Iklan

Iklan

,

Iklan

Teruslah Bertumbuh, Keberhasilan Membangun Masyarakat Tidak Dicapai Dalam Tempo Satu Malam

Redaksi
Senin, 02 Maret 2020, 05:13 WIB Last Updated 2020-03-01T22:13:31Z
Agus Subekti, Presiden Direktur LAPK SIDAK
Opini,harian7.com -  Lembaga Advokasi dan Perlindungan Konsumen (LAPK) SIDAK, dibentuk dan didirikan atas inisiasi anak – anak bangsa yang peduli dengan perkembangan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang akan menghadapi nasibnya dikancah pergulatan dunia internasional. Demikian diungkapkan Agus Subekti Presiden Direktur LAPK SIDAK kepada harian7.com, Minggu,(1/3/2020) kemarin.

Lebih lanjut Agus menjelaskan, dari semua potensi kekayaan sumber daya alam dan manusianya, Indonesia diharapkan menjadi salah satu motor perubahan dunia menuju ke arah yang lebih baik. Berpedoman pada semua perudang – undangan yang berlaku di Republik Indonesia, LAPK SIDAK mencoba peran aktif dan kerja nyata di lingkup terkecilnya. Membantu program – program kerja pemerintah dengan memberikan informasi – informasi secara terus menerus ke masyarakat khususnya di wilayah Kabupaten Semarang dan Kota Salatiga, LAPK SIDAK yang berdiri pada 25 Juli 2017, mencoba memberikan advokasi di bidang pemberdayaan masyarakat.

"Sebagai salah satu aktivitas yang masih terus dilakukan adalah dengan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Prima Agung di Kelurahan Kauman Kidul, Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga, Provinsi Jawa Tengah, LAPK SIDAK turut serta mewujudkan mimpi masyarakat di Kelurahan Kauman Kidul untuk menjadikan wilayahnya sebagai sebuah destinasi wisata berbasis edukasi di bidang pertanian, perikanan dan pendidikan kewirausahaan,"ungkap bapak dua anak ini.

Sejarah Pengembangan Kampung Wisata Si Talang

Mengisahkan komitmennya sebagai lembaga yang mengabdi kepada masyarakat, Agus menuturkan, menyadari dengan semakin sempit dan berkurangnya penghasilan petani di wilayah perkotaan dari pertumbuhan permukiman penduduk, Gapoktan Prima Agung di bawah kepemimpinan Agus Thohirin, mencoba mengusung program Konsolidasi Tanah berbasis Agrowisata. Ide Agus Thohirin dan pengurus Gapoktan Prima Agung, disambut baik oleh Kantor Badan Pertanahan Negara (BPN) Salatiga. Pada tahun 2016, dimulailah babak baru program Land Reform pemerintah dengan menggabungkan Konsolidasi Tanah berbasis Agrowisata. Pada tahun 2017, program konsolidasi tanah di Kelurahan Kauman Kidul dimulai, dengan adanya sumbangan tanah dari warga untuk menunjang sarana prasarana Agrowisata seperti pemberian sumbangan tanah dari warga untuk akses jalan. Program yang berawal dari 150 bidang tanah, terus berkembang di tahun – tahun berikutnya. Hingga tahun 2019 telah ada 550 bidang tanah yang telah ditata ulang melalui program Konsolidasi Tanah.

Atas respon dari Kementrian ATR/BPN RI, menjadikan Kelurahan Kauman Kidul sebagai salah satu pilot project Land Reform, geliat masyarakat untuk mewujudkan mimpi wilayahnya sebagai salah satu destinasi wisata berbasis pertanian, perikanan dan peternakan, mulai terwujud dengan adanya dukungan Pemerintah Kota Salatiga melalui Dinas Budaya dan Pariwisata Kota Salatiga, memberikan edukasi kepada sebagian masyarakat di Kelurahan Kauman Kidul, berupa pelatihan peningkatan kapasitas di bidang Tata Kelola Destinasi Wisata, Pemandu Wisata Buatan, Pemandu Wisata Alam River Tubing, Pemandu Wisata Budaya dan Pengembangan Manajemen Home Stay.

