Iklan

Iklan

,

Iklan

Umat Kristiani di Aceh Sebut Toleransi Terjalin dengan Baik

Redaksi
Sabtu, 26 Desember 2020, 19:05 WIB Last Updated 2020-12-26T12:05:49Z
Umat Kristen Katolik di Kota Banda Aceh melaksanakan ibadat Misa Malam Natal di Gereja Katolik Hati Kudus, Kamis (24/12). (Foto: Suparta/acehkini)


ACEH,harian7.com - Umat kristiani di Aceh mengaku toleransi umat beragama di daerah berjuluk Serambi Mekkah itu terjaga dengan baik. Bahkan ibadah Natal, 25 Desember 2020 di daerah mayoritas muslim itu tidak mengalami hambatan.


Pemuka Katolik di Aceh Baron F Pandiagan mengatakan, berdasarkan laporan dari umat kristiani di kabupaten/kota di Aceh, mereka tidak mengalami hambatan dalam melaksanakan ibadah Natal.


"Sepemantauan saya, perayaan Natal secara keseluruhan di Aceh berjalan aman, nyaman dan lancar," tutur Baron, Jumat (25/12/2020) kemarin. 


"Kerukunan antar umat beragama sampai saat ini masih tetap berlangsung aman dan nyaman," imbuhnya.


Hal senada disampaikan pemuka Kristen, Samarel. Menurutnya, seluruh umat kristiani di Aceh menjalankan ibadah Natal dengan penuh kedamaian.


"Saya berterimakasih kepada seluruh masyarakat Aceh, pemerintah, dan para tokoh yang sangat toleransi  sehingga ibadah Natal terlaksana dengan baik, aman, tertib, saya berharap toleransi kita ini untuk tetap dijaga dan dipertahankan," ucapnya.


Pengakuan serupa disampaikan jemaat HKBP Banda Aceh Fieterson. Menurut Fieter, akibat wabah Covid-19, pelaksanaan ibadah Natal di gereja tersebut harus dibagi dalam dua waktu, pagi dan siang.


"Terkait ada larangan, sama sekali tidak ada, paling karena Covid jadi ibadah Natalnya dibagi dua, pagi dan siang," kata Fieter.


"Soal toleransi ya kami semua baik-baik saja  sekeluarga dalam beribadah di sini, tidak ada hambatan," sambungnya. 


Seperti diketahui, kerukunan umat beragama di Aceh telah dibangun sejak lama dan terawat dengan baik. Nilai-nilai agama yang mengajarkan kedamaian dan saling menghormati menjadi pedoman masyarakat di sana demi mewujudkan hubungan harmoni.


Kendati provinsi dengan mayoritas pemeluk Islam, kerukunan yang terbangun antara umat muslim dan non-muslim di Aceh berlangsung dengan tanpa adanya gesekan dan konflik akibat faktor agama.


Sesuai dengan fakta di lapangan, kehidupan masyarakat umat beragama di Aceh adem ayem, nyaris tidak ada konflik antar umat beragama. Rasa toleransi antar sesama pemeluk agama terangkai dengan baik. (Yuan/Nasril)

Iklan