Iklan

Iklan

,

Iklan

 


Hujan Lebat Kepergok Wartawan, Dua Orang Wanita Berhenti dan Menurunkan Barang Didepan Ponpes As Sukarti Salatiga - Ternyata....

Redaksi
Jumat, 18 Desember 2020, 19:26 WIB Last Updated 2020-12-18T12:47:54Z
Mantan Waka Polres Salatiga AKBP (P) Rugaya Renwarin SH MH dan penggiat sosial, Fanny Arsianty saat menyalurkan bantuan sayuran ke Ponpes terisolasi Covid-19 di Salatiga.(Foto: Bang Nur/harian7.com)


Laporan: Bang Nur


SALATIGA,harian7.com - Meski dalam suasana hujan lebat yang mengguyur Kota Salatiga, dua wanita berhijab dengan mengendarai mobil  berhenti di depan pagar Pondok Pesantren (Ponpes) yang sejak beberapa waktu lalu   terisolasi Covid-19.


Pada Jumat (18/12/2020), keduanya terlihat  menurunkan sendiri dua karung besar yang berisi  berbagai sayur mayur. Melihat hal tersebut, wartawan mencoba menyambangi untuk menanyakan apa yang dilakukan keduanya. Ternyata kedua wanita tersebut sedang menurunkan bantuan yang akan didonasikan ke Ponpes As Sukarti, Salatiga. 


Tak disanka kedua wanita tersebut ternyata  mantan Waka Polres Salatiga AKBP (P) Rugaya Renwarin SH MH yang saat ini mengabdikan diri sebagai penggiat sosial. Dan satu wanita lainya yakni mantan Debt Collector Wanita Pertama di Indonesia bernama Fanny Arsianty.


Disela menurunkan sayuran dari atas bagasi mobil dengan kondisi basah kuyup, saat ditanya wartawan wanita tersebut mengatakan, "Kami mendengar, Ponpes As Sukarti harus terisolasi dari pihak luar karena penghuninya terpapar Covid-19. Sungguh membuat kami tidak tega," kata Waka Polres Salatiga AKBP (P) Rugaya Renwarin SH MH.


Meski air hujan terus membasahi keduanya, itu tak menyurutkan aktifitasnya, bahkan saat diajak berbincang wartawan mereka menjawab sembari menurunkan barang bawaannya.


Keduanya terus meletakkan sayur mayur sampai batas gerbang saja, mengingat para penghuni Ponpes diisolasi dan tidak boleh melakukan kontak langsung dengan pihak luar.


Hingga hari menjelang malam, kedua wanita tersebut akhirnya selesai mendroping sayur mayur untuk diberikan kepada  penghuni Ponpes untuk meringankan beban mereka.


Ketika ditanya wartawan kenapa tidak istirahat dulu menunggu hujan renda,  Fanny menjawab  pertanyaan tersebut, "Hujan yang mengguyur tidak ada artinya dibanding kondisi penghuni Ponpes yang terisolasi Covid-19,"jawabnya.


Disebutkan Fanny, sayur mayur hoktikultura yang disumbangkan adalah hasil pertanian dari Desa Deles, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang. Terkait pemberian bantuan tersebut sebelumnya  sudah berkoordinasi dengan pengelola Ponpes KH Rofik yang juga Ketua MUI Salatiga. 


Tak tanggung-tanggung, keduanya mendonasikan berkwintal-kwintal berbagai jenis sayur mayur hultikuktura asal lereng Gunung Merbabu, tepatnya di Desa Deles, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang yang diangkut dan mengantar sendiri hingga pintu gerbang Ponpes. 


"Sayur barokah ini pemberian warga desa Deles, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang yang kami salurkan ke Ponpes terisolasi Covid-19," papar Fanny. 


Sementara, Kepala Dinas Kesehatan Kota Salatiga dr Zuraidah MKes menuturkan, klaster Ponpes ditemukan setelah beberapa santri mengalami gejala Covid-19 dan kehilangan indra penciuman atau anosmia.


"Kita menerima  bahwa santri bergejala dan anosmia, puskesmas otomatis menutup semua santri dan guru di dalam. Sampai menunggu jadwal untuk swab dan sejauh ini mereka patuh, mendapat obat dan vitamin, hand sanitizer dan sabun cuci tangan dari puskesmas," tandas Zuraidah. 


Indikasi


Hal senada disampaikan Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Salatiga Wali Kota Salatiga Yuliyanto. Ia menyebutkan, berdasarkan indikasi gejala Covid-19 yaitu anosmia pada beberapa santri. 


"Positif Covid-19 hingga Jumat (18/12) ini sebanyak 1.302 dengan penambahan hari ini 83 orang terkonfirmasi positif Covid-19.  Termasuk, munculnya klaster sekolah dan Ponpes. Untuk itu kami minta pihak sekolah menutup aktivitas dari pihak luar," tandas Wali Kota. 


Sedangkan pihak Ponpes As Surkati telah berkoordinasi dengan puskesmas Sidorejo Salatiga untuk melakukan swab massal meliputi seluruh santri dan ustadz sejumlah 219 orang terdiri dari  188 Santri, dan 31 ustadz beserta keluarga, telah dilaksanakan. 


"Kami telah berkoordinasi, Ma’had As Surkati telah melakukan langkah-langkah sebagai berikut melockdown total Ma’had. Tidak ada yang keluar masuk Ma’had, melaksanakan protocol kesehatan secara ketat, meniadakan kegiatan internal yang berpotensi terjadi kerumunan," ungkap Wali Kota. 


Selain itu, lanjut dia, mengisolasi yang positif Covid-19-19 di ruang isolasi dan memisahkan dengan yang negatif, melengkapi fasilitas yang mendukung penerapan protocol kesehatan, memberikan makanan bergizi dan vitamin serta makanan-minuman suplemen lain.(*)

Iklan