Iklan

Iklan

,

Iklan

 


Ribuan Orang Hadiri Peringatan 40 Hari Mbah Moen, Menteri Agama Meminta Maaf Soal Pemakaman di Mekkah

Redaksi
Minggu, 15 September 2019, 04:39 WIB Last Updated 2019-09-14T21:39:12Z
REMBANG,harian7.com – Ribuan orang mengikuti Tahlil dan doa bersama dalam rangka 40 hari wafatnya Pengasuh Pondok Pesantren Al Anwar, Sarang, Rembang KH Maimoen Zubair atau Mbah Moen,  Sabtu, (14/9/2019). Acara tersebut dimulai sejak pukul 19.30 hingga pukul 24.00 WIB.

Dalam acara ini, para alumnus maupun warga berdatangan di pondok pesantren. Mereka datang rombongan dengan menggubakan mobil . Adapun para alumnus ini datang dari Brebes, Cilacap, Pekalongan, Tuban, Bojonegoro, Salatiga, Wonosobo, Magelang, Kebumen, Banjarnegara dan daerah lainnya di Jawa Tengah, Jawa Timur maupun Jawa Barat.

Salah satu di antaranya yakni rombongan yang dipimpin oleh pengasuh Pondok Pesantren Tanbughul Ghofilin Alif Baa, Desa Mantrianom, Kabupaten Banjarnegara, yang juga ajudan almarhum Mbah Moen, KH Khayatul Makky atau yang akrab disapa Gus Hayat.

“Saya berangkat Jumat (13/9/2019), sebenarnya mau langsung ke pondok, tapi istirahat dulu di hotel ini,” katanya saat di Hotel Fave Rembang.

Acara tahlil dan doa 40 hari Mbah Moen dimulai dengan pembacaan surat Yasin oleh KH A Muhammad Ainul Yakin, dilanjutkan pembacaan tahlil oleh Habib Abu Bakar Assegaf serta pembacaan Qashidah oleh HMA Al Anwar, sambutan keluarga oleh KH M Najih.

Turut hadir pula, Menteri Agama Lukman Hakim. Saat memberikan sambutan ia meminta maaf kepada seluruh hadirin pada acara Tahlil. "Saya disini bukan hanya untuk menyambung silaturrahim, saya hadir di sini untuk menyampaikan maaf saya sebesar-besarnya. Khususnya pada keluarga besar, Bu Nyai, putra-putri almaghfurlah, para kiai, dan santri. Saya mohon maaf bila ketika mengurus jenazah almarhum, banyak hal yang tidak pada tempatnya," ucapnya.

Lukman juga meminta kepada khalayak agar untuk memaklumi bahwa Mbah Moen wafat di negara orang. Di mana aturan yang berlaku tidak sama dengan di tanah air. Budaya dan tradisinya pun berbeda.
"Sekali lagi saya mohon maaf bila ada hal yang tidak sebagaimana yang diharapkan. Namun demikian, terlepas dari itu semua, mari kita semua untuk bersyukur,"tuturnya.

"Namun, meski Mbah Moen wafat di negara orang, Allah memudahkan segala urusan pemulasaraan jenazah beliau,"terang Lukman.

Kasatlantas Polres Rembang, AKP Roy Irawan mengatakan, saat acara berlangsung penutupan jalur Pantura dilakukan dalam rangka sterilisasi lokasi pengajian tahlil memperingati 40 hari wafatnya Mbah Moen.

“Sejak pukul 15.00 WIB sampai 24.00 WIB, kendaraan roda empat ke atas untuk menghindari jalur Pantura Sarang dikarenakan adanya peringatan 40 hari wafatnya Kiai Maimoen Zubair di Ponpes Sarang,” katanya.

Atas penutupan jalur tersebut, pihak kepolisian juga menyiapkan jalur alternatif bagi pengendara roda empat atau lebih. Dalam proses pengalihan tersebut, Polres Rembang juga bekerja sama dengan pihak Polres Tuban.

“Untuk rute Semarang – Surabaya lewat pertigaan clangapan di wilayah kota Rembang, atau bisa belok di pertigaan masjid Lasem, kemudian ke arah Sedan sampai Sale, hingga keluar di Jatirogo tembus Bulubancar Tuban,” terang Roy.

Rute perjalanan terbalik juga diterapkan pada arus Surabaya – Semarang. Hal itu guna menghindari penumpukan kendaraan di wilayah Kecamatan Sarang, baik dari arah timur ataupun barat.

“Untuk truk-truk besar untuk sementara masuk ke kantong-kantong parkir yang ada. Sebab, lokasi pengajian tepatnya di Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang dipastikan akan padat jemaah tumpah di jalan raya,” paparnya.

Selain dari Polisi, nampak TNI, Banser NU, Hansip maupun seksi keamanan pondok nampak berjaga di sepanjang Jalan Raya Sarang untuk mengatur arus lalu lintas dan mengarahkan titik parkir kendaraan roda dua maupun roda empat dari para jemaah. (Santoso/Humas Jateng)

Iklan