Iklan

Iklan

,

Iklan

Jhon Genthong : Seorang Terapis Harus Miliki Kerangka dan Pondasi Kuat

Redaksi
Minggu, 07 Juni 2020, 17:07 WIB Last Updated 2020-06-07T12:36:56Z
Jhon Genthong saat menggelar pelatihan relaxasi bertempat di Rumah Jalan Mulawarman V/10 Kramas Kecamatan Tembalang Kota Semarang
Penulis: Andi Saputra


SEMARANG, Harian7.com - Bekerja sama dengan Rumah Pemberdayaan 3DS Consultant dan Battra Supranatural Nusantara, Jhon Genthong menggelar pelatihan relaxasi yang bertempat di Rumah Jalan Mulawarman V/10,Kramas,Kecamatan Tembalang Kota Semarang,Minggu (7/6).

Peserta yang mengikuti pelatihan dibatasi hanya 6 orang, hal ini dikarenakan mengikuti aturan protokol kesehatan pemerintah cuci tangan memakai sabun, hand sanitizer, pakai masker sesuai anjuran pemerintah di tengah pandemi covid19 yang sampai sekarang sedang menuju new normal.
  
Namun jadwal pelatihan terus dilaksanakan secara berkala sesuai dengan permintaan klien yang menghubungi jhon genthong yang sebelumnya sempat di iklankan baik melalui medsos maupun media online lainnya.

Jhon Genthong selaku Pelatih relaxasi dan Ketua Harian Battra Supranatural Nusantara Kota Semarang mengatakan seorang terapis seharusnya memilik kerangka atau pondasi yang kuat pada saat terjun di dunia pengobatan tradisional

"Karena banyak sekali terapis kita yang banyak mengikuti pelatihan tetapi hasilnya tidak maksimal atau hasilnya mentah sehingga pada saat menghadapi pasien grogi sehingga hasilnya tidak.maksimal, oleh karena itu kita ingin nantinya hasilnya maksimal,"ujarnya.

Menurutnya setelah menguasai kerangka pertama juga kuasai kerangka kedua yaitu kerangka roso atau pondasi roso jadi kalau kita menerapi seorang pasien harus menggunakan alam roso 70 persen.

"Misal seorang penjual jamu selalu mengatakan produknya selalu nomor satu padahal belum tentu karena  pada dasarnya seorang terapis dalam menangani pasien harus mantap bila di tambah dengan ramuan yang dimiliki sesuai dengan kebutuhan untuk pengobatan tentunya hasil juga lebih baik," tuturnya.
selain itu, lanjutnya, dengan menerapkan alam pikiran dan alam roso juga kerangka rogo juga harus diperhatikan karena apabila rogo, fisik seseorang sakit kita juga menerapi raganya sesuai tempat dimana yang sakit sesuai dengan tata cara penanganannya.

Dia menambahkan untuk yang terakhir juga memperhatikan kerangka dungo atau doa maksudnya bagaimana pafa saat akan menerapi kita komunikasi dengan pasien sebelumnya kita berdoa terlebih dahulu. 

"Tidak ada seorang terapis sehebat apapun kalau tidak didahului dengan doa maka kurang mujarab dan belum tentu terkabul keinginannya,"ujar Jhon Genthong.(*)

Iklan