Iklan

Iklan

,

Iklan

 


Biadab! Seorang Bidan Diduga di Perkosa Tuan Rumah Tempatnya Bekerja, 'Dilema Antara Suntik Vitamin C atau Obat Bius'

Redaksi
Kamis, 17 Januari 2019, 20:07 WIB Last Updated 2019-01-17T17:58:21Z
Ungaran,harian7.com - Kabar dugaan pemerkosaan terhadap seorang bidan magang di salah satu tempat praktik milik bidan UM terus santer berkembang di masyarakat sejak kurang lebih tiga pekan lalu.

Banyak masyarakat tak menduga jika DN tega melakukan perbuatan keji tersebut, terlebih korbannya salah seorang bidan yang bekerja sebagai asisten istrinya. Pasalnya, DN dikenal selain sosok tokoh masyarakat juga seorang anggota ormas ke agamaan ternama di Kabupaten Semarang.

AD salah satu rekan DN saat dikonfirmasi harian7.com mengungkapkan, sebelum peristiwa bejat tersebut terjadi,  DN bersamanya di sebuah acara di daerah Dukuh Kota Salatiga. Selanjutnya DN lebih dulu meminta izin untuk pulang.

"Pastinya saya kurang tahu, tapi kabar yang beredar di kalangan teman - teman, DN di laporkan ke Polisi karena memperkosa pekerja istrinya, perawat/bidan gitu mas," kata AD.

Baca Juga:
Wakil Bupati Semarang Ngesti Nugraha Pimpin Panen Perdana Sawi Putih Organik

Terjun di Bidang Pertanian Berawal Dari Paksaan Orangtua

Bangun Kekompakan, Kapolres Semarang Ajak Anggota Olah Raga Bola Volly

Untuk kronologinya informasi yang berkembang, awalnya DN dimintai tolong  korban untuk menyuntik vitamin C karena kurang enak badan. Namun bukan vitamin yang disuntikan, tapi obat bius.

"Katanya di bius lalu di setubuhi mas. Untuk lebih jelasnya saya kurang tahu. Tapi yang saya dengar kasus ini sudah ditangani Polisi,"jelas AD.

Hal senada juga di ungkapkan ED yang juga rekan DN. Saat di konfirmasi harian7.com ED mengatakan, "Masalah tersebut setahu saya sudah selesai, karena sudah ada solusi antara dinikahi atau ganti rugi,"katanya.

Untuk kelanjutanya, lanjut ED, ia mengungkapkan kurang tahu. Namun saat itu ia hanya di mintai tolong oleh DN terkait permasalahan tersebut.

Karena ED teman dekatnya,  ketika ditanya apa mungkin DN memperkosa sang bidan. ED menjawab,"Kelihatanya tidak, mungkin dilakukan suka sama suka atau munkin yang perempuannya ada harapan. Karena istrinya juga membela DN kok. Untuk kelanjutanya saya kurang tahu, mungkin pihak perempuannya lebih paham permasalahan ini, katanya pacaranya anggota Polisi,"jelas ED.

Sementara,Kepala Desa Kalijambe terpilih (Incumbent) Suyitno saat di konfirmasi perihal permasalah yang terjadi di wilayahnya dan dilakukan oleh warganya mengungkapkan, Mohon maaf saya tidak mengikuti proses permasalahan tersebut. Namun kalau tidak salah sudah di selesaikan.

 "Sonten Pak nuwun Sewu Kulo mboten mengikuti kasusipun, mireng kadose ditembak keluarga,"katanya.

Ketika ditanya harian7.com, apa maksudnya di tembak, Suyitno menjelaskan, "maksud di tembak keluarga itu dirembuk (musyawarah -red),"jelasnya.

Sementara dari keterangan masyarakat setempat menyebutkan,  peristiwa dugaan pemerkosaan yang dilakukan DN kepada bidan asisten istrinya terjadi sekitar akhir bulan Desember 2018 lalu.

"Masalah itu kayaknya udah selesai mas, ada informasi bahwa diduga pihak pelaku telah memenuhi tuntutan korban, dengan memberikan sejumlah uang yang nilainya fantastis mencapai ratusan juta rupiah, agar perkara tidak mencuat ke publik. Tapi pastinya saya tidak tahu. Tapi yang jelas kasus ini ditangani Polisi, karena saya lihat sempat ada polisi datang ke rumah bu bidan UM,"jelas para warga SD, WM dan TT.


