Iklan

Iklan

,

Iklan

Tenggelam Saat Bermain di Sungai Bengawan Solo, Seorang Pelajar SMPN 4 Ngawi Akhirnya Ditemukan Dalam Keadaan Tidak Bernyawa

Redaksi
Minggu, 26 Juli 2020, 01:40 WIB Last Updated 2020-07-25T18:40:08Z
Tim SAR saat mengevakuasi mayat korban.
Penulis: Agus Cahyono - Kontributor Ngawi

NGAWI,harian7.com - Muhamad Fadhiel Wicaksana (13) warga RT 04 Dusun Pojok, Kelurahan Grudo, Ngawi seorang Pelajar SMPN 4 Ngawi akhirnya ditemukan, setelah sebelumnya dikabarkan tenggelam dan terseret arus di Bengawan Solo, tepatnya di Dusun Pojok Desa Grudo Kecamatan Ngawi Kota Kabupaten Ngawi, pada Jumat (24/7/2020) kemarin sekira pukul 16.00 wib.

Menurut keterangan teman korban bernama Syafa, peristiwa naas tersebut bermula pada saat korban bermain bersama  10 di sungai Bengawan Solo usai   bermain bola bersama.

"Awal mulanya ada dua teman saya yang tenggelam. Namun satu teman bernama Rico selamat meski banyak minum air sungai. Namun si Fadhiel terseret derasnya arus sungai."

"Fadhiel dikenal tidak pernah main dan baru pertama kali berenang sungai dan tidak pandai berenang. Dan saat melihat teman tenggelam kita tidak bisa berbuat apa apa untuk melakukan pertolongan, karena arus air sangat deras,"ucapnya.

"Karena derasnya arus air, kita berlari untuk mencari pertolongan kepada masyarakat sekitar, selanjutnya masyarakat langsung berusaha mencari. Dan salah satu warga warga langsung menghubungi Mbah Demang (Pak Kades - red),"terangnya.

Sementara itu, Kepala Desa Grudo, Triyono, mendengar kabar tersebut langsung  berkoordinasi dengan Tim SAR Sikatan Ngawi dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ngawi, untuk segera melakukan pencarian korban.

"Kami bersama rekan rekan langsung melakukan pencarian. Karena kondisi sudah gelap akhirnya pencarian hanya dilakukan dengan pemantauan. Dengan sigap dan terlatih semua potensi SAR yang terlibat sesegera mendirikan posko di sekitar tenggelamnya korban,"jelas Triyono.

Selanjutnya, Tim SAR se Kabupaten Ngawi berkoordinasi dan berbagi tugas. dari semua potensi SAR yang terlibat di bagi menjadi empat titik pemantauan. Jarak antar pos kisaran kurang lebih 100 meter dan di bantu dengan penerangan menggunakan genset di setiap masing masing pos pantau.

"Sementara itu karena kondisi yang cukup gelap dan arus sungai deras maka pencaraian pada malam hari dihentikan dan baru dilakukan esoknya,"terang Triyono.

Keesokan harinya, Sabtu (25/7/2020) Badan Penanggulangan Daerah (BPBD) kabupaten Ngawi bersama tim SAR gabungan melakukan briefing untuk evalusai sebelum melakukan gerakan pencarian korban.

Adapun SAR Gabungan tersebut terdiri dari BASARNAS, BPBD Ngawi, TNI, Polri, SAR SIKATAN, SAR FKAM, SAR MTA, RESCUE Ngawi, Ilham Rescue, SAR Elpeje, SAR Tulungagung, SAR GMR, Relawan RENGER dan Gabungan Relawan Sine (GARASI). Sebanyak 45 personil  yang ikut apel pagi ini.


"Dengan menggunakan APD berupa pelampung, tim melakukan pencarian dengan menyusuri sepanjang aliran sungai, teknik ini biasa dikenal dikalangan Relawan dengan istilah Mboyo."

"Selanjutnya Tim Basarnas dengan menggunakan perahu bermesin melakukan manuver mengitari kedung yang diduga berpotensi terdapat korban sehingga harapan nya korban dapat naik ke permukaan dengan cepat. Pada pukul 11.50 wib korban berhasil di ketemukan.

"Korban ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa langsung di bawa ke RSUD dan selanjutnya di bawa ke rumah duka untuk di lakukan pemakaman,"pungkas Triyono. (*)

Iklan