Saat pertemuan Panglima Angkatan Darat Kerajaan Thailand di Makodam IM.(Foto: Inndra Widiyatmiko - harian7.com) |
Seperti release diterima harian7.com, Kunjungan Panglima RTA
yang menggunakan penerbangan militer Thailand antara lain didampingi Kepala
Staf RTA General Teerawat Boonyawat, Danjen 4th Army Area RTA Letjen Pomsak
Poolsawat, Danjen Kopassus RTA Letjen Phumipa Chansawang, Dirjen Direktorat
Intelijen RTA Letjen Chairat Changkaew serta para pejabat RTA lainnya. Kunjungan
Panglima RTA dalam rangka membahas kelanjutan kerjasama antara TNI AD dengan
Angkatan Darat Kerajaan Thailand yang ke-4 kalinya mulai dari tahun 2008, 2010,
2018 dan sekarang tahun 2020.
Pada kesempatan ini Pangdam IM Mayjen TNI Teguh Arief
Indratmoko mengatakan proses perdamaian konflik Acah yang berlangsung
lebih kurang 30 tahun (dari tahun 1976 s.d tahun 2005). Adapun pada acara
testimoni, Wali Nanggroe mewakili rakyat Aceh menyampaikan pada sambutannya
antara lain : Konflik Aceh berakhir melalui meja perundingan pada 15 Agustus
2005 yang dinegosiasikan oleh Presiden Finlandia, Martti Ahtisaari, di kota
Helsinki.
“Oleh pemerintah Indonesia Aceh diberi otonomi yang luas,
termasuk hak politik lokal, pengendaliaan pendapatan dari sumber alam,”kata Pangdam
IM Mayjen TNI Teguh Arief Indratmoko.
Ditambahkan Pangdam IM Mayjen TNI Teguh Arief Indratmoko, Yang
terjadi di Aceh sekarang, merupakan langkah luar biasa yang dijadikan
contoh oleh komunitas Internasional dalam menyelesaikan masalah internal,
seperti Negara Colombia, Afganistan, Filipina dan Myanmar.
“Wali Nanggroe juga menyampaikan, pengalaman proses
perdamaian Aceh dapat diterapkan dalam menyelesaikan konflik di Thailand
Selatan,”tambahnya.
Pada acara ramah tama turut hadir Wakapolda Aceh, Ketua
Pengadilan Tinggi Aceh, ketua DPRA, Kajati Aceh, Kasdam IM, Para Pejabat Utama
Kodam IM dan para Mantan Kombatan.(*)
Laporan : Indra Widiyatmiko