Iklan

Iklan

,

Iklan

 


Pelajar Papua Kembali Ke Semarang Pasca Kerusuhan, Karena Merasa Dibohongi

Redaksi
Jumat, 15 November 2019, 20:18 WIB Last Updated 2019-11-15T13:18:13Z
SEMARANG,harian7.com -  Puluhan pelajar asal Papua memutuskan untuk kembali ke Semarang Jawa Tengah. Mereka sebelumnya balik kampung ketika terjadi kerusuhan beberapa waktu lalu. Rata-rata mereka yang kembali ke Kota Lunpia ini untuk meneruskan pendidikan yang belum rampung.

Anderson Natkime pelajar kelas XII SMA Santo Michael Semarang mengatakan dirinya kembali ke Semarang karena tempat sekolah barunya tidak bisa menerima kiriman nomor peserta ujian nasional.

"Saya harus selesaikan dulu, sebelumnya saya pulang ke Papua karena ingin bergabung dengan keramaian. setelah lihat di YouTube sebenarnya orang tua tidak menyarankan tapi itu kemauan saya pribadi saya karena saya sadar bahwa saya merasa dibohongi oleh pemberitaan yang berkembang saat itu," ujar Anderson, kepada Media, di Press Room Kantor Gubernur Jawa Tengah, Jumat (15/11/2019).

Dia menuturkan, sebenarnya sekolah di tempat asalnya di Timika juga menerima dengan tangan terbuka untuk warga setempat yang ingin melanjutkan pendidikan.

Hanya saja, lanjutnya, ujian nasional tidak bisa dilaksanakan di sana sehingga harus menuntaskan sekolahnya di Semarang.

"Ini yang buat kami tambah nyaman, pengen di sini terus. Tapi hati kecil kami, tetap cinta Papua. Kami Merasa dibohongi oleh pemberitaan yang berkembang saat itu,"ucapnya.

Dia menambahkan, Pelajar asal Timika Papua Tengah ada puluhan pelajar yang kembali ke Semarang. Rata-rata mereka ingin meneruskan studinya ke yang belum selesai. Mereka sebelumnya pulang karena terjadi kerusuhan. Tapi ternyata informasi yang didapatnya melalui media sosial tidak sesuai dengan realita di Papua.

"Memang yang pulang ke Papua banyak, faktanya begitu karena isu-isu (negatif). Pelajar yang masih di sana bisa dihitung,"jelasnya.

Sementara itu, siswa SMK Bagimu Negeri Semarang Susan Manuaron menuturkan sejak awal sudah memutuskan untuk tidak kembali ke rumahnya di Nabire, Papua Barat, karena tidak terprovokasi dengan isu-isu negatif yang berkembang saat itu. Bahkan, ketika diajak sepupunya yang kuliah di Semarang pun dia tolak baik-baik.

"Sepupu mengajak pulang, Papua katanya mau pisah sendiri. Di sini saya aman. Pokoknya tidak, itu hari Sabtu dan Senin mau pulang, papa sudah kirim ongkos untuk pulang,"ujarnya.

Dia menambahkan, Siswi kelas XII ini merasa nyaman-nyaman saja sekolah di Semarang. Dirinya juga ditelepon oleh ibunya dan mengatakan bahwa Nabire Aman, dan Papua aman, meski ada sedang kacau saat itu.

Mereka para pendemo masih marah-marah kepada pemerintah. Dirinya mengatakan kepada ibunya ingin fokus sekolah dan akhirnya berlima dengan rekannya satu sekolah tidak pulang kampung.

"Di Semarang aman kan, fokus kami sekolah saja, tidak terganggu apa-apa. Kami sudah terasa seperti Papua, kalau ketemu sesama halo kakak. Ini papua, kita mau membeda-bedakan tidak bisa,"pungkasnya. (Andi Saputra)

Iklan