Kasus pengancaman itu dilakukan tersangka pada Senin (5/8/2019) sekitar pukul 09.30 wib. Dan dilakukan tersangka saat istrinya jualan di sekolahan. Terus-menerus istrinya minta untuk diceraikan, membuat tersangka bingung dan pisau dapur yang dibawanya itu alasannya hanya untuk menakut-nakuti istrinya.
Kapolres Salatiga AKBP Gatot Hendro Hartono menjelaskan, bahwa alasan tersangka nekat mengancam istrinya menggunakan pisau dapur karena kebutuhan ekonomi serta istrinya terus menerus minta diceraikan. Sejak enam bulan ini, tersangka menganggur dan kebutuhan ekonominya terganggu.
"Tersangka sengaja membawa pisau dapur lalu mencari istrinya, saat istrinya keluar dari warung di sekolahan tempat jualannya itu langsung diancam. Bahkan, jika istrinya masih saja meminta cerai maka akan mati. Dari sini, istri tersangka ketakutan hingga akhirnya lapor ke Polres Salatiga," kata AKBP Gatot Hendro Hartono didampingi Kasat Reskrim AKP Suharta dan Kasubbag Humas AKP Djoko Lelono, dalam gelar perkara di Polres Salatiga, Rabu (7/8/2019) siang.
Akibat ulah nekatnya itu, tersangka dijerat dengan Pasal 2 UU Darurat No 13/ 1951 atau Pasal 335 KUHPidana atau Pasal 44 UU RI No 23/2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT). Ancaman hukumannya selama 12 tahun penjara.
Sementara, pengakuan tersangka Adhi Susetyo Wicaksono dikatakan, bahwa saat dirinya bingung dituntut menceraikan istrinya timbul pikiran untuk membuat istrinya diam dengan menakut-nakuti menggunakan pisau dapur itu.
"Berkali-kali istri saya menuntut cerai karena saya hampir enam bulan tidak kerja. Bahkan, istri saya juga mengatakan jika sudah tidak cocok dan tidak kuat lagi hidup bersama saya. Dari sini, saya bingung harus berbuat apa. Maksud saya pisau dapur itu hanya untuk menakuti istri agar tidak lagi minta cerai," jelas Adhi Susetyo, bapak dengan dua orang anak kepada harian7.com disela gelar perkara. (Heru Santoso)