Pasar Tiban Si Talang dan Komunitas Gubug Agung

Dengan adanya peningkatan kapasitas masyarakat dari beberapa pelatihan Kepariwisataan diharpakan semakin sempitnya lahan pertanian bisa dikombinasi dengan sebuah wahan wisata alam dan edukasi. Untuk itulah, Gapoktan Prima Agung juga telah menginisiasi sebuah aktivitas pasar tiban, dengan nama Pasar Tiban Si Talang, untuk menarik minat masyarakat di Kota Salatiga dan sekitarnya berkunjung serta mengenali potensi sumber daya alam Kelurahan Kauman Kidul dan juga diharpkan menjadi tempat pertemuan langsung antara petani dan masyarakat konsumen dari produk – produk hasil pertanian juga peternakan.

Adpun nama Si Talang, digunakan dari sebuah lokasi di sekitar area persawahan di Kelurahan Kauman Kidul, dimana produksi beras hitam menjadi salah satu unggulan pertanian lahan basah para petani di Kelurahan Kauman Kidul.  Selain itu, budidaya ikan air tawar seperti halnya lele, koi serta pertanakan unggas, domba dan sapi, menjadi komoditas lain yang juga dapat dijadikan nilai tawar kepada masyarakat luas.

Cita rasa beras hitam dan beras putih dari varietas Pandan Wangi, telah terbukti memiliki kualitas tersendiri dibanding dengan beras – beras lokal sejenis dari daerah lain. Pola tata kelola pertanian yang masih alami, dengan sedikit sentuhan modernisasi di bidang peralatan pertanian, menjadikan tradisi budaya masyarakat untuk mengelola lahan berbasis pelestarian lingkungan masih tetap terjaga hingga saat ini.

Pasar tiban Si Talang, dikelola oleh sebagian besar petani lahan basah (sawah), sementara itu, pengelolaan budidaya ikan air tawar, dikoordinasikan oleh Paguyuban Gubug Agung. Paguyuban Gubug Agung, tidak hanya mengembangkan budidaya ikan air tawar konsumsi, budiaya ikan hias jenis Koi pun, menjadi salah satu produk unggulannya.

Pemberdayaan Potensi Saluran Irigasi

Kombinasi pertanian dengan wisata alam, dicoba dikembangkan oleh warga Kelurahan Kauman Kidul dengan membentuk sebuah Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) pada tahun 2018. Dengan beberapa paket edukasi wisata pertanian dan perikanan. Disela aktivitas wisata edukasi tersebut, para pengunjung yang saat ini lebih didominasi oleh siswa – siswi Taman Kanak – Kanak, Sekolah Dasar, dapat pula menikmati olah raga air, River Tubing yang memanfaatkan arus di saluran – saluran irigasi yang melintasi di area persawahan di Kelurahan Kauman Kidul.

Pada bagian lain, bantaran jalur irigasi, dibentuk sedemikian rupa oleh warga setempat, untuk sarana jogging track, sehingga diharapkan nantinya, wisatawan yang berkunjung ke Kelurahan Kauman Kidul, dapat menikmati suasana persawahan yang masih alami dan dapat mengurangi tingkat kepenatan dari aktivitas rutin di perkotaan.

Pemanfaatan sarana saluran irigasi, telah diatur sedemikian rupa agar tidak mengurangi fungsi pokoknya sebagai salah satu sumber pengairan bagi areal persawahan di Kelurahan Kauman Kidul dan sekitarnya. Penanaman tanaman buah, seperti jambu Kristal, sirsak, dan juga jenis – jenis pohon buah lainnya, akan menjadi daya tarik tersendiri di bagi wisatawan.

Dinamika Pengembangan Agrowisata

Apa yang diinisiasi oleh Gapoktan Prima Agung, bukannya berjalan tanpa hambatan, dinamika yang tumbuh di masyarakat Kelurahan Kauman Kidul, telah memunculkan sebuah permasalahan hukum dari jalannya proses Konsolidasi Tanah. Hal ini, menjadi perhatian khusus LAPK SIDAK, manakala program yang baik disaat tidak dikomunikasikan secara massif dan menyeluruh, akan menimbulkan sebuah polemik. Karena, adanya kepentingan – kepentingan di dalam masyarakat, bila tidak disikapi secara bijaksana dan mendasar, justru akan mematikan potensi wilayah itu sendiri.

