“Ada kecenderungan jika arsip maupun aset masih dipandang sebelah mata. Tidak seperti urusan laporan keuangan ataupun kepegawaian yang lebih mendapat perhatian. Padahal arsip ini merupakan sumber informasi, bahan perencanaan dan pengembangan organisasi. Selain itu, ketertiban kearsipan itu merupakan salah satu indikator penting dalam mendukung reformasi birokrasi yang sedang didorong oleh Pemerintah Pusat. Untuk itu, masalah arsip untuk tidak disepelekan,” jelas Fakruroji.
Ditambahkan, bahwa selama ini penyelenggaraan kearsipan di SKPD masih menemui beberapa permasalahan. SKPD selaku entitas mempunyai tanggungjawab terhadap penyelenggaraan semua hal pendukung SKPD, seperti kearsipan, pencatatan aset, laporan keuangan sampai dengan kepegawaian. Pengelolaan kearsipan dengan baik, aman dan tidak rusak adalah sebuah keharusan. Karenanya kearsipan idealnya ditangani oleh tenaga fungsional khusus yang menangani kearsipan.
“Untuk penyelenggaraan kearsipan yang baik, unsur yang harus bersinergi antara lain pimpinan sebagai pencipta arsip, petugas kearsipan atau arsiparis, sarana kearsipan dan juga pejabat struktural. Kearsipan sendiri berfungsi sebagai pusat ingatan, sumber informasi serta sebagai alat pengawasan,” kata Fakruroji lebih lanjut, dalam paparan materi tentang Optimalisasi Sumber Daya Kearsipan di Perangkat Daerah Kota Salatiga.
Nara sumbber selain Sekda Salatiga adalah Sri Suwasty SS MH (Kabid Kearsipan Dinas Persip) dengan materi Regulasi Pengolahan Arsip Inaktif dan Sistem Kearsipan Dinamis. Suryanto SH (Kabid Pembinaan dan Pengembangan) materinya Manajemen Arsip Inaktif dan Penyusutan Arsip. Dalam kegiatan ini menghadirkan para pejabat struktural dan petugas kearsipan pada SKPD di lingkungan Pemkot Salatiga. (Heru Santoso)
