Iklan

Iklan

,

Iklan

Sepeda Kuno ‘HIMA’ dan Batu ‘YONI’ Hiasi Mapolres Salatiga

Redaksi
Selasa, 30 Juli 2019, 17:45 WIB Last Updated 2019-07-30T10:45:30Z
SALATIGA, harian7.com – Sejak beberapa bulan ini, ada pandangan berbeda di depan Pendopo Mapolres Salatiga. Di pelataran depan pendopo nampak batu ‘Yoni’ terpajang rapi serta di teras pendopo, terpajang pula sepeda “onthel’ kuno merk ‘Hima’. Sepeda ini, dinilai bersejarah pada era pemerintahan Hindia Belanda dan merupakan sepeda polisi jaman dulu.

Kapolres Salatiga AKBP Gatot Hendro Hartono SE MSi mengatakan, bahwa sepeda kuno polisi itu bermerk Hima. Pada jaman dulu, polisi saat patroli dengan naik sepeda ‘onthel’ ini. Sepeda buatan negara Belanda dan diproduksi di Kota Surabaya, Jawa Timur ada sejak tahun 1930 silam. Karena kecintaannya dengan benda-benda kuno, akhirnya sepeda kuno ini pun “nangkring” di teras Pendopo Mapolres Salatiga.

“Saya memang pecinta benda-benda kuno, dan saat mengetahui ada sepeda kuno yang dipakai polisi jalan dulu akhirnya saya cari dan dapatkan dari kolektor benda kuno juga. Selain sepeda, ada perangkat lain sebagai pelengkap dalam bersepeda ini, yaitu helm dari baja maupun klewang yang sengaja ditaruh pada boncengan belakang sepeda ini. Klewang itu merk Milsco,” terang AKBP Gatot Hendro Hartono kepada harian7.com, belum lama ini.

Ditambahkan, jika dilihat secara teliti akan ditemukan tulisan Polisi pada ‘sadel’ dan rangka sepeda ini. Untuk mendapatkan kelengkapan sepeda ini, tidak hanya dari satu kolektor. Untuk rangka sepeda didapatkan dari seseorang di Ponorogo Jawa Timur dan klewang maupun helm didapat dari gudang di Satlantas Polres Salatiga.

Pada sepeda ini, diberikan keterangan pula tentang “Klewang” yang dimaksudkan. Selain itu, juga keterangan akan Sepeda Hima ini. Sepeda Hima dibuat oleh perusahaan  SL.Manson & Co di Kota Surabaya. Perusahaan ini membuat sepeda ini untuk leger (tentara), marine (angkatan laut), politie (polisi), dan posdienten (layanan pos). Sedangkan, Klewang belanda ini dibuat untuk menanding atau melawan Klewang asli Indonesia-Atjeh (bentuk mirip golok) yang telah lama ada. Ini disebabkan karena tidak ada senjata lain yang mampu menundukkan atau mengalahkan senjatanya orang Atjeh.

“Klewang itu, sukses digunaan pada periode perang melawan Atjeh pada tahun 1873-1904, pedang jenis ini menjadi sangat popular dan terus menjadi senjata standar tentara Belanda selama Indonesia dan di negara koloninya yang lain. Awalnya, Klewang ini dipesan di pabrik di Solingen-Germany, lalu baru diproduksi di Hembrug-Belanda dan kedu persis sama, hanya beda marka,” jelas AKBP Gatot Hendro Hartono.

Selain sepeda kuno tersebut, tersimpan dan tertata rapi di sebah almari di dalam pendopo Mapolres Salatiga sejumlah benda kuno yang dulunya dipakai para polisi. Tidak jarang pula, jika lapangan Mapolres Salatiga digunakan untuk kegiatan yang mendatangkan massa, selalu saja ada yang berswafoto di sepeda ‘Hima’ itu. (Heru Santoso)

Iklan