Terpisah, Bidan UM saat di konfirmasi di kediamnya yang beralamatkan di Dusun/Desa Kalijambe, Kecamatan Bringin membantah terkait issue yang berkembang terkait suaminya.

"Tidak benar itu mas, kabar yang menyebar di masyarakat bahwa suami saya melakukan pembiusan sebelum melakukan dugaan pemerkosaan pada Asisten saya," ungkap UM.

UM menjelaskan bahwa waktu kejadian, dirinya tidak tahu persis dikarenakan sedang bertugas piket malam di puskesmas tempatnya berdinas.

"Waktu kejadian saya kebetulan masuk malam, jadi persisnya seperti apa saya kurang paham, hanya esok paginya saya menerima aduan dari korban, tentang peristiwa yang dialaminya," imbuhnya.

"Berdasar cerita suami saya juga bahwa dia (Bidan/asistenya - red)  bilang bahwa sedang tidak enak badan, dan meminta tolong pada suami saya untuk disuntik vitamin C," terangnya.

Atas semua kejadian yang tidak diketahui persis awal mula dan kebenarannya, UM hanya mengikuti kehendak keluarga korban yang pernah mengiriminya pesan singkat melalui WhatsApp, akan melaporkan ke pihak berwajib dan menutup tempat praktiknya.

"Pasca kejadian, yang menurut saya masih perlu dikaji lagi kebenarannya, saya mengikuti saja semua keinginan keluarga Melati. Mereka juga pernah mengirimi saya pesan WA, yang akan melaporkan peristiwa itu ke pihak berwajib dan menutup tempat praktek saya," ungkapnya menambahkan.

Terkait kabar jika persoalan ini sudah diselesaikan secara kekeluargaan dengan memberikan sejumlah uang kepada bidan tersebut dan untuk menutupi persoalan tersebut rela menjual ruko miliknya, UM menjawab tegas, "Saya justru baru tahu ini bahwa ada pemberian mobil Innova, wong mobil saya saja masih yang itu - itu saja, dan untuk penjualan ruko memang sudah kami rencanakan sejak lama untuk menutup beban hutang kami di bank, tidak ada kaitannya dengan ini semua," ungkap UM dengan sedikit nada tinggi.

Bantahan UM, tidak menutup informasi darinya bahwa pernah aparat kepolisian dari Polres Semarang untuk memeriksa tempat diduga terjadinya peristiwa perkosaan yang juga tempat praktek kebidanan di rumahnya, dan membawa sejumlah barang untuk dijadikan barang bukti. UM juga mengungkapkan bilamana semua tuduhan (dugaan pemerkosaan - red) itu benar, maka suaminya pasti sudah ditahan dan dirinya telah menunggu proses dari kepolisian yang telah lebih kurang 3 minggu tidak ada tindak lanjut tentang efek laporan terduga korban serta keluarganya atas dugaan perkosaan.

"Kalau tidak ada bukti - bukti, gimana? Kan tidak ada proses to, karena masih ada visum, dari barang - barang yang diambil kepolisian juga masih kami tunggu. Kan masih ada proses persidangan, yang dibawa terkait alat - alat untuk suntik vitamin C. Ya saya monggo saja kalau kasusnya dilanjutkan ke Polres, tapi sampai saat ini kan tidak ada apa - apa," jelas UM.

"Doakan saja bahwa semua itu tidak benar, karena kalau benar ya suami saya sudah di proses (ditahan-red), karena sudah sejak sekira tanggal 26 Desember 2018 lalu juga tidak ada proses apa - apa dari Kepolisian," tandas UM.

Secara terpisah, Kasubbag Humas Polres Semarang AKP Teguh Susilo Hadi, saat dikonfirmasi harian7.com, Rabu (16/1/2019) kemarin membenarkan tentang adanya laporan dugaan tindak pidana pemerkosaan. Saat ini sedang dilakukan pendalaman penyelidikan oleh unit PPA Polres Semarang.

"Betul ada laporan tentang dugaan perkosaan, saat ini sedang diadakan pendalaman penyelidikan untuk mengumpulkan bukti - bukti, lebih lanjut oleh unit PPA," kata AKP Teguh. (Tim Red)

Iklan