Iklan

Iklan

,

Iklan

Teknologi Merupakan Salah Satu Hambatan Dalam Merawat Kebangsaan

Redaksi
Senin, 10 Agustus 2020, 23:44 WIB Last Updated 2020-08-10T16:49:28Z
Ketiga narasumber saat menjadi pembicara dalam dialog bersama parlemen Kota Semarang yang diselenggarakan oleh Trijaya FM  Foto (M.Taufiq/harian7.com)  

Penulis : M.Taufiq | Editor : Andi Saputra

SEMARANG, harian7.com - Sudah sekian lama rakyat Indonesia merasakan atmosfer kemerdekaan. Tepatnya 75 tahun silam, negeri ini memproklamirkan diri lepas dari belenggu penjajahan yang telah beratus-ratus tahun lamamya menyengsarakan rakyat Indonesia. Sebagai generasi penerus bangsa, kita wajib merawat bangsa ini, dengan cara melanjutkan cita-cita perjuangan para pendiri bangsa.

Selain melawan penjajahan, kerja besar para pendiri negara adalah membentuk struktur serta muatan Indonesia merdeka. Gagasan pembentukan negara Indonesia dilengkapi orientasi masa depan yang jelas sebagai negeri yang berdaulat dan bercita-cita memakmurkan rakyatnya dalam segala bidang. Pembangunan kebangsaan Indonesia belumlah usai. Negara dan semua elemen bangsa berkewajiban untuk terus merawat kebebasan dan keberagaman.

Seyogyanya, jasa-jasa pahlawan bangsa dipahami secara utuh oleh masyarakat, tidak hanya sekadar berjasa mengusir penjajah semata. Semangat kebangsaan Indonesia akan menjadi panduan bangsa bernegara, karena di setiap zaman akan selalu ada pahlawan. Wajib bagi semua rakyat untuk merawat kebangsaan Indonesia yang di dalamnya terkandung cara pandang diri dan tanah air Indonesia yang mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa menuju masyarakat yang rukun, adil, tolong menolong dan sejahtera bersama

Ketua DPRD Kota Semarang, Kadarlusman menjelaskan kondisi saat ini memang berbeda dengan bebebrapa puluh tahun lalu.Jaman sekarang ini semuanya serba canggih apalagi dengan handpone kadangkala kita sebagai orang tua juga sedih manakala anak anak kita tiap hari bangun tidur swdah dihadapkan dengan teknologi yang serba modern dan canggih," ucapnya.

Para audiens dialog parlemen Kota Semarang Foto (M.Taufiq/harian7.com)

Menurutnya itu sangat mengkhawatirka  sekali untuk anak anak kita sebagai pewaris bangsa tapi mereka sudah terjajah duluan dengan kecanggihan teknologi saat ini.

"Sehingga kita sebagai orang tua harus rutin dan jangan boleh berhenti mengingatkan pada anak anak kita yang pertama hindari itu. paling tidak ada batasan batasan, kalau kita biarkan begitu saja kita khawatir nanti kedepan tanggung jawab, kewajiban demi kesadaran masyarakat untuk bisa merawat bangsa ini juga semakin pudar," pungkasnya, saat menjadi nara sumber dalam Dialog bersama Parlemen Kota Semarang dengan tema Merawat Kebangsaan Indonesia yang disiarkan langsung MNC Trijaya FM di ruang Petra 1 Hotel Noormans, jalan Teuku Umar no 27 Jatingaleh,Karangrejo, Kec. Gajahmungkur, Kota Semarang Senin ( 10/8/).

Sementara itu Kaban Kesbangpol Kota Semarang, Abdul Haris menjelaskan kalau dilihat dari sejarah negara ini dibentuk sudah dipikirkan oleh para tokoh agama, politik,tokoh kebangsaan  pada.kenyataannya hidup dinegara Indonesia yang terdiri dari berbagai ras,suku,agama, dan kita lahir sesudah kondiai seperti ini," jelasnya.

"Beberapa bidang yang sudah masuk seperti teknologi yang canggih dan s bagainya.
Dalam rabgka merawat kebangsaan ada beberapa kiat kiat, diantaranya kita sudah melaksanakan kegiatan kegiatan yang bentuknya seperti sosialisasi dimasyarakat," ujar Haris.

"Untuk menguatkan merawat kebangsaan kiat kiat pemerintah, masyarakat dan organisasi seringkali melakukan pendekatan pendekatan terhadap wawasan  kebangsaan terhadap masyarakat yang ada di indonesia," terangnya.

Pada kesempatan yang sama, Antropolog Undip Semarang, Prof.Mudjahirin Tohir menegaskan kemerdekaan tidak semata hasil perjuangan manusia tetapi juga ada keridhoan Tuhan.Manusia berkumpul untuk merdeka dalam rangka.mwnjadikan kekhalifahannya,menjaga lingkungannya, sosialnya untuk hidup bersama mengabdi pada Tuhannya, disitu ada dimensi sosial,politik dan ekonomi," tegasnya.

"Merawat kebangsaan seharus nya mempertemukan bangsanya itu dalam rangka untuk bersama sama dalam sebuah tanah air Indonesia," tutup Mudjahirin.

Iklan