Iklan

Iklan

,

Iklan

 


Velga Meninggal Setelah Keracunan Roti Kadaluwarsa

Minggu, 22 November 2020, 10:51 WIB Last Updated 2020-11-22T03:52:06Z


NGANJUK, Harian7.com
– Bagi orang tua yang mempunyai anak-anak agar berhati-hati jika anaknya membeli makanan. Perhatikan lihat jajanan anak tersebut masih bagus atau sudah kadaluwarsa. Seperti yang terjadi pada Velga Febra Mahardika (11) siswa kelas VI SD Negeri Kebon Agung 4 ini meninggal dunia setelah keracunan jajanan roti yang sudah kadaluwarsa.

 

Peristiwa berawal ketika anak nomor dua dari pasangan suami istri Rendy Yuyun Saputra dan Sulis warga Dusun Tosari, Desa Kebon Agung, Kecamatan Sawahan, Kabupaten Nganjuk ini pada Selasa, (17/11/2020) sekitar pukul 15.00 WIB akan berangkat mengaji. Kemudian dia meminta bekal roti kepada orang tuanya.

 

Kakek korban, Burhan (60) menuturkan, korban (Velga) meminta bekal roti saat akan berangkat mengaji, kemudian dibelikan dua bungkus roti oleh orang tuanya. Setelah mendapat bekal roti, korban berangkat mengaji, dan satu bungkus roti telah dihabiskan oleh korban.

 

“Setelah memakan satu bungkus roti itu, korban mulai merasakan mual, dan  menjelang malam sekitar pukul 18.00 WIB korban juga muntah-muntah,” katanya, Rabu (18/11/2020).

 

Muryani (53) kerabat Velga menjelaskan bahwa, Velga merupakan sesosok anak yang dikenal baik dan rajin beribadah. Melihat kondisi Velga yang kesakitan, keluarga pun mulai curiga jika roti yang dikonsumsi sore hari sudah kadaluwarsa, apalagi Velga tidak mengkonsumsi makanan lain hingga malam hari.

 

“Ternyata benar roti yang dimakan Velga sudah kedaluwarsa,” jelas Muryani sembari menunjukkan  roti yang kadaluwarsa sejak Oktober 2020.

 

Hingga Rabu (18/11/20) pagi, kondisi Velga tak kunjung membaik, selain muntah, mulut Velga pun mulai mengeluarkan busa, Muryani dan Rendi ayah Velga lantas membawa anaknya ke Rumah Sakit Islam (RSI) Aisyiyah Nganjuk untuk mendapatkan pertolongan.

 

“Saat dibawa ke RSI Aisyiyah Nganjuk, Velga masih dalam kondisi sadar,” ujarnya..

 

Velga masuk IGD sekitar pukul 09.00 WIB, menurut Muryani dan langsung menjalani perawatan di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD). Selang 90 menit kemudian atau sekitar pukul 10.30 Velga dinyatakan meninggal dunia.

 

“Jenazah langsung dibawa ke rumah duka desa Kebon Agung untuk dimakamkan dengan layak,” jelas Muryani dengan wajah bersedih.

 

Dia menambahkan, sekitar pukul 13.00 WIB jenazah mulai dimandikan dan disholati. Setelah melalui serangkaian prosesi sebelum dikuburkan dan jenazah dibawa ke makam sekitar pukul 14.50 wib. Selanjutnya, prosesi pemakaman selesai pukul 15.20 wib.

 

Puluhan orang tua dan anak-anak yang tak lain teman sekolah dan mengaji Velga memadati rumah duka, Mereka juga mengantar kepergian teman mereka ke tempat pemakaman umum (TPU) untuk yang terakhir kali. 


 Hingga proses pemakaman selesai, sejumlah pelayat masih berdatangan di rumah yang bagian depannya merupakan salon tersebut.

 

“Mohon doanya untuk keluarga semoga diberi ketabahan dan Velga bisa masuk Surganya Allah" ungkap Muryani yang kemarin memakai kemeja biru itu.

 

Terpisah, Humas RSI Aisyiyah Nganjuk, Pitayatun saat dihubungi awak media membenarkan tentang perawatan Velga di IGD akibat keracunan makanan.

 

"Tidak sempat dibawa keruangan perawatan sudah tidak tertolong (meninggal)," ungkap Pitayatun sembari menyebut untuk detailnya ditangani IGD langsung.

 

Rendy orang tua Velga pun sudah ikhlas dan tidak mempermasalahkan daripada ribet.

 

“Kami sudah  ikhlas dan tidak mempermaslahkan kematian anak kami,” pungkas ayah dan ibu Velga kepada awak media saat di temui kemarin di rumah duka. (Indra)

Iklan