Iklan

Iklan

,

Iklan

 


Banjir Di Cilacap Dikarenakan Debit Air Di Sungai Tak Terkendali Lantaran Sedimen, Ini Kata Kabid Sungai & Pantai Dinas PSDA

Jumat, 18 Desember 2020, 12:30 WIB Last Updated 2020-12-18T05:30:20Z



CILACAP, Harian7.com
- Banjir yang sering terjadi di wilayah Kabupaten Cilacap selain disebabkan intensitas hujan yang tinggi juga ada beberapa faktor seperti tanggul jebol dan banyaknya sampah di sungai.

Kepala Bidang Sungai dan Pantai, Mukhdir, S. ST. MT, saat ditemui, Kamis (17/12/2020) di ruang Kepala PSDA mengatakan, banjir yang melanda wilayah Cilacap dan sekitarnya disebabkan adanya tanggul jebol selain hujan berintensitas tinggi. Salah satunya meluapnya sungai Tipar di wilayah Kroya akibat sedimen yang mengakibatkan pendangkalan, sehingga debit air tak terkendali sungai tidak mampu lagi menampung.


“Untuk wilayah Bantarsari dikarenakan beberapa titik tanggul juga mengalami jebol seperti halnya kali Cimeneng dan Cikawung, sehingga menjadi pemicu musibah banjir,” katanya.


Dia menambahkan, jebolnya tanggul dipengaruhi faktor usia yang sudah lama. Seperti contoh kali Cimeneng yang memang adanya tanggul cukup lama karena aliran berdampak kritis setiap tahun mengalami longsor, sehingga berpotensi mengurangi kekuatan.


“Kami dengan Pihak Balai Besar selalu koordinasi dengan berbagai upaya dalam mengatasi segala hal kemungkinan yang terjadi sebagai langkah penanganan,” tandas Muhdir.


Normalisasi atau pengerukan anakan sungai, menurutnya merupakan program balai besar agar sungai-sungai kecil nantinya dapat berfungsi untuk menampung air hujan dan ini juga salah satu upaya dan sudah terkoordinasi pihak BBWS untuk wilayah Timur Serayu Opak, sedang balai Citanduy wilayah Barat.


“Pasca banjir Balai Besar Serayu Opak secara darurat telah menurunkan alat berat guna membersihkan tumpukan sampah yang tersangkut di gorong-gorong dan kolong jembatan,” tegasnya.


Sementara, untuk penanganan tanggul jebol secara permanen merupakan kewenangan Balai Besar, sehingga kami dari Dinas PSDA tidak bisa menargetkan kapan waktunya, namun ini sudah menjadi program untuk dilaksanakan.


“Untuk tindakan darurat sementara terkait tanggul jebol sudah ditangani. Mudah-mudahan saja untuk banjir kiriman tidak akan terjadi lagi," jelas Muhdir. 


Sementara, Kepala Dinas PSDA Kabupaten Cilacap, Saeful Hidayat membenarkan apa yang telah disampaikan Kabid Sungai dan Pantai. Dia menambahkan, untuk wilayah Timur seperti sungai Cibakung perlu rehabilitasi. Disamping sedimentasi menjadi faktor tanggul mengalami kritis. Seperti cros drain Kaliminyak sudah amblas serta jembatan Kalibangsa yang terlalu rendah.


“Segala upaya guna penanganan sudah dilakukan. Terkait kegiatan permanen termasuk masalah sungai menjadi kewenangan Balai Besar, sehingga perlu adanya regulasi berupa perencanaan,” katanya.


Saeful menambahkan, usulan sudah kami sampaikan melalui Dirjen Sumber Daya Air. Untuk kewenangan dalam hal ini PSDA sifatnya hanya melakukan koordinasi dan membuat usulan saja," jelasnya.


Menurut Saeful, banjir yang merendam beberapa desa di wilayah Kabupaten Cilacap selain karena intensitas hujan ekstrim, faktor kesadaran manusia sangat minim. Sampah mendominasi ketika banjir terjadi, sehingga cros drain atau pintu-pintu air kerap mengalami hambatan.


“Kami berharap kepada masyarakat untuk bisa saling menjaga pentingnya kelestarian alam. Sungai merupakan salah satu sumber kehidupan manusia untuk selalu dijaga bersama. Jangan dikotori untuk tempat pembuangan sampah, sehingga mengakibatkan kurangnya fungsi sungai yang sebenarnya," pungkasnya. (Rus)

Iklan