Iklan

Iklan

,

Iklan

Masa Pandemi Covid-19, Omset Resto dan Hotel di Salatiga Turun Hingga 80%

Redaksi
Sabtu, 09 Mei 2020, 15:14 WIB Last Updated 2020-05-09T08:18:20Z
Arso Adji Sadjiarto SH, Pemilik RM 'Joglo Rini' dan Ketua PHRI Kita Salatiga.
Penulis: Heru Santoso | Editor: M.Nur

SALATIGA, harian7.com  – Masa pandemi Covid-19 yang sampai sekarang belum jelas kapan usainya, menjadikan semua jenis usaha mengalami penurunan pendapatan. Salah satunya, rumah makan (RM) "Joglo Rini" Jalan Mawar Jetis, Kec Sidorejo, Kota Salatiga. Bahkan, secara global yang tergabung dalam Persatuan Hotel dan Restauran Indonesia (PHRI) Salatiga.

Arso Adji Sadjiarto SH, Owner RM Joglo Rini Salatiga mengatakan, bahwa selama masa pandemi Covid-19 ini masih berlangsung, kondisinya tetap saja masih berat. Hal ini karena masyarakat masih mengikuti dan taat akan aturan di pemerintah khususnya protokol kesehatan. Yang salah satu ya tetap di rumah saja.

Terkait dengan situasi dan kondisi rumah makan miliknya itu, selama masa pandemi Covid-19 ini jelas mengalami penurunan pendapatan atau omset. Boleh dikatakan semakin hari semakin sepi dan rata-rata antara 10% -15% pendapatan yang masuk dibandingkan kondisi normal.

"Penurunan omset itu disebabkan karena memang kondisi secara nasional yang harus mengikuti anjuran pemerintah karena masa pandemi Covid-19 ini. Aturan itu adalah tamu harus memakai masker, lakukan cuci tangan, serta harus tetap menjaga jarak. Khususnya di RM Joglo Rini ini setiap hari ketika mulai tutup langsung dilakukan penyemprotan desinfektan pada meja dan kursi secara keseluruhan," jelas Arso Adji Sadjiarto SH, yang juga Ketua Persatuan Hotel dan Restauran Indonesia (PHRI) Kota Salatiga kepada harian7.com, Sabtu (00/05/2020) siang.

Menurutnya, untuk masalah penurunan omset rata-rata hingga 85%. Hal ini mengingat terbatasnya tamu yang datang maupun tersedianya tenaga kerja. Karena karyawan di RM Joglo Rini ini sebagian besar dirumahkan. Namun, hal itu bukannya dirumah terus namun dijadwal secara bergilir dalam setiap minggunya.

"Untuk karyawan kami di RM Joglo Rini ini, kami model bergilir kerjanya. Dari total seluruh karyawan yang ada sebanyak 80 orang, hanya 12 orang tiap harinya yang bekerja. Sehingga, rata-rata seorang karyawan dalam sebulan hanya masuk kerja 1 minggu. Saya menerapkan kerja bergilir ini agar seluruh karyawan masih bisa menikmati kerjanya dan ada pendapatan yang nantinya diterima," ujarnya.

Sementara itu, terkait dengan kondisi secara global dalam naungan PHRI Salatiga, Arso menyatakan bahwa selama masa pandemi Covid-19 ini,  okupansi hotel maupun omset rumah makan di Kota Salatiga mengalami penurunan drastis. Selama masa pandemi ini maksimal hanya 10 % sampai 20 % omsetnya. Kondisi demikian tidak hanya terjadi di Salatiga saja namun merata secara nasional.

"Dengan omset dan atau pendapatan yang hanya berkisar antara 10% - 20% saja, maka rata-rata hotel dan rumah makan atau resto harus merumahkan karyawannya. Meski masih saja ada yang tidak merumahkan karyawannya, namun hanya beberapa saja," katanya.

Terkait dengan para karyawan hotel dan rumah makan yang dirumahkan itu, pihak PHRI Salatiga ikut bertanggungjawab, salah satunya dengan meminta kepada Pemkot Salatiga melalui Dinas Pariwisata Kota Salatiga untuk dapat memberikan bantuan. Langkahnya ini ternyata disambut baik dan ada 96 orang berhasil menerima bantuan.

"Untuk yang tidak menerima bantuan, memang ada beberapa persyaratan yang tidak lolos. Salah satunya adalah mereka yang merupakan karyawan hotel dan restauran namun tidak ber-KTP Salatiga. Harapannya, agar Covid-19 ini segera berakhir dan kondisi perhotelan dan rumah makan atau resto dapat kembali normal seperti sediakala," tandasnya. (*)

Iklan