Iklan

Iklan

,

Iklan

 


Antisipasi Penurunan Debit Air, Pemkot Salatiga Bangun 10 Sumur Resapan

Redaksi
Rabu, 26 Agustus 2020, 07:45 WIB Last Updated 2020-08-26T00:45:41Z
Foto istimewa.


SALATIGA,harian7.com - Untuk mengantisipasi penurunan debit air dari sumber air yang ada, dengan menjalin kerjasama Bank Negara Indonesia (BNI) Cabang Salatiga, Pemerintah Kota Salatiga  membangun 10 sumur resapan di daerah Kelurahan Kumpulrejo, Kecamatan Argomulyo Salatiga.

Kepala Bappeda Salatiga, Susanto mengatakan, pembuatan sumur resapan akan memperbaiki sumber mata air. Apabila tidak segera dilakukan penyelamatan pada tahun-tahun yang akan datang, sumber air tersebut akan mengering.

“Kepekaan ini harus segera diwujudkan. Sumur resapan penting keberadaannya. Membangun beberapa sumur resapan akan memperbaiki debit air yang ada dan menjaga cadangan air tanah. Contohnya di mata air Kalitaman, ” jelas Susanto, di Ruang Perencanaan Bappeda Kota Salatiga, Selasa (25/8/2020) kemarin.

Sementara itu, Wakil Pemimpin Bidang Marketing dan Pemasaran BNI Cabang Salatiga Ringgas Sitohang, berharap bantuan dana CSR yang diberikan bisa bermanfaat bagi masyarakat Salatiga. Terutama untuk menjaga mata air yang ada, termasuk di Kelurahan Kumpulrejo sebagai tempat pembuatan sumur resapan tersebut.

“Hal ini sebagai aksi kami untuk bina lingkungan dan meningkatkan sarana prasarana di Salatiga. Anggaran Rp40 juta kami siapkan dan berikan untuk membuat sumur resapan sebagai cadangan air di wilayah Salatiga,” ujar Ringgas.

Konsultan dari United States Agency for International Development, Indonesia Urban Water Sanitation and Hygiene (USAID IUWASH) Plus, Oni menyampaikan, program pembuatan sumur resapan merupakan rencana aksi dalam mengembalikan debit mata air di wilayah Salatiga. Salah satunya di sumber air Kalitaman.

Dia menjelaskan, debit mata air Kalitaman telah mengalami penurunan sekitar 61,81 liter/detik atau dengan rata-rata penurunan sekitar 6,87 liter/detik/tahun. Debit mata air kalitaman pada 2010 adalah 150 liter/detik, menjadi 88,19 liter/detik pada tahun 2019. Salah satu faktor penyebab penurunan adalah berkurangnya kemampuan lahan untuk menampung dan menyerap air hujan yang masuk ke tanah.

“Debit mata air Kalitaman turun sangat tajam yakni 41,20 % hanya dalam rentang waktu sembilan tahun. Cara paling efektif untuk meningkatkan debit mata air adalah dengan membangun sumur resapan di daerah timbunan mata air,” kata Oni.(Widodo/rls)

Iklan