Iklan

Iklan

,

Iklan

Semakin Tertundanya Pembangunan Pasar Rejosari Salatiga, Maka Akan Terjadi "Kemlaratan Massal" Para Pedagang

Redaksi
Selasa, 25 Februari 2020, 19:57 WIB Last Updated 2020-02-25T13:03:02Z
Lahan eks Pasar 'Sapi' Rejosari Salatiga yang layak menjadi "hutan kota baru" yang semakin mangkrak.
SALATIGA, harian7.com - Pembangunan Pasar 'Sapi' Rejosari Salatiga yang hingga tahun 2020 ini ternyata hanya "isapan jempol". Pasalnya, pasar yang pernah terbakar tahun 2008 silam, sampai sekarang justru mangkrak bahkan, kepastian akan pembangunannya pun semakin "buram".

Terkait akan mangkraknya lahan eks Pasar Rejosari yang lebih dikenal dengan sebutan Pasar Sapi Salatiga itu, MPC Pemuda Pancasila (PP) Kota Salatiga tergerak untuk ikut berperan dan berpartisipasi. Partisipasi ini diantaranya dengan menggelar aksi sosial yang dikemas dengan aksi bersih-bersih "hutan kota baru" yaitu membersihkan rerumputan yang tumbuh subur di lahan tersebut.

"Kami dari PP Salatiga tetap akan melanjutkan program aksi bersih-bersih di lahan eks Pasar Rejosari ini. Bahkan, sekarang ini sedang mempersiapkan segala sesuatunya seperti sarana dan prasarana pendukung untuk bersih-bersih tersebut. Pasalnya, jika lahan itu hanya didiamkan saja oleh Pemkot Salatiga maka benar-benar akan menjadi "hutan kota baru" di Salatiga," jelas Eko Niryogo, Ketua MPC PP Kota Salatiga kepada harian7.com, Selasa (25/2/2020).

Ditambahkan, bahwa MPC PP Kota Salatiga juga akan mendesak kepada Pemkot Salatiga untuk secara serius membangun pasar tersebut. Pasalnya, sejak terbakar dan kini sudah 12 tahun, telah terjadi "kemlaratan massal" di pasar tersebut. Ini terlihat dari awalnya ada 400 pedagang, kini hanya tinggal kurang lebih 70 pedagang aktif.

"Sementara sebanyak 330 pedagang, kita tidak tahu kemana nasibnya dan sampai sekarang menjadi apa dan bagaimana tidak jelas. Hal ini karena tidak ada yang tanggung jawab. Ini tidak bisa hanya didiamkan dan diberikan janji-jani manis saja. Harus ada tindakan nyata yaitu segera dibangun," ujarnya.

Menurutnya, MPC PP Kota Salatiga melihat hal itu tergerak untuk berperan aktif. Selain bakti sosial bersih-bersih, juga segera memerintahkan kepada BPPH PP Salatiga untuk melakukan kajian hukum akan mangkraknya Pasar Rejosari itu.

"Dengan tidak segera dibangun pasar itu, maka akan memberikan peluang kepada kapitalis baru untuk mendirikan toko modern. Dan ini jelas akan merugikan pedagang. Ini ditinjau secara umum, bahkan masyarakat juga akan rugi," tandas Eko.

Sejumlah pedagang Pasar Rejosari yang masih bertahan berjualan di komplek pasar itu mengaku sangat merindukan akan pembangunan Pasar Rejosari. Harapannya, Pemkot Salatiga secepatnya mewujudkan janjinya untuk membangun pasar ini. Karena jika masih tertunda dan tertunda lagi pembangunannya, maka pedagang akan semakin terpuruk dan terus merugi.

"Kami ini benar-benar berharap Pasar Rejosari segera dibangun secara nyata dan bukan hanya janji belaka. Puluhan tahun kami menunggu dan menunggu, namun hingga 12 tahun lamanya, tidak ada kejelasannya. Kami yakin, jika pasar ini dibangun pasti akan lebih menggairahkan perekonomian masyarakat sekitar maupun Salatiga secara umum," tutur sejumlah pedagang yang enggan disebut namanya ketika ditemui harian7.com, Selasa (25/2/2020). (Heru Santoso)

Iklan