M Jusuf Kala Wakil Presiden Indonesia ke-10 dan ke-12. (Foto: hms jabar) |
"Saya mengucapkan selamat Pak Jusuf Kalla mendapatkan Honoris Causa dari perguruan tinggi ternama, dari ITB, saya turut bangga,"ucap Emil.
"Pak Jusuf Kalla adalah teladan, beliau pebisnis, politisi, birokrat, melahirkan perubahan luar biasa. Paling populer mengonversi minyak tanah menjadi gas (LPG), itu terbaik di dunia. Hanya 3 tahun mengalihkan energi yang mahal menjadi yang lebih murah," tambahnya.
Lebih lanjut Guberbur Jabar menjelaskan, penganugerahan tersebut diberikan karena Jusuf Kalla mampu melahirkan sejumlah inovasi manakala menjadi wakil presiden. Selain mengonversi minyak tanah ke gas, bantuan langsung tunai dan pembangunan Bandara Internasional Sultan Hasanuddin merupakan inovasi Jusuf Kalla.
"Karena teori beliau dalam mengefisienkan proses menjadi lebih cepat, lebih murah itu tidak sesederhana dalam praktiknya. Tapi beliau bisa mempraktikkan membangun bandara dengan lebih murah, membangun pembangkit listrik, semua adalah keputusan politik yang datang dari proses engineering,"tutur orang nomor satu di Jawa Barat.
"Para pemimpin muda patut mengikuti jejak beliau, mengedepankan kesejahteraan bangsa dengan ilmu sains," imbuhnya.
Gelar Doktor Kehormatan yang diterima Jusuf Kalla tercantum dalam SK Senat Akademik ITB nomor 43/SK/K01-SA/2003. Jusuf Kalla mendapat gelar Doktor Kehormatan dalam bidang produktivitas.
Sementara itu, Dalam orasi ilmiahnya, Jusuf Kalla memaparkan sejumlah kunci dalam berinovasi. Pertama adalah keberanian dan ketegasan untuk memulai dan mengambil risiko. Kedua, kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Ketiga, manajemen dan akumulasi pengetahuan. Kemudian, peran entrepreneur dan peranan perguruan tinggi. Terakhir adalah wisdom.
"Sungguh suatu kehormatan bagi saya, untuk menjadi penerima Doktor Honoris Causa dari institusi penting, seperti ITB. Izinkan saya, pada kesempatan ini, mengucapkan terima kasih dan menyampaikan penghargaan yang tinggi, khususnya kepada civitas akademika ITB," katanya.
"Saya berdiri di sini bukanlah sebagai seorang akademisi yang mengupas teori, tetapi untuk berbagi pengalaman saya yang selama lebih dari 50 tahun di dunia bisnis, politik dan pemerintahan,"pungkas Jusuf.(Endang/hms jabar)