Iklan

Iklan

,

Iklan

Ribuan Warga Berbagai Daerah di Jateng "Tumpah Ruah" Hadiri Haul Mbah Moen & Peluncuran Buku Pesan Cinta Mbah Moen

Redaksi
Sabtu, 21 September 2019, 17:29 WIB Last Updated 2019-09-21T10:29:22Z
UNGARAN, harian7.com - Ribuan warga dari berbagai daerah di Jawa Tengah memadati halaman Pondok Pesantren (Ponpes) "Wali" di Desa Candirejo, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, Jumat (20/9/2019) malam. Selain acara pengajian dalam rangka Haul Mbah Moen juga digelar launching buku "Pesan Cinta Mbah Moen". Buku ini mengambil nasihat dan doa almarhum KH Maimoen Zubair.

Pengaduk Ponpes "Wali" Candirejo, Tuntang, KH Anis Maftuhin mengatakan, bahwa mereka yang hadir terdiri dari para santri, warga Kabupaten Semarang dan Kota Salatiga maupun dari kabupaten/kota di Jateng ini. Selain itu, para kyai maupun perwakilan keluarga dari KH Maimoen Zubair diantaranya Taj Yasin Maimoen (Wakil Gubernur Jateng) dan Gus Idror (Pengasuh Ponpes Al Anwar Sarang, Rembang).
Gus Yasin tunjukkan buku Pesan Cinta Mbah Moen.

"Kami disini hanya bisa mengucapkan terima kasih kepada semua saja yang hadir dalam acara tersebut. Ini menunjukkan bahwa mereka semua juga menyayangi Mbah Moen. Sekali lagi terima kasih," kata KH Anis Maftuhin.

Sementara itu, Wakil Gubernur Jateng, Taj Yasin Maimoen atau Gus Yasin menyatakan, bahwa selama hidup Mbah Moen itu sangat menghargai adanya perbedaan.

"Hingga sebelum dipanggil Tuhan, Mbah Moen itu tidak pernah membedakan cintanya kepada golongan tertentu. Semua itu adalah sama," kata Gus Yasin.

Ditambahkan, bahwa hubbul waton Mbah Moen, kasih sayang Mbah Moen kepada negara dan bangsa Indonesia itu sangat tinggi. Bahkan, ke maupun kalimat cinta Mbah Moen kepada negara dan bangsa Indonesia ada di dalam buku ini," ujar Gus Yasin sambik memperlihatkan buku "Pesan Cinta Mbah Moen".

Usai sambutan dan peluncuran buku, dilanjutkan dengan bacaan tahlil dan ayat suci Alquran hingga tengah malam. Dengan duduk bersila di pelataran pesantren, mereka khusuk melafalkan doa dan tahlil bersama.

Dalam tausiahnya, Gus Idror mengisahkan bahwa Mbah Moen sebagai Pengasuh Ponpes Al-Anwar Sarang, Kabupaten Rembang tidak henti-hentinya selalu berpesan untuk tetap menjaga Kebhinekaan. Dan pesan itu selalu dikatakan kepada anak-anak, para santri maupun  siapa saja. Intinya agar sampai kapanpun dapat merawat kebhinekaan maupun merawat persatuan bangsa.

"Mari kita semua menjaga perdamaian maupun menjalin persatuan untuk kebersamaan kita. Jangan sampai perbedaan itu menjadi penghalang," ajak Gus Idror.

Ditambahkan, bahwa Mbah Moen itu merupakan tokoh penting Nahdlatul Ulama (NU). Sekaligus sosok ulama dan negarawan yang menjadi panutan umat dalam segala hal.

Salah satu warga yang ikut haul bersama, Fitri (28) mengatakan bahwa dirinya dan keluarga sengaja hadir untuk mengikuti doa dan pengajian. Dirinya ingin mendapatkan keberkahan dari doa bersama untuk ulama kharismatik asal Rembang itu.

"Terus terang, saya dan keluarga itu sangat mengagumi Mbah Moen. Banyak hal yang bisa diteladani dari beliau, selain itu yang rendah hati dan selalu mengobarkan jiwa cinta Tanah Air, bahkan yang selalu diingat masyarakat adalah sangat menghargai adanya perbedaan. Sampai kapanpun saya selalu ingat akan kebaikan dan keteladanan Mbah Moe yang senantiasa hidup dan selalu dikenang umat," tandas ibu satu anak itu.

Hal senada dikatakan Edi Prayitno (48) asal Bedono, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang, bahwa dirinya juga sengaja hadir dalam acara tersebut karena ingin ikut mendoakan bersama.

"Saya dan keluarga besar saya di Bedono, selalu ingat akan pesan-pesan dari Mbah Moen. Pesan dan nasehatnya tidak ada yang menyinggung perasaan orang. Ini yang jarang terjadi pada tokoh-tokoh agama di Indonesia dan betul jika Mbah Moen itu sangat menjaga dan menghargai perbedaan" ujar Edi, usai mengikuti acara tersebut.

Dalam acara haul bersama ini terlaksana atas kerjasama Ponpes "WALI" Candirejo Tuntang dengan Forum Silaturahmi Kyai Muda (FSKM) Jawa Tengah. (RLS / Heru Santoso)

Iklan