Iklan

Iklan

,

Iklan

Kompak Bedah Buku Kuasa Media di Indonesia, Berjudul "Kuasa Media di Indonesia. Kaum Oligarki, Warga dan Revolusi Digital"

Redaksi
Minggu, 23 Februari 2020, 00:13 WIB Last Updated 2020-02-22T17:13:17Z
Pemantik saat diskusi dan bedah buku
Kupang,harian7.com  - Komunitas Pace Maker Kupang (KOMPAK) melaksanakan diskusi dan bedah buku di Luy Pung Cafe Blok 5A, Ruko Friendship, Kota Kupang, NTT, Sabtu (22/02/2020).

Kegiatan bedah buku berjudul "Kuasa Media di Indonesia. Kaum Oligarki, Warga dan Revolusi Digital", ini menghadirkan lima pemantik diskusi yaitu Anna Djukana dari Aliansi Jurnalis Independen, Beverly Rambu dari media Victory News, Rony Banase yang mewakili Ikatan Media Online Indonesia, Novermy Leo dari media Pos Kupang dan Yoseph Mbete Wangge yang mewakili Organisasi Jurnalis Muda NTT.

Pada kesempatan tersebut, Anna Djukana, mangungkapkan,"Media tidak mendukung keberagaman dan isu - isu gender, banyak mengeksploitasi perempuan,"singkatnya.

Selain itu juga mengatakan, Rony Banase, menyampaikan,"Warganet tidak persatu melawan kekuatan media, mereka terkotak - kotak oleh konten-konten yang ditampilkan media,"ucapnya.

Dimsampaikan juga oleh Novermy Leo,"Media hari ini memilih pemberitaan - pemberitaan dengan reting tinggi untuk tujuan bisnis. Sebenarnya kita bisa menyisipkan pesaan - pesan dan edukasi bagi masyarakat lewat berita - berita dengan reting tinggi,"terangnya.

Selain itu Beverly Rambu, juga menyampaikan, masyarakat sebagai kekuatan bangsa juga diharapkan makin cerdas dan bijak mengikuti perkembangan zaman. Memanfaatkan platform digital untuk menyuarakan pendapat, fakta, peristiwa, kegelisahan, dan kekhawatiran dengan bijak tanpa harus dengan mau dan tahu membuat dan menyebarkan berita hoax atau memprovokasi sesama warga bangsa.

"Berpendapatlah dan perjuangkan nilai-nilai positif yang berguna melalui berbagai platform digital dan media sosial dengan penuh tanggung jawab moral serta beretika sehingga benar-benar menjadi kekuatan bangsa yang membanggakan dan membawa perubahan signifikan bagi Indonesia,"paparnya.

Sementara itu, Yoseph Mbete Wangge, salah satu pemantik diskusi kepada harian7.com mengungkapkan, cerdas menyiapkan strategi kampanye medsos misalnya, Konsolidari wacana merupakan salah satu solusi karena untuk menjadikan sebua isu terakumulasi algoritma dan menjadi tranding.

"Kegiatan tersebut melibatkan dua puluh peserta seperti, Ketua DPRD Provinsi NTT, Emy Nomleni, Pendeta Emy Sahertian, Magabudhi, Pemuda GMIT, Jurnalis Muda NTT dan Ikatan Media Online Indonesia,"pungkasnya.(M.Nur)

Iklan