Iklan

Iklan

,

Iklan

 


Peringati Hari Pohon Sedunia, Rumah Bibit Salatiga Raya Gelar Workshop Stek Beringin

Minggu, 22 November 2020, 02:35 WIB Last Updated 2020-11-22T07:36:08Z

Penulis : Fera Marita


SALATIGA, Harian7.com - Dalam rangka memperingati hari pohon sedunia yang jatuh pada tanggal 21 November, Komunitas Rumah Bibit Salatiga Raya menggelar workshop stek pohon beringin.

Acara yang dilaksanakan Sabtu, (21/11/20) di Kampus 1 IAIN Salatiga, Jalan Tentara Pelajar No. 21 Salatiga mengambil tema 'Sinau Bareng Nyetek Wit Ringin' ini diikuti Mitapasa IAIN Salatiga, Mahesapala STiE AMA Salatiga, Jaga Bumi SMU N 1 Salatiga, Tagana Salatiga, SAR Seri Getasan, AGMM (Anak Gunung Merbabu Merapi), SAR Buser Semarang, Hotel Laras Asri, Yayasan Sion Salatiga, SMP N 5 Salatiga dan beberapa freelance dengan menghadirkan narasumber Antok Botani.

Salah seorang aktivis di Rumah Bibit, Kristanto mengatakan, sebenarnya kami ingin mengadakan penanaman, tetapi karena pandemi, maka kami hanya melakukan workshop nyetek pohon beringin dan hanya mengundang 15 komunitas yang ada di Salatiga dan sekitarnya.

"Penyetekan pohon beringin ini sendiri merupakan upaya dari Rumah Bibit Salatiga Raya untuk mendapatkan bibit pohon yang nantinya akan diperuntukkan untuk keperluan penanaman di wilayah Salatiga dan sekitarnya," katanya.

Semula, lanjut Kristanto kita hanya meminta bantuan bibit kepada BPDAS, tetapi sering kali bibit yang diberikan tidak sesuai dengan kondisi lahan yang akan kita tanami. Karena itu, kita berinisiatif untuk melakukan pembibitan sendiri, salah satunya dengan menyetek pohon beringin ini.

Hal senada juga diungkapkan oleh Rudi, Ketua Mapala Mitapasa IAIN Salatiga yang juga merupakan ketua panitia workshop kali ini. 

"Kami dari Mitapasa sebagai tuan rumah sangat mengapresiasi kegiatan seperti ini. Dari sini kita mendapat banyak ilmu tentang mengembangbiakkan pohon beringin dengan cara stek. Dan juga Mitapasa akan merawat 200 bibit beringin yang dihasilkan dari acara ini di basecamp kami sehingga nantinya bisa digunakan untuk penanaman di daerah yang kritis, baik di gunung maupun di daerah aliran sungai," ujar Rizal.

Dalam acara tersebut, Antok tidak hanya memberi paparan cara menyetek pohon beringin saja tetapi juga mengajarkan tentang pembuataan media tanam serta pembuatan sungkup portable yang berfungsi sebagai inkubator tanaman yang baru saja di stek supaya tidak layu dan terjaga kelembabannya hingga 2 bulan setelah di stek.

"Beringin yang paling bagus di stek adalah yang berusia 1 tahun karena akan mudah tumbuh dibanding beringin yang sudah berusia belasan tahun. Setelah di stek di polybag beringin ini harus diberi sungkup yang fungsinya seperti inkubator yaitu untuk mensterilkan bibit baru dari kontaminasi udara luar. Karenanya tidak diperbolehkan adanya udara luar yang masuk kedalam sungkup, karena jika terpapar udara luar sudah bisa dipastikan bibit baru ini akan mati," papar Antok.

Kristanto menambahkan bahwa kedepan acara workshop seperti ini akan dilakukan keliling komunitas.

"Nantinya kita akan keliling komunitas untuk berbagi ilmu dan belajar bersama tentang penyetekan pohon dan bunga, pembuatan pupuk dan sekam bakar sehingga tiap-tiap komunitas memiliki persemaian bibit dan juga memiliki nilai ekonomi yang bisa digunakan untuk perputaran kegiatan komunitas," pungkas Kristanto. ( Fe )

Iklan