Iklan

Iklan

,

Iklan

Kota Semarang Kasus Covid-19 Hingga September 2020 Tercatat 6.610 Kasus

Redaksi
Kamis, 10 September 2020, 19:30 WIB Last Updated 2020-09-10T14:45:55Z
Ketiga narasumber saat mengisi acara dialog prime topic dengan tema bersama lawan corona, di Hotel Gets Semarang, Kamis (10/9). Foto (M.Taufiq/harian7.com)  

Penulis : M.Taufiq
Editor   : Andi Saputra

SEMARANG, Harian7.com - Meningkatnya kasus Corona virus di Indonesia secara umum maupun di Kota Semarang secara khusus, mendorong agar masyarakat lebih waspada mencegah penularan wabah ini. Protokol kesehatan harus senantiasa digaungkan hingga menjadi gaya hidup masyarakat di era Covid-19 saat ini. Kewaspadaan masyarakat ini sangat diperlukan mengingat jumlah kasus covid-19 menunjukkan lonjakan yang signifikan.

Di Kota Semarang tercatat kasus covid-19 yang terkonfirmasi hingga Selasa 8 September 2020 mencapai 6.610 kasus, dengan rincian 507 kasus masih menjalani perawatan, 343 dari dalam Kota Semarang, dan 164 berasal dari luar Kota Semarang. Sedangkan pasien sembuh dikabarkan mencapai 5.449 dan 654 meninggal dunia. Situasi ini harus mendapatkan perhatian. Pemerintah pun harus bisa mengontrol wabah ini dengan baik.

Pemerintah harus mampu memberikan rasa tenang kepada masyarakat atas kondisi pandemi saat ini. Butuh kerja ekstra serta rencana ke depan yang lebih jitu dalam upaya mengatasi wabah covid-19 serta mengantisipasi dampak-dampak sosial ekonomi masyarakat yang ditimbulkan. Selain itu, pemerintah Kota Semarang perlu memberikan pemahaman yang kuat agar muncul kesadaran bahwa tanpa gerakan masyarakat, kebijakan pemerintah tidak akan efektif. Sehingga dengan kesadaran semua pihak, akan muncul satu keserasian dalam gerakan Bersama Melawan Corona.

Ketua DPRD Kota Semarang,Kadarlusman menyatakan penanganan terhadap covid-19 di kota semarang sudah luar biasa. Mulai14 maret 2020 hal yang tidak diduga,tidak disangka ternyata wabah ini luar biasa sekali.

"Tidak hanya warga semarang yang terkejut, tetapi satgas covid 19 sangat serius artinya anggaran yang sudah dipersiapkan untuk membangun kota semarang hampir semuanya masuk dalam penanganan covid19.

" Masing masing OPD 90 persen harus dipotong untuk.penanganan covid 19, anggaran DPRD Kota semarang 50 persen masuk dalam penanganan covid-19.

Di Semarang penanganan covid19 lebih serius dibanding dengan kota kota yang lain dan kesadaran masyarakat sekarang sudah luar biasa sekali,sehingga mereka ini sudah tidak takut lagi dilakukan swabs, bahkan mereka itu mendatangi rumah dinas  kantor kesehatan,puskesmas dan mereka lebih paham," pungkasnya, saat menjadi nara sumber di acara prime topic Dialog bersama Parlemen Kota Semarang dengan tema " Bersama Lawan Corona " yang disiarkan langsung MNC Trijaya FM di ruang Mahoni lantai 2 Gets Hotel jalan MT.Haryono no 312 - 316, Kota Semarang,Jawa Tengah, Kamis ( 10/9/2020).

Sementara KaDinas Kesehatan Kota Semarang, dr. M. Abdul Hakam Sp.PD menjelaskan bahwa data per 10/9/2020 pasien dalam perawatan dikota semarang sejumlah 531 dalam perawatan baik di rumah sakit maupun karantina diantaranya     sejumlah  369  ber-ktp kota semarang ,161 ber-ktp luar kota, dan ada sejumalah 19 rumah sakit rujukan penanganan covid-19 yang ditunjuk pemerintah kota semarang, " jelasnya.

" Tetangga kita di kabupaten semarang banyak juga yang dirawat rumah sakit di kota semarang. Dari total yang terkonfirmasi ada 6815, dari semarang  5606, dari luar kota 1409.

Dari data, yang dikarantina dirumah ada 49, yang di rawat inap sejumlah 289. jumlah tempat tidur dirumah sakit jadi pertanyaan yang cukup serius," ujar Hakam.

Dalam dua minggu terakhir ini ternyata data pusat dan data kota semarang tidak sinkron namun sekarang sudah dicocokan sehingga tidak ada masalah data sudah sesuai," ucapnya.

Pada kesempatan sama, Ketua Kesatuan Staff Medis (KSM) Microbiologi,RSUP dr. Kariadi Semarang,dr.Iva Puspitasari Sp.MK mengungkapkan peekembangan covid19 dikota semarang atau jawa tengah,kami dari KSM Microbiologi Rumah Sakit dr. Kariadi tentu saja lebih mencermati treaching dibidang  pemeriksaan PCR rapied test.

"Sampai dengan saat ini dari WHO belum ada kepastian. RSDK semarang tetap memanfaatkan sistem rujukan kita mengatasi secara komprehensip mulai dari puskesmas sampai dengan kasus berat kita tangani," ujar Iva.

Kasus terbanyak di ruang isolasi yang banyak perhatiannya, karena pasien yang meninggal lebih banyak di ruang tes.

Iklan