Iklan

Iklan

,

Iklan

 


Pasca Tersengat Listrik, Selama 5 Bulan Hanya Berbaring Ditempat Tidur Lantaran Tak Ada Biaya Berobat

Redaksi
Minggu, 07 April 2019, 23:30 WIB Last Updated 2019-05-29T06:36:59Z
Ungaran,harian7.com - Diduga minimnya Penerapan Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) pada proyek konstruksi, menyebabkan seorang pekerja bernama Sugiyono (36), warga  RT 04 RW 01 Dusun Glagah, Desa Rejosari, Kecamatan Bancak, Kabupaten Semarang, mengalami nasib nahas tersengat aliran listrik PLN. Peristiwa itu terjadi pada akhir tahun 2018 lalu, saat Sugiyono bekerja sebagai buruh bangunan pengerjaan proyek revitalisasi Pasar Boto, di Dusun Krasak, Desa Boto, Kecamatan Bancak, Kabupaten Semarang.

Akibatnya kini ia (Sugiyono) selama 5 bulan hanya bisa berbaring menunggu harapan uluran tangan dari para dermawan untuk membantunya guna menjalani pengobatan.
Mirisnya, selama ini Sugiyono hanya di rawat dirumah dengan obat seadanya lantaran tidak punya biaya untuk pergi ke dokter, lantaran dia satu-satunya tulang punggung keluarga.

"Jangankan untuk berobat, untuk menghidupi kedua anak saya yang masih kecil saja saat ini hanya mengandalkan istri buruh membuat keranjang ikan asin yang hasilnya tak menentu dan jauh dari cukup,"ungkap Sugiyono saat ditemui harian7.com di rumahnya belum lama ini.

Sembari menahan sakit dan mata berkaca Sugiyono menceritakan peristiwa nahas yang menimpanya kepada harian7.com.

"Peristiwa itu terjadi sekitar 5 bulan lalu saat saya bekerja sebagai buruh proyek  pengerjaan  Pasar Krasak sekitar bulan Oktober 2018 lalu. Waktu itu saya sedang memplester dinding bangunan Pos Penjaga Pasar pada proyek revitalisasi Pasar Boto dengan menggunakan besi. Saat itu  besi yang saya gunakan menyentuh kabel listrik yang berjarak lebih kurang 1 meter. Karena besi yang saya pegang menyentuh kabel aliran listrik maka saya kesetrum dan terjatuh dari atas gedung dengan tinggi lebih kurang 8 meter. Jatuh di tumpukan pasir material proyek, dan itu ditolong oleh rekan - rekan saya seperti Hariyoto dan Arif warga Dusun Slabruk, Desa Bancak, Kecamatan Bancak, Kabupaten Semarang dan Santoso,"bebernya.

Saat disinggung harian7.com mengenai kondisi kerja dari sisi alat pengaman yang disediakan oleh kontraktor, saat pekerja melakukan pekerjaan di ketinggian, Sugiyono menyampaikan bahwa tidak ada alat perlindungan diri yang dipersyaratkan oleh kontraktor.

"Saat kerja tidak diberikan alat pengaman diri mas,"tuturnya.

Ketika di tanya dia bekerja ikut dengan kontraktor dari PT atau CV apa, Sugiyono mengungkapkan jika dirinya lupa.

"Saya lupa mas, tapi seingat saya itu rumahnya daerah tanjakan Bawen, karena saya masuk kerja disitu melalui mandor Purwodadi,''jelasnya.
Istri dan dua anak Sugiyono menunggunya dengan setia di samping tempat tidur.

Ketika ditanya apakah sampai saat ini tidak ada bantuan dari pihak kontraktor. Mendengar pertanyaan itu istri Sugiyono bernama Ika Rumiyasari (35) menjawab sembari ditemani kedua anaknya yang masih kecil.

"Setelah peristiwa itu bosnya tanggung jawab membiayai pengobatan selama 11 hari di RSUD Kota Salatiga,Namun karena tidak ada dukungan biaya untuk memenuhi kebutuhan sehari - hari, dan kepikiran anak - anak dirumah, maka suami saya meminta pulang untuk dirawat dirumah,"ungkap Ika.

Selanjutnya, masih kata Ika, "Sepulang dari rumah sakit melalui mandor proyek setiap minggunya di kasih bantuan uang sebesar Rp 500 ribu selama 1 bulan, dan disampaikan oleh mandor proyek yang mengantar uang, pemberian itu hanya pengganti upah bekerja saja,"ucapnya.

"Setelah itu tidak ada lagi bantuan dari siapapun, bahkan janji dari perusahaan untuk membantu pengobatan suami saya tidak kunjung dipenuhi, untuk itulah saya berharap suami saya segera pulih dan dapat bekerja kembali, karena dia jadi tulang punggung keluarga, dan anak - anak masih kecil, butuh peran bapaknya," imbuh Ika.

"Pernah kami sedikit lega ada salah satu orang yang mengaku dari kader salah satu partai untuk membantu, namun setelah ditunggu lama hanyalah ucapan saja dan tidak pernah ada kabar,"pungkasnya.

Sementara dari pantauan harian7.com, hampir 60 persen Sugiyono mengalami luka bakar dan tidak bisa berjalan. Sehingga selama lima bulan ia hanya berbaring di tempat tidur tanpa bisa bekerja. (M.Nur/Shodiq)

Iklan