"Semuanya harus dilihat dengan baik, pada saat pendaftaran pemain sejak awal sudah ada tim yang melakukan verifikasi data-data peserta atau data pemain. Dan ini sudah bergulir lama mulai dari babak penyisihan hingga babak final dan akhirnya HBFC berhasil juara dengan mengalahkan Persiku Yunior," jelas Dance Ishak Palit kepada harian7.com, Kamis (28/11/2019).
Ditambahkan, mengapa setelah HBFC Salatiga menjadi pemenangnya atau juara Piala Suratin U-17 Jateng, tiba-tiba mencuat ungkapan dugaan pemalsuan data dari Kapten HBFC Salatiga. Apabila HBFC Salatiga kalah, dapat dipastikan ungkapan tersebut tidak akan muncul.
"Bagi saya jika ada ungkapan dugaan pemalsuan data salah satu pemain yang juga kapten HBFC Salatiga itu benar, ini berarti seluruh Pengurus Asprov PSSI Jateng beserta perangkat pertandingan selama kegiatan kompetisi berlangsung hingga akhir adalah tidak benar," kata mantan Ketua KONI Kota Salatiga.
Menurut politisi PDI Perjuangan ini, bahwa jika masalah ini benar-benar terjadi maka sudah selayaknya kompetisi Piala Suratin U-17 Jateng 2018 ini harus diulang dari awal. Pasalnya, mengapa baru setelah muncul HBFC Salatiga menjadi juara, baru muncul "tuduhan" dugaanmpemalsuan data.
"Sekali lagi saya tegaskan, jika benar dugaan pemalsuan data tersebut terjadi, maka harus diulang sejak awal. Ini tidak main-main," tandasnya.
Terpisah, kuasa hukum Persiku Yunior Kudus Dio Hermansyah SH menyatakan, bahwa terkait laporan pihaknya, Asprov PSSI Jateng akan menggelar sidang masalah tersebut pada Kamis (28/11/2019) hari ini pukul 15.00 wib.
"Kita tunggu saja hasil sidang di Asprov PSSI Jateng tersebut," ujar Dio Hermansyah SH. (Heru Santoso).
