Iklan

Iklan

,

Iklan

 


Ditengah Gentingnya Virus Corona, Warga Dua Desa di Kec Pabelan Resah Adanya Pekerja Proyek Rest Area Tol Bawen-Salatiga KM 456 Bekeliaran

Redaksi
Jumat, 27 Maret 2020, 02:14 WIB Last Updated 2020-03-26T19:14:34Z
Dua Kepala Desa, bersama Forkopincam Pabelan serta tim Puskemas Pabelan saat mendatangi proyek rest area KM 456.
Ungaran,harian7.com - Dua warga desa yakni Desa Ujung-ujung dan Desa Tembelangan, Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang, mengaku resah dengan adanya pekerja  proyek rest area tol Bawen-Salatiga KM 456.

Pasalnya ditengah kondisi merebahnya Virus Corona saat ini, didapati para pekerja tersebut pakedapatan 'berkeliaran' bebas di area pemukiman warga.

Bahkan dari ratusan para pekerja  tersebut, saat ini menetap tinggal sementara dan juga ada yang memanfaatkan belasan rumah warga untuk indekos. Selain itu para pekerja tersebut juga tidak memberikan keterangan identitas diri atau pun keterangan kesehatan dari pihak berwenang (Dinas Kesehatan/Ahli medis - red).

Sementara Kepala Desa Ujung-ujung Samroni saat dikonfirmasi wartawan, Kamis (26/3/2020), membenarkan terkait hal tersebut. Ditengah mengunjungi lokasi proyek bersama Forkopincam Pabelan serta tim Puskemas Pabelan, para perangkat desa Ujung-ujung dan Tembelangan meminta kejelasan terkait kesehatan serta asal usul pekerjaan proyek rest area KM 456 tersebut.

"Kami datang untuk meminta kejelasan. Karena kami banyak mendapatkan aduan dari warga masyarakat yang resah setelah mengetahui para pekerja proyek tol rest area KM 456 'berkeliaran' di pemukiman mereka,"terang Samroni.

Dengan adanya para pekerja yang berkeliaran, maka warga di dua desa ini merasa kawatir, mengingat para pekerja tersebut belum jelas asal usulnya. Maka dikawatirkan jika para pekerja tersebut  berasal dari daerah pendemi Covid-19 dan membawanya ke pemukiman mereka.

Mengingat saat ini, dengan adanya himbauan dari Pemerintah Pusat hingga daerah untuk memperhatikan dan mencatat pendatang khususnya dari daerah pandemi Covid-19 di Indonesia.

Lanjut Samroni, selain merasa resah, warga juga mempertanyakan mengapa disaat sekolah, sejumlah instansi pemerintah libur dan swasta merumahkan karyawannya justru para pekerja proyek rest area tol Bawen-Salatiga KM 456 ini tetap bekerja.

"Proyek harusnya diliburkan sejalan dengan kegiatan pendidikan seperti himbauan pemerintah. Kalau tidak ada wabah Covid-19, warga kami juga tidak masalah,"terang Samroni.

Sebagai informasi, rumah warga yang digunakan sebagai transit sementara para pekerja pendatang ini mencapai belasan.

"Intinya kita ingin para pekerja ini tidur di rest area saja, buatkan mess sendiri jangan keluar masuk pemukiman warga. Kita tahu ini proyek pemerintah tapi kan himbauan Covid-19 juga yang buat pemerintah pusat," tegas Samroni.

Adapun hasil dalam pertemuan dengan pihak pelaksana proyek (Pimpro) rest area tol Bawen-Salatiga KM 456, yang dimediatori Camat Pabelan, atas tindak lanjut  amanah dari Sekda Kabupaten Semarang, sebagai Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di wilayah Kabupaten Semarang.

Menerapkan

Menanggapi keresahan itu, Projek Manager dari PT Astari Marga Sarana Ahmad Nuryadin kepada wartawan mengatakan sejalan dengan merebaknya Covid-19 saat ini pihaknya telah menerapkan keselamatan dan kesehatan pekerja proyek rest area tol Bawen-Salatiga KM 456.

Ia menjelaskan, protokoler Kementerian PU sejauh telah dijalankan dengan membentuk Satgas K3, edukasi yang dilakukan tiap pagi, pengarahan keselamatan bekerja dan di tambah penanganan khususnya ditengah merebaknya Covid-19 di rest area 456.

Total jumlah tenaga yang dipekerjakan di proyek rest area tol Bawen-Salatiga KM 456 kurang lebih 430-an orang.

"Bukan hanya diproyek, tapi di mes pun kita terapkan hal serupa. Namun memang kita ada keterbatasan dengan alat pengukur suhu. Jadi tiap pagi kita akan cek kesehatan pekerja, juga suhu badan pekerja. Diatas 37 derajat kita pulangkan. Dibawa itu silakan bekerja," papar Ahmad Nuryadin.

Terkait pekerja yang menyebar di lingkungan sehingga meresahkan warga, bersama Satgas K3 akan lebih diefektifkan keberadaan pekerja.

"Kalau ditarik ke dalam semuanya, kita akan lihat terlebih dahulu karena kondisi kapasitas kurang. Tapi akan kami petakan menurut waktu kerja mengingat waktu pekerjaan saat ini tinggal tiga Minggu saja," pungkasnya.

Sementara itu, Adi Suseno dari bagian Safety and Security PT Astari Marga Sarana mengungkapkan,  dalam pelaksanaan proyek rest area tol Bawen-Salatiga KM 456 ini setiap pengunjung wajib menjalani pengukuran suhu.

Satgas K3 di proyek rest area tol Bawen-Salatiga KM 456 ini juga telah melakukan penyemprotan disinfektan.

Fasilitas kelola di rest area itu juga sudah dilengkapi disinfektan dan hand sanitizer. Himbauan agar setiap pengunjung juga diharapakan selalu cuci tangan.

Treck record pekerja pun, telah dijalankan. Semua SOP pencegah Covid-19 di update seminggu sekali. Tak terlupa area yang terjamah tangan sudah dilakukan penyemprotan disinfektan setiap dua jam sekali.

"Saat ini, pintu masuk awalnya tiga, sekarang diberlakukan satu saja. Dipastikan, semuanya tanpa terkecuali menemui standar kesehatan," imbuhnya.

Sementara, pihak Puskesmas yang diwakili dua Dokter dari Kacamata Pabelan dr Rismayanti meminta agar pekerja melokalisir diri sendiri.

"Justru melokalisir diri sendiri tidak masalah, itu malah aman. Tapi tidak aman, ketika lingkungan bersih dicampur dari luar yang tidak tahu asal usulnya. Jadi kamj minta komunitas ini tetap stay," pinta dr Rismayanti.

Harapannya dari pihak Puskesmas termasuk warga, kalau pun ada yang pulang ke daerahnya jangan kembali. 

Ia juga mengingatkan, dari sisi pengecekan apakah seseorang terpapar Covid-19 pengukur suhu tubuh saja tidak menjadi patokan.(M.Nur/Na)

Iklan