Iklan

Iklan

,

Iklan

FIS UNNES Siap Melakukan Pemetaan Kawasan Di Berbagai Bidang

Redaksi
Selasa, 21 Januari 2020, 10:43 WIB Last Updated 2020-01-21T03:54:56Z

Dekan FIS Unnes Dr.Moh.Solehatul Mustofa M.A 
SEMARANG, harian7.com -  Fakultas Ilmu Sosial (FIS) Universitas Negeri Semarang (UNNES) melalui Jurusan Geografi telah siap mendukung program pemetaan kawasan untuk berbagai hal pemetaan kawasan potensi sumberdaya alam, persebaran daerah miskin, kesehatan, rawan bencana, pengembangan 
smart village dan lain-lain berbasis sistem informasi geospasial (SIG) digital.

Dekan FIS UNNES Dr.Moh.Solehatul Mustofa, M.A mengatakan bahwa Jurusan Geografi saat ini menjadi salah satu dari lima Tempat Uji Kompetensi (TUK) di Indonesia oleh Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Geografi Profesional (Geoprof) sebagai LSP resmi dan berlisensi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) dan BIG.

"Saat ini Laboratorium Geografi juga didukung dengan peralatan peralatan standar pemetaan seperti GPS geodetik untuk pemetaan dengan ketelitian detil, fish finder untuk pemetaan bawah laut, laser distance untuk mengukur jarak otomatis 20 perangkat komputer standar 
pengolahan data spasial dan lain sebagainya,"ujarnya kepada harian7.com, di Kantor FIS Unnes, Selasa (21/1/2020).

Menurutnya Selain itu Jurusan Geografi juga memiliki Forum Asisten Geo Studio yang mewadahi mahasiswa-mahasiswa dengan minat khusus terkait riset dan project kegeografian.

Mustofa menuturkan Dengan adanya tenaga dan fasilitas pendukung tersebut keberadaan Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial UNNES tidak dapat dipandang sebelah mata dalam kegiatan pemetaan kawasan. Sebagai salah satu bentuk realisasi kompetensi pemetaan kawasan Jurusan Geografi saat ini sedang melakukan pengembangan smart village Desa Jelobo, Kabupaten Klaten berbasis sistem informasi geospasial (SIG) digital dengan akurasi spasial yang tinggi dan teknologi yang sesuai dengan pengembangan era digital.

Kegiatan pemetaan, lanjutnya, kawasan saat ini menjadi hal yang wajib dilakukan oleh setiap lapisan pemerintahan. Sebagai contoh adalah pemetaan persil tanah di 
tingkat desa, dan pemetaan rencana detail tata ruang (RDTR) pada tingkat kecamatan yang menjadi acuan rencana tata ruang wilayah (RTRW) di tingkat Kota dan Kabupaten di bawah koordinasi Dinas Pertanahan dan Tata Ruang (Dispertaru).

"Tidak hanya Dispertaru masih banyak instansi yang juga memerlukan kegiatan pemetaan kawasan sebagai upaya pendataan dan komunikasi publik,"tuturnya.

Mustofa menambahkan Sebagai contoh adalah pemetaan potensi perikanan tangkap oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan berikut dengan dinas dan lembaga di bawahnya pemetaan hasil eksplorasi dan potensi 
sumberdaya mineral oleh Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral. 

berikut dengan dinas dan lembaga di bawahnya, pemetaan potensi desa (podes) terkait permukiman, sebaran tingkat kemiskinan dibawah Kementerian Pedesaan dan Kementerian Sosial, berikut dengan dinas dan lembaga di bawahnya, pemetaan sebaran malaria oleh Kementerian Kesehatan berikut dengan dinas dan lembaga di bawahnya pemetaan wilayah rawan bencana (gunungapi, gempabumi, tsunami, kekeringan, dan lain sebagainya) oleh BNPB dan BPBD.

"Terlebih saat ini seluruh kementerian dan lembaga setingkat menteri atau di bawahnya diinstruksikan untuk melakukan pengadaan data berbasis spasial (kawasan) dalam upaya mendukung kebijakan satu peta (one map policy) oleh Presiden Joko Widodo, Bermimpilah dan teruslah berbuat baik untuk sesama,"ujar Mustofa.

Selain itu pakar-pakar pemetaan sekaligus dosen di Jurusan Geografi juga telah diakui oleh LSP Geoprof dan BIG diantaranya Dr. Tjaturahono Budi Sanjoto, M. Si., Dr. Juhadi, M. Si., Dr. Heri Tjahyono, M. Si., Edy Trihatmoko, M. Sc., Fahrudin Hanafi, M. Sc., Wahid Achsin Budi Nur Sidiq, M. Si., Jamhur, M. T., Elok Surya Pratiwi, M. Sc., dan Vina Nurul Husna, M. Sc.

Iklan