Iklan

Iklan

,

Iklan

Pertumbuhan Ekonomi Jateng dan DIY Mengalami Peningkatan Baik

Redaksi
Selasa, 11 Februari 2020, 20:14 WIB Last Updated 2020-02-11T13:17:26Z

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Kepala OJK Jateng&DIY Aman Santoso dan Kepala Eksekutif Pengawasan Perbankan Heru Kristiyana, saat menghadiri acara Tahunan industri jasa keuangan 2020

SEMARANG, harian7.com - 
Pertumbuhan Ekonomi Jateng dan DIY Mengalami Peningkatan BaikOtoritas Jasa Keuangan (OJK) menyiapkan lima kebijakan strategis 2020 yang diharapkan bisa mewujudkan ekosistem jasa keuangan berdaya saing dan berperan optimal dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas.

Tahunan Industri Jasa Keuangan 2020 Jawa Tengah dan DIY yang dihadiri Ketua Komisi XI DPR RI Dito Ganinduto dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Ketua DPRD Jawa Tengah, Walikota, Bupati di Semarang. 

Kepala Otoritas Jasa Keuangan Regional 3 Jawa Tengah dan DIY Aman Santosa mengatakan di tengah dinamika perekonomian yang tidak kondusif di tahun 2019 patut 
disyukuri bahwa kinerja ekonomi di Jawa Tengah dan DIY masih terjaga dengan baik. 

"Pada 2019 pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah dan DIY tercatat masing-masing sebesar 5,41% dan 6,60%, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional yaitu sebesar 
5,02%,"ujarnya, disaat acara pertemuan tahunan industri jasa keuangan, di Hotel PO Semarang, Selasa (11/2/2020).

Menurutnya Kinerja Industri Perbankan 
kredit di Jawa Tengah dan DIY tumbuh masing-masing 7,05% dan 
6,65%, sedangkan DPK tumbuh masing-masing sebesar 6,99% dan 6,53%. Pertumbuhan 
kredit dan DPK di Jawa Tengah berada di atas pertumbuhan perbankan nasional yang tumbuh masing-masing sebesar 6,08% dan 6,54%. 

"Intermediasi perbankan di Jawa Tengah juga optimal, sebagaimana rasio LDR yang mencapai 97,47%. Hal ini sekaligus menunjukkan bahwa kondisi likuiditas di Jawa Tengah masih terjaga dengan baik,"tuturnya.

Dia menambahkan Pangsa pembiayaan perbankan syariah terhadap total kredit perbankan di Jawa Tengah dan DIY mencapai 6,83% dan 10,43% lebih tinggi dibandingkan pangsa perbankan syariah 
nasional yaitu sebesar 6,32%. 

Fungsi intermediasi, lanjutnya, perbankan syariah Jawa Tengah juga 
telah optimal yang tercermin dari rasio Financing to Deposit Ratio (FDR) sebesar 97,22%. Penyaluran KUR di Jawa Tengah masih terbesar se-Indonesia yaitu mencapai Rp82,9 
Triliun atau 17,53% dari KUR Nasional sebesar Rp473,2 Triliun. 

"Di samping itu pertumbuhannya juga sangat menggembirakan yaitu mencapai 42,35% atau lebih tinggi 
dari pertumbuhan KUR nasional sebesar 41,97%,"ujar Aman.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Heru Kristiyana menuturkan pada 2020 ini meningkatkan skala ekonomi industri keuangan melalui peningkatan nominal modal inti minimum dan akselerasi konsolidasi baik konvensional maupun syariah untuk meningkatkan daya saing dan peran industri jasa keuangan.

"Mempercepat penyediaan akses keuangan masyarakat serta mendorong penerapan market conduct dan perlindungan konsumen yang lebih baik dan mendorong pengembangan ekosistem dan keuangan syariah
stabilitas Ekonomi Makro Jawa Tengah dan DIY Terjaga dengan Baik,"ujar Heru.

Sementara itu, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengatakan pertumbuhan perbankan dan lembaga keuangan yang positif sepanjang 2019 tersebut menjadikan Jateng semakin optimistis di 2020 termasuk dengan mergernya 27 BKK menjadi 1 BPR.

"Izin resmi dari OJK terhadap BPR BKK  yang asetnya Rp2 triliun lebih diharapkan bisa membangkitkan ekonomi yang ada di level-level bawah, di tingkat desa," pungkasnya.

Editor : M.Nur

Iklan