Keberadaan LAPK SIDAK sebagai sebuah lembaga independen, sedikit banyak telah memberi kontribusi nyata dari pergerakan warga di Kelurahan Kauman Kidul, untuk mewujudkan mimpi pengembangan wilayahnya menjadi kawasan Agrowisata. Mengacu pada pendapat salah satu ahli, sutrisno (2000:185) menjelaskan, dalam perspektif pemberdayaan, masyarakat diberi wewenang untuk mengelola sendiri dana pembangunan baik yang berasal dari pemerintah maupun dari pihak lain, disamping mereka harus aktif berpartisipasi dalam proses pemilihan, perencanaan, dan pelaksanaan pembangunan. Perbedaannya dengan pembangunan partisipatif adalah keterlibatan kelompok masyarakat sebatas pada pemilihan, perencanaan, dan pelaksanaan program, sedangkan dana tetap dikuasai oleh pemerintah.

Tim LAPK SIDAK, sedikit banyak telah mendorong masyarakat di Kauman Kidul, untuk lebih mengenali potensi wilayahnya, baik itu dari sumber daya alam, sumber daya manusia dan peran serta stake holder. Aktivitas ini dibuktikan dengan penyelenggaraan Pahargyan Panen Agung pada tahun 2019, dimana peran serta masyarakat, pengusaha lokal, swasta (perusahaan) yang ada di Kota Salatiga, akademisi, dan pemerintah di tingkat tapak (Kelurahan), telah bisa menyajikan sebuah wahana edukasi pelestarian budaya, pelestarian lingkungan alam dan juga menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke Kelurahan Kauman Kidul.

Pro dan kontra adanya pengembangan kawasan pertanian berbasis Agrowisata, setidaknya telah membuat masyarakat di Kelurahan Kauman Kidul, sadar akan potensi wilayahnya dan adanya upaya untuk memunculkan ide – ide kreativ dari masing – masing elemen masyarakat yang telah terakomodir di setiap organisasi – organisasi kemasyarakatan di bawah koordinasi pemerintah Kelurahan, Kecamatan serta Pokdarwis.

Semangat Untuk Terus Bertumbuh

Dari semua dinamika yang ada, satu hal penting yang masih dijadikan masyarakat di Kauman Kidul untuk terus mengembangkan wilayahnya, yaitu Semangat Untuk Terus Bertumbuh. Semangat ini penting, dikarenakan adanya inovasi – inovasi dari individu – individu di Kelurahan Kauman Kidul dalam membuat terobosan – terobosan baru dalam menarik minat wisatawan terus di kembangkan. Pasar Si Talang yang tadinya diselenggarakan di sepanjang jalan usaha tani, telah diakomodir oleh warga yang memiliki lahan luas dan dengan masih terjaganya pepohonan besar, dibentuk dan dibangun menjadi sebuah wahana baru untuk pasar tiban yang menjajakan hasil pertanian dan peternakan di Kelurahan Kauman Kidul, bahkan dari daerah di sekitar Kelurahan Kauman Kidul.

Perbaikan sarana dan prasarana, telah secara swadaya dikerjakan oleh masyarakat, penyelenggaraan wahan River Tubing untuk anak – anak sekolah, telah dimodifikasi sedemikian rupa dari masukan – masukan para pengunjung. Kondisi inilah, diharapkan oleh Pokdarwis Kampung Wisata Si Talang,  Gapoktan Prima Agung, Paguyuban Gubug Agung, menarik perhatian semua pihak, baik itu dari Pemerintah Kota Salatiga, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, kementrian terkait, serta peran serta stake holder lainnya untuk bersama – sama memberikan sebuah “demlot” kombinasi program penataan tata ruang wilayah berbasis pada keunggulan potensi setempat.

Semangat untuk terus bertumbuh di masyarakat, seyogianya menjadikan perhatian khusus pemerintah untuk memberikan porsi khusus pada peningkatan kapasitas, kualitas hasil karya anak – anak bangsa demi kuatnya fondasi bernegara dalam nuansa Kebhinekaan, Persatuan dalam Perbedaan, menjadi suatu gerakan untuk memantapkan kemandirian pangan, kemandirian ekonomi, serta menumbuh kembangkan rasa cinta tanah air.(*)

Laporan : M.Nur

Iklan