Iklan

Iklan

,

Iklan

Pernah Bekerja Dijaringan Telekomunikasi, Warga Kesongo Banting Setir Memproduksi Aneka Kripik Ikan, Kini Sukses dan Raub Untung Hingga Puluhan Juta Rupiah

Redaksi
Sabtu, 27 Juni 2020, 00:02 WIB Last Updated 2020-06-26T19:50:41Z
Saat proses mengolah aneka kripik ikan.(Foto: M.Nur/harian7.com)
Tim Liputan: M.Nur/Shodiq/Amar

UNGARAN,harian7.com - Danau Rawa Pening memang tampaknya sudah populer di telinga banyak orang sebagai salah satu destinasi wisata. Seperti kita ketahui danau Rawa Pening terletak di Kabupaten Semarang, yang dikelilingi empat Kecamatan di antaranya Bawen, Ambarawa, Tuntang dan Banyubiru, dengan mempunyai luas 2.670 hektare dan  memiliki berjuta pesona keindahan alamnya.

Selain menawarkan pemandangan alam dan pegunungan yang indah, Danau Rawa Pening juga kaya akan hasil alamnya. Diantaranya adalah ikan cetol, udang, belut, dan wader serta masih banyak lainya.

Untuk itu,  saat  berkunjung ke Rawa Pening, pastinya kita akan  menjumpai panganan khas yang tak boleh Anda lewatkan. Ialah Kripik Ikan Cetol, Ikan Wader,Kripik Udang dan Kripik Belut, yang tentunya berbahan dasar ikan-ikan danau yang terkenal renyah.

Ikan Cetol, Wader dan Udang sendiri merupakan salah satu spesies ikan danau di Rawa Pening ini. Jumlahnya yang melimpah di danau ini, membuat para nelayang menjadikannya salah satu komoditi.

Maka oleh warga sekitar, Ikan Cetol dan wader serta belut  diolah menjadi kripik, ukurannya kecil-kecil.
Aneka olahan kripik yang siap untuk dipasarkan.

Tanggap dengan peluang tersebut, Muhamad Yusuf (46) salah satu warga yang tinggal disekitar Danau Rawa Pening tepatnya di Dusun Kesongo Lor, RT 03 RW 03 Desa Kesongo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang, sejak tahun 2000 sudah mulai memproduksi aneka kuliner dan oleh-oleh kripik Ikan Cetol, Udang dan belut.

Saat ditemui harian7.com, Jumat (26/6/2020) sore ditempat memproduksi aneka kripik ikan miliknya, Muhamad Yusuf menuturkan, dulunya bekerja di salah satu jaringan telekomunikasi fiber optik di Semarang. Namun pada tahun 2000 saat anaknya menginjak duduk dibangku TK, dirinya memutuskan untuk banting setir dengan membuka usaha aneka kripik dengan berbahan baku ikan yang didapat dari Danau Rawa Pening.

"Awal mula merintis usaha ini saya bermodalkan tekat dan ketekunan. Pasalnya saat itu saya hanya memiliki uang untuk modal ratusan ribu saja mas,"ungkapnya.

Melihat akan manfaat dan kaya akan protein serta gizi yang terkandung pada aneka ragam ikan dari Danau Rawa Pening, maka dirinya berfikir untuk mengolahnya menjadi aneka kripik ikan. Kala itu ia mencari bahan baku untuk memproduksi aneka kripik dengan berbahan baku ikan segar dari para nelayan di sekitarnya.

"Karena waktu itu masih merintis, dalam memasarkanya dimulai dari menawarkan ke para pedagang, instansi pemerintah, tempat wisata dan ke masyarakat langsung. Suka dukapun saya lalui saat itu, namun saya terus berjuang sehingga yang dulu hanya bermodalkan ratusan ribu kini setiap bulanya bisa meraup untung hingga puluhan juta rupiah. Bahkan kini saya bersama istri saat memproduksi aneka kripik ikan sudah dibantu 6 karyawan,"terangnya dengan gamblang.

Dituturkan Muhamad Yusuf, bahkan saat ini jika kebanjiran order maka untuk bahan baku sampai mencari hingga keluar daerah. Dan untuk pemasaranya juga sudah merambah ke luar kota.

Dibeberkannya, kini tempat usahanya juga sudah memiliki badan usaha dengan nama UD Makaryo Mino dan hasil produksi aneka olahan kripiknya dinamai Cetol Krips-Krips.

"Dasar saya menamai itu, atas saran dari mbah Yai sebagai guru ngaji saya. Ya namanya seorang santri tentunya sudah menjadi sebuah kewajiban untuk selalu takdzim kepada guru. Karena itu adalah kuci sukses,"terang Muhamad Yusuf.

Disebutkannya, karya hasil olahan aneka kripik ikan miliknyapun pernah mendapat penghargaan dari Pemerintah Kabupaten Semarang, sebagai nominasi Pemuda Pelopor Terbaik Bidang Pangan.

"Pada tahun 2019 lalu, usaha saya mendapat penghargaan dari Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Semarang,"tutup Muhamad Yusuf.(*)

Iklan