Iklan

Iklan

,

Iklan

Kasus Covid-19 Terus Meningkat, Ketua LA Salatiga Menilai Penanganannya Masih Jauh Dari Serius, Ditambah Penerapan Pysical Distancing Pasar Pagi Hanya Terkesan Branding

Redaksi
Kamis, 21 Mei 2020, 03:09 WIB Last Updated 2020-05-20T20:19:26Z
Ketua DPC Lindu Aji Salatiga, Heri Subroto.
Penulis: M.Nur

SALATIGA,harian7.com - Kasus penyebaran pandemi Covid-19, di Kota Salatiga  sudah dalam titik puncak keprihatinan. Hal itu dilihat semakin hari semakin bertambahnya jumlah yang terpapar positif Covid-19. Ditambah dengan penanganan wabah Covid-19 di Salatiga yang dinilainya masih sangat jauh dibandingkan dengan kab/kota lain. Demikian disampaikan Ketua DPC Lindu Aji Kota Salatiga, Heri Subroto Kamis (21/5/2020) dini hari.

Menurut Heri, Gugus tugas Covid-19, di Kota Salatiga masih cenderung pada penanggulangan dampaknya saja, (mengobati dan mentracing dengan kontak positif covid19 serta memberi dan memberi bantuan sembako), namun tidak diimbangi dengan tindakan pencegahan/preventif yang memadahi.

"Melihat kondisi tersebut, dalam penanganan Covid-19, terkesan himbauan baik langsung dari gugus tugas maupun melalui Forkopimda seolah hanya untuk menggugurkan tugas saja dan belum kelihatan maksimal,"tandas Heri.

Ditambahkan Heri Subroto, saat ini aktivitas di Jalan-jalan dan toko di Kota Salatiga, terlihat masih  berlangsung seperti biasa. Bahkan saat ini jelang lebaran lebih ramai.

"Jelang lebaran ini, justru masyarakat beraktifitas bisa dan  seolah-olah tidak ada Covid-19,"ungkap Heri.

Dengan kondisi demikian, apresiasi terkait penataan Pasar Pagi di Jalan Jendral Sudirman yang sudah didapat dari penjuru negeri beberapa waktu lalu justru terkesan hanya pencintraan saja.

"Kenapa saya katakan pencintraan. Karena terbukti saat ini kondisi Pasar Pagi sudah tidak seperti yang diberitakan oleh media sebelumnya,"terangnya.

Dijelaskan Heri, meskipun Pemkot Salatiga berencana aka menutup Pasar Pagi, namun menurut saya itu bukan suatu langkah yang tegas dan efektif dalam pola pencegahan penyebaran Covid- 19. Akan tetapi justru sangat berpengaruh terhadap sektor ekonomi masyarakat Kota Salatiga.

"Adanya carut marut realita masih berkumpulnya orang ditempat - tempat umum seperti jalan, swalayan,toko, dan pasar. Maka seyogyanya kondisi tersebut dapat diatur sedemikian rupa dan mengikuti panduan social/physical distancing, pemakaian masker dan cuci tangan. Namun apakah itu sudah dilaksanakan,"tandas Heri.

Untuk itu jangan hanya di jadikan geliat ekonomi semata-mata sebagai alasan untuk melanggar panduan yang sudah ada."Silahkan beraktifitas dengan mematuhi aturan yang ada, namun peran pemerintah dalam kebijakan dan pelaksanaan harus dikoordinir dengan seragam,tertib, dan berkesinambungan antar bagian oleh pemerintah mulai dr hulu ke hilir dan bekerjasama dengan masyarakat,"ungkap Heri.

"Jangan mengampangkan dengan statement-statemen  tidak bertanggungjawab bahwa penambahan kasus positif terpapar Covid-19 bukan dari cluster baru, apapun argumennya nyatanya penderita positif Covid-19 di Salatiga terus bertambah signifikan."

Dan saat ini, masih kata Heri, himbaun pemerintah pun kita lihat tak ada yang memonitor dan mengevaluasi baik di lapangan, apalagi menindak dengan ketegasan. Untuk itu kualitas dan kapasitas SDM, pemikiran solutif, pelaksanaan dilapangan, dan kemampuan berkomunikasi sangat penting dimiliki oleh seluruh punggawa-punggawa  pemerintahan yang harus merangkul masyarakat dalam menghadapi Covid-19 ini.

"Kalau hal tersebut belum ada maka saya rasa jauh panggang dari api untuk menyelesaikan masalah tersebut.Ditambah lagi kekawatiran saya menjelang dan pasca Hari Raya Idul Fitri 1441 H,"tuturnya.

Pemerintah Kota Salatiga dengan keterbatasan rumah sakit berikut dengan Nakesnya, berbading pada kondisi carut marutnya penanganan dalam Artian Pencegahan (Preventif) Covid-19 di Salatiga ini, maka diprediksi akan mengalami kewalahan yang maksimal atau ketidak mampuan jika pola penanganan tidak segera diubah atau tidak segera mengedukasi pencegahan dari Kab/Kota lain dengan meninggalkan Ego Sektoral masing-masing.

"Pemerintah berikut punggawa-punggawa Kota Salatiga hendaknya tambah serius dalam menghadapi Penyebaran Covid-19, menjelang dan pasca Hari Raya Idul Fitri. Jangan hanya serius dibidang Proyek-proyek saja,"terangnya.

Prihatin ditengah pandemi masih melaksanakan pembangunan proyek trotoar

"Keprihatinan saya terhadap Kota Salatiga juga pada proyek perbaikan trotoar. kenapa pd kondisi pandemi seperti ini masih saja melanjutkan sebagian proyek-proyeknya yang bersifat non urgensi dan tanpa melihat asas manfaat keperuntukanya?! ada apa dengan ini?!,"ucap Heri.

Meski demikian, bukan berarti melanjutkan pengerjaan proyek itu salah. Bukan begitu, tapi lebih baik dapat ditunda terlebih dahulu dan harus mengutamakan kesiapan RS dan Nakes kita dalam mengantisipasi gelombang Idhul Fitri dan pasca Idul Fitri mengingat inkubasi virus Covid-19 beragam 14 sd 30 hari atau dengan mengubah pola preventif dari sekarang.

"Jika tidak lekas mengambil sikap yang lebih serius, saya Kawatir semua akan terlambat,"pungkas Heri.(*)

Berita terkait:
Keputusan Pasar Pagi Libur Selama Lima Hari, Teddy Menyebut Hanya Pencitraan Saja - "Apa Yang Dihasilkan Dari Lima Hari"

Iklan