Iklan

Iklan

,

Iklan

Dosen Undip Dorong Pembibit Lele di Banyubiru Gunakan Teknik Induce Spawning

Redaksi
Senin, 02 November 2020, 11:16 WIB Last Updated 2020-11-02T04:16:56Z
Istimewa.


Laporan: Indra/G Cahyono


UNGARAN,harian7.com - Budidaya ikan lele saat ini menjadi primadona di kalangan masyarakat Indonesia. Hal ini lantaran permintaan ikan lele konsumsi kian meningkat seiring dengan pertumbuhan bisnis kuliner. Salah satu sentra pembibitan dan budidaya ikan lele yang sedang berkembang berada di Desa Ngrapah, Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. 



Kondisi alam dan faktor cuaca setempat membuat Desa Ngrapah menjadi tempat yang cocok sebagai sentra pembibitan ikan lele. Namun demikian, hal tersebut tidak serta merta membuat para pelaku pembibitan ikan lele lepas dari kendala. Seperti yang diutarakan oleh Agus Jumeri, 30, punggawa Kelompok Pembibitan Ikan Lele Mandiri saat ditemui oleh wartawan di lokasi pembibitan, Minggu (1/11) kemarin. 



Agus menuturkan, kendala yang dialami oleh para pelaku pembibitan salah satunya adalah minimnya pengetahuan ilmiah tentang pemilihan indukan serta penekanan terhadap tingkat kegagalan penetasan telur ikan lele.


 “Yang jelas selama ini, kami masih menggunakan teknik tradisional. Ilmu kira-kira. Bagaimana memilih bibit serta perlakuan terhadap telur hingga menetas masih bergantung pada kondisi alam. Tingkat kegagalan masih cukup tinggi,” terangnya. 



Hingga pada 2017 lalu, pihaknya bertemu dengan para pakar perikanan dari Fakultas Ilmu Perikanan dan Kelautan (FPIK) Universitas Diponegoro Semarang. Adalah Dr.Dicky Harwanto ;Dr. Sarjito;Dr. Desrina dan A.H.Condro, MSi yang akhirnya memperkenalkan mereka pada teknik Induce Spawning. 



Induce Spawning, kata Agus adalah teknik percepatan proses pematangan dan pemijahan induk ikan lele dengan tingkat penetasan yang lebih tinggi. 


“ Ya, teknik itu gambarannya adalah bagaimana memilih indukan yang benar-benar berkualitas tidak hanya dengan ilmu kira-kira. Setelah itu diberi obat ovavrim untuk memacu kesuburan dengan cara disuntik, “ terangya. 



Agus dan rekan-rekannya telah mencoba membuktikan hal tersebut dan mengaku bahwa teknologi baru itu memang mampu meningkatkan kualitas indukan dan meminimalkan tingkat kegagalan penetasan telur ikan lele. 


“Sangat bermanfaat, tadinya saya hanya bermodal ilmu tradisional, ternyata setelah kami terapkan, proses pemijahan berlangsung cepat demikian juga dengan tingkat kegagalannya bisa ditekan di angka 20 sampai 15 persen, “ unkap Agus. 



Sementara itu, Dr Dicky Harwanto, selalu pengajar FIPK Undip sekaligus pendamping Kelompok Pembibitan Ikan Lele Mandiri mengakui bahwa dengan tekonologi induce spawning, kualitas dan kuantitas bibit lele lebih baik dibanding dengan teknologi tradisional.


 “Saya rasa yang kami lakukan ini adalah lebih ke transfer ilmu pengetahuan. Sesuai dengan bindang keilmuan kami, teknik induce Spawning ini kemudian kami ajarkan ke kelompok pembibitan salah satunya di wilayah Ngrapah ini, “ terangnya melalui sambungan dalam jaringan kepada wartawan. 



“Selain itu, kami juga sebelum pandemi, beberapa kali mengajak para mahasiswa kami untuk terjun ke lapangan melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN). Para mahasiswa diharapkan menjadi pendamping sekaligus belajar secara nyata mengenai teknik modern dalam dunia pembibitan ikan lele pada khususnya,” imbuh Dicky. 



Dicky berharap, program tersebut mampu menjadi solusi bagi para pelaku pembibitan ikan lele. Selain itu pihaknya juga mendorong kawasan Ngrapah nantinya menjadi proyek percontohan bagi daerah lainnya yang masih menerapkan teknik tradisional dalam pembibitan ikan lele.


 “Target kami adalah memberdayakan para pelaku pembibitan ikan lele di wilayah Ngrapah. Sehingga nantinya kawasan ini mampu berkembang menjadi proyek percontohan bagi para pelaku pembibitan di wilayah lain di Jawa Tengah, bahkan pada skala nasional, “ pungkas Dicky.

Iklan