Iklan

,

Iklan

Solusi Menuju Ketahanan Pangan di Masa Pandemi Covid-19, Gereja ST. Paulus Miki Salatiga Ajak Umat dan Masyarakat Untuk Menanam Sayuran di Pekarangan Rumah

Redaksi
Minggu, 14 Juni 2020, 12:32 WIB Last Updated 2020-06-14T08:40:35Z
Romo Petrus Bimo Handoko MSF (Mengenakan baju putih) foto bersama dengan para peserta.(Foto: M.Nur/harian7.com)
Penulis: M.Nur

SALATIGA,harian7.com - Pandemi Covid-19 memaksa orang tinggal di rumah memunculkan budaya baru, yaitu berkebun di pekarangan rumah berupa sayuran organik. Seperti kita ketahui pangan merupakan kebutuhan dasar bagi manusia yang harus dipenuhi setiap saat.

Untuk itu sebagai kebutuhan dasar, pangan mempunyai arti dan peran yang sangat penting bagi kehidupan suatu bangsa. Ketersediaan pangan yang lebih kecil dibandingkan kebutuhannya dapat menciptakan ketidakstabilan ekonomi.

Berbagai gejolak sosial dan politik dapat juga terjadi jika ketahanan pangan terganggu. Saat ini, krisis pangan menghantui Indonesia sebagai dampak pandemi  Covid-19. Banyak upaya dilakukan berbagai pihak guna mengantisipasinya. Masyarakat mulai melakukan penghematan dan menanam bahan pangan lokal, gerakan beli hasil tanaman pangan petani lokal juga digencarkan.

Menyikapi hal tersebut Gereja ST. Paulus Miki Salatiga melalui Tim Pelayanan Pelestarian Keutuhan Ciptaaan - Diakonia mengadakan pelatihan pemanfaatan lahan sempit bertempat di Aula Rafael Gereja Santo Paulus Miki Salatiga, Minggu (14/6/2020) siang.

Adapun dalam kegiatan yang diikuti sekitar 30 orang dari berbagai wilayah ini mengusung tema "Pemanfaatan Lahan Sempit Dalam Rangka Ketahanan Pangan".  Pada kegiatan ini terlihat para peserta pelatihan terlihat sangat antusias mengikuti kegiatan hingga selesai serta saat kegiatan berlangsung  tetap memperhatikan aturan pemerintah.
Romo Petrus Bimo Handoko MSF saat ditemui harian7.com.

Romo Petrus Bimo Handoko MSF saat ditemui harian7.com disela acara mengatakan, bahwa kegiatan ini sebagai bentuk kehadiran gereja di tengah masyarakat yang sedang menghadapi pandemi covid-19.

"Kami berharap semua umat bisa menanam sayur di pekarangan rumahnya, sehingga dalam beberapa waktu umat bisa mengkonsumsinya sehingga bisa tetap bertahan di tengah pandemi ini,"tutur  Romo Petrus Bimo Handoko MSF.

Sementara itu, diungkapkan Andi selaku Timpel PKC Gereja Paulus Miki mengungkapkan, kegiatan ini merupakan program dari Tim Pelayanan Pelestarian Keutuhan Ciptaan dalam rangka merespon Covid - 19.

 "Program ini bertujuan untuk meningkatkan ketahanan pangan untuk umat. Sehingga umat bisa tetap bertahan dengan mengkonsumsi sayuran yang mereka tanam di pekarangan rumahnya," kata Andi kepada harian7.com.
Para peserta saat mengikuti pelatihan.(Foto: M.Nur/harian7.com)

Ditambahkan Andi, dalam kegiatan ini para peserta seusai mengikuti kegiatan Timpel PKC juga membagikan bibit sayur kepada para peserta. Adapun masing masing peserta pelatihan akan mendapatkan 40 bibit sayuran untuk ditanam di pekarangan rumahnya.

"Tim PKC menyediakan stok hampir 10.000 bibit yang akan  dibagikan kepada umat dan komunitas masyarakat.Kami akan buka pelatihan untuk tahap berikutnya baik untuk umat maupun komunitas masyarakat yang tertarik,"terangnya.

Ungkapan senada juga disampaikan, Petrus Kris Wigati selaku salah satu pelatih. Ia mengungkapkan bahwa menanam sayur organik  di pekarangan itu tidak sulit dan tidak memerlukan biaya yang mahal.

"Banyak hal yang bisa kita lakukan sendiri mulai dari pembuatan pupuk, cara pembibitan dan merawat tanaman, semua bisa kita lakukan dengan menggunakan alat dan bahan yang ada disekitar kita,"terangnya.

"Program ini akan ditindaklanjuti juga dengan monitoring kepada peserta untuk memastikan bahwa peserta menanam, merawat dan bisa memanen dengan benar,"pungkas Petrus.(*)

Iklan