkan kesakitan dan kematian akibat Covid-19, melindungi dan memperkuat system kesehatan secara menyeluruh, dan menjaga produktivitas dan meminimalkan dampak sosial dan ekonomi. Oleh karena itu, pemerintah baik pusat maupun daerah dihimbau agar memprioritaskan program vaksinasi pada tahun anggaran 2021.(*)

Iklan