Iklan

Iklan

,

Iklan

Komunitas ‘Semar’, Latih Anak-anak Secara Gratis dan Mandiri

Redaksi
Sabtu, 13 Juli 2019, 00:11 WIB Last Updated 2019-07-12T17:11:31Z
SALATIGA, harian7.com – Tidak kurang 20 orang yang tergabung dalam Komunitas ‘Semar’ Salatiga, dengan tekad dan niat yang tulus, memberikan arahan, pembinaan maupun pelatihan secara gratis kepada 30-an anak. Mereka semua melakukannya dengan dilandasi jiwa sosial dan penuh kemandirian. Ini semua didasari oleh rasa keprihatinan melihat perkembangan anak-anak jaman sekarang. Demikian diungkapkan Pendiri Komunitas ‘Semar” (Soka Elok Aman dan Ramah), Yahya (58) kepada harian7.com, disela menjaga stan dalam Pameran dan Bazar Buku di pelataran Dinas Perpustakaan & Kearsipan Kota Salatiga, Jumat (12/7/2019) siang.

        “Kami mendirikan komunitas ini dengan nama Komunitas ‘Semar’, didasari hari rasa keprihatinan akan anak-anak jaman sekarang ini. Sejak berdiri tahun 2015, sampai sekarang ada anak-anak binaan sebanyak 30-an anak. Untuk Komunitas Semar sendiri hingga kini ada 20 anggota. Markas kita ada di Soka RT 08 RW 07, Kelurahan Blotongan, Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga,” kata Yahya, didampingi Ketua Komunitas ‘Semar’ Murdiyanto (58).

        Ditambahkan, bahwa dipilihnya nama Semar karena mempunyai arti salah satunya “Pengayom”. Harapannya, para anggota komunitas ini dapat menjadi pengayom keluarga maupun secara umum masyarakat. Bahkan, dalam menjalanan roda organisasi ini, dilakukannya secara sosial. Apa yang dijalankan Komunitas ‘Semar’ dengan melibatkan masyarakat khususnya anak-anak, seluruhnya dilakukan secara gratis.

        Dalam programnya, Komunitas ‘Semar’ membuka Taman Bacaan, Pelatihan Melukis maupun pelatihan Membuat Patung. Untuk mendampingi anak-anak dalam mengikuti kegiatan di komunitas ini, melibatkan sejumlah mahasiswa UKSW Salatiga sebagai pendamping ataupun pengajarnya. Para pendamping/pengajar ini seluruhnya melakukannya secara sosial dan tidak ada pamrih menerima honor.  Ini boleh dikatakan sebuah program yang mungkin lain dari yang lain. Untuk mengikuti program ini, sama sekali tidak dipungut biaya alias gratis total.

        “Pelatihan yang telah kita laksanakan adalah pelatihan membuat taman bacaan, melukis serta membuat patung. Latihan kita buka seminggu sekali pada setiap hari Selasa sore. Para pendamping maupun pengajarnya dari mahasiswa UKSW Salatiga juga sama sekali tidak mendapatkan honor. Bahkan, dibuka pula les gratis. Target Komunitas ‘Semar’ ke depan, taman bacaan ini dapat menjadi Taman Edukasi,” ujar suami dari Rina Esti R.

        Ayah lima anak dengan enam cucu ini, selama ini memang mempunyai keahlian dalam bidang seni lukis, khususnya lukis dekoratif mengaku niatnya bersama dengan 20 anggota komunitas melakukan kegiatan yang benar-benar bersifat sosial murni. Hal ini karena sejak komunitas ini berdiri tahun 2015 lalu, seluruh biaya operasional organisasi ditanggung bersama atau mandiri.

        “Selama ini dalam menjalankan kegiatannya, sama sekali belum pernah meminta-minta bantuan dan benar-benar mandiri. Untuk pelatihan, dilakukan setiap hari Selasa pukul 16.00 wib. Sampai sekarang ini, jumlah anak yang mengikuti kegiatan atau sebagai anak-anak binaan Komunitas ‘Semarang’ ada 30 anak usia sekolah dasar (SD). Sementara ini, anak-anak yang menjadi binaan komunitas ini masih berasal dari Soka dan sekitarnya,” tandas lelaki kelahiran tahun 1961.

        Sementara, Ketua Komunitas ‘Semar’, Murdiyanto (58) menambahkan, bahwa komunitas ini telah diresmikan sejak tahun 2015 dan peresmiannya dilakukan langsung Camat Sidorejo, Nugroho (waktu itu). Hingga kini, di ‘base camp’ Komunitas ‘Semar’ mulai banyak dikunjungi warga dari luar Soka. Mereka setelah melihat apa yang dilakukan komunitas ini maupun anak-anak binaannya memberikan apresiasi.

        “Apa yang kita lakukan ini, kini mulai mendapatkan apresiasi dari masyarakat secara luas. Hal ini tidak lepas dari niat tulus kami semua bahwa yang kita lakukan ini bersifat sosial murni. Kita tidak akan minta-minta sumbangan sana-sini dan ini sama sekali belum pernah kita lakukan. Semua yang terlibat dalam Komunitas ‘Semar’ harus siap mandiri,” terang Murdiyanto. (Heru Santoso)

Iklan