Iklan

Iklan

,

Iklan

Jaga Kelestarian Rawapening, Ganjar Minta Warga Tetap Tanam Pohon Meski Ditengah Pandemi

Redaksi
Minggu, 10 Januari 2021, 03:31 WIB Last Updated 2021-01-09T20:32:23Z
Istimewa.


UNGARAN,harian7.com – Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo meminta warga Kabupaten Semarang tetap menanam pohon meski di tengah pandemi Covid-19. Sebab, kegiatan itu merupakan investasi jangka panjang dalam rangka menjaga kelestarian Rawapening.


Hal itu Ganjar sampaikan saat menghadiri Gerakan Penanaman Pohon Bersama Masyarakat di Hulu Sungai Parat DAS Rawapening, Dusun Banyudono, Desa Gedong, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang, Sabtu (9/1/2021).


“Ini bagus (kegiatan penanaman). Bapak-bapak ibu-ibu, walau di tengah pandemi. Bahkan terjadi peningkatan (kasus aktif), berkali-kali pembatasan dilakukan dan kita diminta untuk taat protokol kesehatan. Sehingga banyak pekerjaan yang kemudian terlupakan,” ucapnya.


Akibatnya, lanjut Ganjar, dapat menyebabkan turunnya mental dan memicu stres sehingga muncul penyakit yang nantinya berpotensi terpapar virus Covid-19 karena imun turun.



Namun, Ganjar mengingatkan agar warga tidak panik meski dalam kondisi pandemi Covid-19 seperti ini. Justru, kegiatan penanaman harus tetap dilakukan sekaligus menjaga imun.


“Meski dalam konteks pandemi, jangan pernah lupa untuk selalu menanam. Waktunya menurut BMKG sampai Maret, tanam sebanyak-banyaknya. karena itulah investasi jangka panjang,” ujar Ganjar.


Pada kesempatan itu, ditanam 10 ribu bibit pohon jenis durian, mangga, avokad, sengon hingga matoa. Sebelumnya, 7 ribu bibit telah ditanam, sehingga total yang ditanam 17 ribu bibit.


“Yang seperti ini dilakukan terus (penanaman pohon) dan jangan lupa taat protokol kesehatan. Semoga manfaat untuk semuanya terutama untuk Rawapening yang dipenuhi gulma dan sedimentasinya terlalu parah,” tandas Ganjar.


Sementara itu, Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK), Widi Hartanto, menjelaskan di Kabupaten Semarang ada sebanyak 13.999 hektare lahan dengan kategori kritis dan sangat kritis. Sementara di Desa Banyubiru, terdapat 1,3 hektare lahan dengan kategori keduanya.


“Tentunya ini sebagai upaya dalam rehabilitasi dan konservasi tanah serta air untuk pengurangan erosi dan sedimentasi di hulu DAS Rawapening yang akan berkelanjutan di lahan kritis lain yang ada di Jawa Tengah,” ucap Widi. (Choerul Amar/HJ)

Iklan