Iklan

Iklan

,

Iklan

 


Buntut Ditangkapnya Wawan Wicaksono oleh Densus 88, Ketua RT 04 RW 07 Ledok Mengaku Merasa Kecolongan

Redaksi
Sabtu, 28 September 2019, 02:26 WIB Last Updated 2019-09-27T19:26:10Z
SALATIGA, harian7.com - Ditangkapnya Wawan Wicaksono (40) warga Tangerang di rumah saudaranya M Hadjid Setyawan (61)  di RT 04 RW 07, Kelurahan Ledok, Kecamatan Argomulyo Salatiga, Jumat (27/9/2019) sekitar pukul 17.30 wib, membuat warga sekitar merasa kaget. Bahkan, tidak tahu menahu jika ada tamu yang ternyata terlibat masalah itu.

Ketua RT 04 RW 07 Ledok, Efri Y menjelaskan, bahwa sejak Wawan Wicaksono itu datang menginap di rumah saudaranya M Hadjid Setyawan itu, sama sekali tidak ada laporan ke pengurus RT. Mengetahui kalau di rmh M Hadjid ada tamu setelah ada penangkapan oleh Densus 88 terhadap keponakan M Hadjid.

"Kami tahu setelah ada penangkapan terhadap Wawan di rumah Pak Hadjid oleh Densus 88. Sejak Wawan datang menginap selama dua hari di rumah saudaranya itu tidak ada laporan ke pengurus RT. Informasinya, datang ke Salatiga ini mau nengok anaknya di salah satu pondok pesantren di Tengaran, Kabupaten Semarang," jelas Efri di rumahnya kepada wartawan, Jumat (27/9/2019) malam.

Ditambahkan, saat penangkapan itu ternyata Wawan mau kabur lewat kamar bagian atas. Wawan tahu ada petugas Densus 88 berusaha terjun dari lantai dua rumah saudaranya namun di belakang rumah itu sudah "dikepung" polisi. Akhirnya, petugas mengeluarkan tembakan peringatan sebanyak tiga kali dan satu tembakan tepat mengenai kaki Wawan.

"Dari keterangan yang kami peroleh, Wawan datangnke rumah Pak Hadjid itu naik motor Honda Scoopy sendirian. Ternyata, kedatangannya di Salatiga ini sudah dipantau petugas Densus 88 sejak dari Solo. Saat ditangkap Wawan membawa tas seperti tas pinggang, namun tas tersebut sempat dibuangnya. Kini petugas masih menyusuri keberadaan tas Wawan itu di sekitar lokasi penangkapan. Yang jelas kami disini merasa kecolongan dengan adanya tamu menginap yang tidak laporan ke pengurus RT," jelasnya.

Sementara, M Hadjid Setyawan (61) paman Wawan mengaku, kaget juga dan tidak mengira kalau keponakannya itu terlibat aksi terorisme. Pertama datang, bilang jika dari Solo dan mampir untuk numpang tidur. Bahkan, sempat ngobrol bareng juga beberapa saat. Karena, Wawan mengaku akan nengok anaknya yang ada di salah satu ponpes di Tengaran, Kabupaten Semarang.

"Yang membuat saya curiga, Wawan sempat membungkus jok motornya dengan jas hujan. Lalu, menutupi plat nomor motornya menggunakan lap/kain pel. Dan, lebih curiga saat pamit akan keluar rumah justru meminjam motor saya. Kecurigaan lain, selama dua tahun tidak pulang Salatiga, tahu-tahu pulang dengan pakaian yang lain dari biasanya. Wawan memakai celana jegrang (cingkrang), berjubah serta berjenggot, " jelas M Hadjid Setyawan didampingi Hermi (60).

Menurutnya, selama ini Wawan Wicaksono itu tinggalnya di daerah Cirebon, Jawa Barat. Dia tinggal bersama istri keduanya dan selama dua tahun tidak pulang ke Salatiga.

"Sekali lagi, kami sangat kaget dengan kedatangan 10 anggota Densus 88 ke rumah mencari keponakan saya itu. Lebih kaget setelah dijelaskan jika Wawan Wicaksono itu terlibat aksi terorisme. Setelah ditembak petugas, Wawan langsung dibawa ke RS Bhayangkara di Semarang," tandas Hadjid lebih lanjut. (Heru Santoso).

Berita sebelumnya:
Rumah Orang Tua Terduga Teroris Digeledah, Sejumlah Barang Bukti Diamankan

Iklan