Iklan

Iklan

,

Iklan

Imbas Penutupan Dusun Semilir, Management Terapkan Sistem Baru

Kamis, 03 Desember 2020, 22:40 WIB Last Updated 2020-12-03T21:11:55Z

Penulis : Fera Marita

Editor : Rusmono


UNGARAN, Harian7.com - Usai penutupan sementara tempat wisata Dusun Semilir pada Minggu (29/11/2020) lalu akibat membludaknya jumlah pengunjung sehingga dinilai melanggar protokol kesehatan, maka pihak management Dusun Semilir segera melakukan pembenahan terkait sistem pembatasan jumlah pengunjung obyek wisata tersebut.


Menurut Bisnis Development Manager, Ajris Sufata, titik krusial yang menyebabkan Dusun Semilir ditutup sementara adalah membludaknya jumlah wisatawan yang berkunjung pada hari Minggu, (29/11/2020) lalu, sehingga  menyebabkan kemacetan di ruas Jalan Raya Bawen, Semarang.


"Sebenarnya kami sudah membatasi jumlah pengunjung hingga 50 persen dari kuota normal, dan kami sudah berupaya menutup pintu gerbang. Namun para pengunjung yang kebanyakan dari luar kota memaksa untuk tetap diijinkan masuk, sehingga petugas kami kesulitan untuk menghalau para pengunjung. Bahkan mereka rela antri di pinggir jalan untuk bisa masuk ke Dusun Semilir, hal ini lah yang mengakibatkan kemacetan di ruas jalan utama," kata Ajris kepada harian7.com saat konferensi pers, Kamis (03/12/2020).


Dia menambahkan bahwa pihak management Dusun Semilir akan memberlakukan pembagian jam kunjungan wisata menjadi dua sesi seperti yang sudah dilakukan oleh Candi Borobudur dan menerapkan sistem penjualan tiket online bekerjasama dengan E-Commerce.


"Kami akan memberlakukan dua sesi kunjungan. Yang pertama mulai jam 09.00-11.30 selanjutnya gerbang akan ditutup total dan dibuka kembali pada jam 13.30-17.00. Selain pembatasan jam kunjungan kami juga akan menaikkan harga tiket sebesar 180-250 persen. Jika harga normal sebesar Rp 20 ribu pada hari Senin-Jumat, maka akan kami naikkan menjadi Rp 35 ribu, sedang untuk hari Sabtu-Minggu normalnya Rp 25 ribu, akan naik menjadi Rp 55 ribu,” jelasnya.


Selain itu, lanjut Ajris kami akan memberlakukan aturan setiap pengunjung dilarang turun dari kendaraannya sebelum memiliki tiket, petugas tiket kami lah yang akan menghampiri pengunjung yang tentu saja dengan memakai APD lengkap. Hal ini untuk menghindari penumpukan pengunjung di lobi, dan pihak management juga akan membatasi jumlah pengunjung tiap sesi-nya. 


"Hanya 5.000 pengunjung yang bisa masuk ke Dusun Semilir tiap sesinya. Normalnya kapasitas kami bisa menampung 15.000 pengunjung. Tapi dengan pembatasan ini, kami berharap bisa mengurai kerumunan. Disamping itu, kami juga akan monitoring pengunjung lebih ketat lagi supaya tidak ada yang melanggar protokol kesehatan. Selanjutnya pengunjung akan masuk lewat jalur atas dan keluar lewat jalur bawah, sehingga tidak akan ada penumpukan pengunjung," tandas Ajris. 


Sementara, Marketing Communication Dusun Semilir, Irene Shinta Dewi menambahkan, jika pihaknya juga akan bekerja sama dengan Satlantas dan Dishub untuk mengatur kendaraan supaya tidak parkir di tepi ruas jalan utama.


“Membludaknya pengunjung Dusun Semilir akibat viralnya wahana prosotan warna-warni di media sosial, sehingga mengakibatkan banyak orang yang penasaran dan berduyun-duyun mendatangi obyek wisata yang terletak di Jalan Soekarno Hatta No. 49 Bawen Kabupaten Semarangini,” katanya.


Lebih lanjut dikatakan, viralnya prosotan warna-warni di instagram (IG) dan tik tok memang diluar ekspektasi kami. Dan itulah yang membuat animo wisatawan untuk datang ke Dusun Semilir sangat tinggi. Meski sudah kami batasi tapi mereka rela antri demi bisa menikmati wahana yang viral itu.


“Dusun Semilir yang memiliki luas 13,2 hektar, menjadi wadah kegiatan UMKM baik di Kabupaten Semarang maupun daerah lain. Dan ada setidaknya 3.000 kepala keluarga yang sangat menggantungkan hidup dari operasional Dusun Semilir,” ungkapnya.


Selain itu, menurut Irene ada ratusan staff yang terpaksa harus di rumahkan terkait kebijakan penutupan sementara ini.


"Kami berharap Pemerintah dapat segera mempertimbangkan pangajuan Dusun Semilir untuk beroperasi kembali, supaya semua kegiatan dapat berjalan kembali dengan normal," pungkas Irene.

Iklan