Iklan

Iklan

,

Iklan

 


Saat Perbaiki Kapal, Empat Pekerja Doking Kapal PT Kodja Bahari Meninggal Dunia

Redaksi
Senin, 29 Juli 2019, 18:42 WIB Last Updated 2019-07-29T11:43:36Z
Semarang,harian7.com - Empat pekerja doking kapal PT. Kodja Bahari meregang nyawa saat memperbaiki kapal tongkang "Zulkifli 2" di Dok perkapalan Kodja Bahari Jalan Asahan No. 3 pelabuhan Tanjung Emas Semarang. Keempatnya diketahui ditemukan dalam keadaan meninggal dunia pada tengah malam, Minggu (28/7/2019). Selanjutnya, pada Senin (29/7/2019) sekira  pukul 02.55 WIB keempat korban berhasil dievakuasi oleh tim SAR gabungan dalam keadaan meninggal dunia.

Keempat korban meninggal yakni,  Mardjono (61) asal Gondosari II NO.39 RT 07 RW 17 Kelurahan Harapan Jaya Kecamatan Bekasi Utara Kota Bekasi. Sedangkan 3 korban lainnya adalah Lamani (32), Muhammad Nur Huda (22) dan Jadi (33), ketiganya berasal Desa Pentur, Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali Jawa Tengah.

Kepala Basarnas Jateng Aris Sofingi mengungkapkan, kronologi kejadian berawal saat Minggu (28/07/ 2019) siang empat korban tersebut sedang melakukan aktivitas perbaikan ruang dalam kapal (palka) namun hingga sore tak ada kabar.

Pada pukul 21.30 WIB, Wiratno (46), Mandor pekerja yang sedang menunggu ke 4 pekerja itu curiga keempatnya yang ada didalam kapal tongkang tidak kunjung keluar dari palka sehingga menyuruh Puji Waloyo (37) untuk mengecek namun ke 4 orang pekerja tidak ditemukan, hanya menemukan barang- barang yang diduga milik pekerja yang ada diatas kapal tongkang.

Puji kemudian menghubungi Irwan ( Kabag Produksi PT. Koja Bahari ) dan selanjutnya dilakukan pengecekan kembali bersama-sama keatas kapal tongkang "Zulkifli 2" dan saat pintu palka dibuka ke 4 pekerja doking yang dicari ditemukan telah tergeletak didalam kapal tongkang tersebut.

"Ke empat 4 korban didalam ruang palka kapal itu diduga menghirup gas beracun sehingga menyebabkan mereka meninggal dunia," ungkap Aris.

Dengan informasi tersebut kepala seksi Operasi dan Siaga Basarnas Jateng Agung Hari Prabowo mengirimkan satu tim rescuer untuk melakukan evakusi dengan dilengkapi alat mountenering dan alat bantu nafas Self Contain Breating Aparatus (SCBA).

Kondisi kapal tongkang yang berdiameter palka kurang lebih 45 CM, kedalaman 5 Meter panjang 100 Meter dan lebar 50 Meter tersebut masih mengeluarkan aroma gas beracun.

"Di ruang palka yang sempit masih tercium bau gas beracun yang sangat menyengat, sehingga cukup membahayakan para rescuer yang turun evakuasi sehingga mereka kami bekali SCBA," tegas Agung.

"Alhamdulillah Setelah upaya kurang lebih 2 jam Basarnas dan tim SAR gabungan diantaranya Polair, KPLP, RSUD Kariadi korban berhasil dievakuasi dalam keadaan meninggal dunia selajutnya korban dibawa ke RSUD Kariadi Semarang," tutup Agung.


Laporan: Arie Budi

Iklan